ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHATANI JAMBU METE DI SULAWESI TENGGARA

2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 141
Author(s):  
CHANDRA INDRAWANTO ◽  
SUCI WULANDARI ◽  
AGUS WAHYUDI

<p>Metode AHP (analytical hierarchy process) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani jambu mete. Data dikumpulkan melalui wawancara secara mendalam dengan para ahli mete dan melalui wawancara terstruktur dengan petani jambu mete di empat desa dalam dua kecamatan di Kabupaten Kendari dan di empat desa dalam dua kecamatan di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan pada bulan Mei 2002. Hasil analisis menunjukkan ada 12 faktor penentu yaitu modal, tenaga kerja, sarana produksi, lahan, teknologi, managerial, lembaga pemasaran, transportasi, informasi pemasaran, kelompok tani, penyuluh dan lembaga keuangan. Empat faktor, yaitu tenaga kerja, sarana produksi, lembaga pemasaran dan transportasi bcrada dalam kondisi dapat diterima. Tiga faktor yaitu modal, lahan dan kelompok tani bcrada dalam kondisi sangat buruk, sedangkan lima faktor lainnya berada dalam kondisi buruk. Dilihat dari nilai kcpentingannya, tiga faktor yaitu modal yang kondisinya sangat buruk, teknologi dan informasi pemasaran yang kondisinya buruk, memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Ha] ini menunjukkan pioritas pembenahan usahatani jambu mete harus diarahkan pada ketiga faktor tersebut.</p><p>Kata kunci: Anacardium occidentale L, usahatani, faktor penentu</p><p> </p><p><strong>ABSTRACT </strong></p><p><strong>Analysis of determinant factors in cashew farming performance in Southeast Sulawesi</strong></p><p>Analytical hierarchy process (AHP) method was applied to analyze determinant factors in cashew farming performance. Data were collected through indepth interview with cashew experts and through structured interview with cashew farmers in four villages in two districts in Kendari Regency and in four villages in two districts in Buton Regency, Southeast Sulawesi in May 2002. The results showed that there were 12 determinant factors, i.e. the availability of capital, labour, input production, land condition, technology, managerial, market institution, transportation, market information, farmers institution, farming instructor, and financial institution. Four factors, labour, input production, transportation and market institution are in fair condition. Three factors, capital, land and fanners institution were in very poor condition. And the rest ive factors were in poor condition. The effort to increase the cashew farming performance has to be focused on capital, technology and market information factors which are in poor or very poor conditions and are crucial determinants.</p><p>Key words: Anacardium occidentale L, farming, determinant factors</p>

2018 ◽  
Author(s):  
Jozef Raco ◽  
Yulius Raton ◽  
Frankie Taroreh ◽  
Octavianus Muaja

The advancement of technology and Smartphone applications offers a lot of opportunities and challenges for companies to increase their market share. Through this technology and its application, companies such as transportation industries can make a lot of money and bring their products and services closer, faster and more easily to customers. In addition the customers cangain access to companies’ services and products on time. On the other hand the advancement of Smartphone technology disrupts the common transportation business practices. Communication and negotiation are becoming more virtual. This technology brings about huge benefits to both customers and companies. However the same technology causes a huge problem especially toother transportation companies as they might lose market if they do not use it. This technologyhelps many transportation industries to make business innovations such as offering lower prices,faster services and deliveries. This research focuses on transportation companies, specificallymotorcycle taxis with online booking, which use a Smartphone application. In Manado Indonesia there are three popular motorcycle taxi online companies that use a Smartphone online application, which are Gojek, Grab and Uber. A lot of people use an online motorcycle taxi rather than public transportation because of its convenience, affordable price, safety and speed compared to local public transport. This study aims to find out the determinant factors that influence people to use motorcycle taxi online services. This research is going to reveal the favorite motorcycle taxi online company and its criteria based on respondents’ perspectives. This paper will use the Analytical Hierarchy Process both for data gathering and data analysis. The research findings will contribute to the local government in formulating lawsand policies specifically on motorcycle taxi online service.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 25-39
Author(s):  
Luluk Suryani ◽  
Raditya Faisal Waliulu ◽  
Ery Murniyasih

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah salah satu penggerak perekonomian suatu daerah, termasuk Kota Sorong. UKM di Kota Sorong belum berkembang secara optimal. Ada beberapa penyebab diantaranya adalah mengenai finansial, lokasi, bahan baku dan lain-lain. Untuk menyelesaikan permasalah tersebut peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan Aplikasi yang dapat membantu menentukan prioritas UKM yang sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Pada penelitian ini akan digunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), untuk pengambilan keputusannya. Metode AHP dipilih karena mampu menyeleksi dan menentukan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu UKM terbaik yang dapat dipilih oleh pelaku usaha sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu UKM. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan berbasis Android, dimana pengguna akan mudah menggunakannya sewaktu-waktu jika terjadi perubahan bobot pada kriteria atau intensitas.  Hasil akhir menunjukkan bahwa metode AHP berhasil diterapkan pada Aplikasi Penentuan Prioritas Pengembangan UKM.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30-43
Author(s):  
Saras Ayu Faradita ◽  
Vinky Rahman

The fire incident in karaoke buildings in Indonesia which claimed many lives has occurred several times. According to the National Academy of Science US, the smoke toxins that come out of the fire disaster cause 50-80% of deaths. Refers to the data, it is necessary to check further about the building material response to fire during a fire incident. Masterpiece Signature Karaoke is a karaoke building that classified as large and magnificent in the city of Medan which has various material so that it is necessary to study the interior material as passive fire protection. The purpose is to find out how to assess the reliability of fire passive protection regard to the interior materials and recommendations or descriptions of right interior material planning using the Analytical Hierarchy Process (AHP). This method is efficacious to solve the problem of reliability in using interior materials as passive fire protection in Masterpiece Signature Family KTV Medan building with the results of an Adequate Level of reliability. Then, design recommendations were given for the use of interior materials in karaoke building to improve the reliability results to be better.The results are useful as information for other researchers and karaoke buildings regarding passive fire protection systems at the Masterpiece Signature Family KTV Medan.


2018 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 21-31
Author(s):  
Fahrur Razi ◽  
Ainun Mardiyah ◽  
Adang Kasmawijaya

Pengkajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain eksploratori dalam penentuan prioritas terhadap peran dan alternatif strategi pengembangan P2MKP didasarkan atas bobot prioritas atau kepentingannya dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Keterpaduan antara program pelatihan P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan” merupakan strategi yang paling diprioritaskan dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan, dengan bobot 31,52%, kemudian strategi “pengikutsertaan koordinator penyuluh daerah sebagai pembina P2MKP”, dengan bobot 28,56% sebagai prioritas kedua, dan strategi “sebagian instruktur berasal dari penyuluh perikanan” dengan bobot 24,17% sebagai strategi prioritas ketiga dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Dari beberapa strategi pengembangan P2MKP yang dapat dilakukan dalam rangka mendukung proses peningkatan kompetensi sumber daya manusia kelautan dan perikanan: Strategi “pengikutsertaan/ peningkatan peran penyuluh perikanan” merupakan strategi pengembangan P2MKP yang paling diprioritaskan, kemudian strategi “optimalisasi penyelenggaraan pelatihan” sebagai prioritas kedua, dan strategi “pembangunan kemitraan strategis” sebagai strategi prioritas ketiga.


2012 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 177-179
Author(s):  
Bhavik K Daxini ◽  
◽  
Prof. (Dr.) R.B. Bhatt Prof. (Dr.) R.B. Bhatt ◽  
Prof. Jayeshkumar Pitroda

2016 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 69-82
Author(s):  
W. Suprihatin ◽  
H. Hailuddin

The background of the problems in this study is the decreasing quality of Sade hamlet amid rising tourist arrivals. From the environmental aspect, the conditions of the hamlet began to decline, in which the initial pattern of Sade has started a lot of changes towards the deficient and began to leave the local tradition. One effort to improve the condition of Sade hamlet in social, cultural and the environmental aspect is through the formulation of a sustainable structuring, the presence and identity maintaining and making a sustainable Tourism Village. Through analysis of AHP (Analytical Hierarchy Process) by collecting the perceptions of some experts through interviews and questionnaires, obtained by weighting the priority of the experts, namely the preservation of culture as an element of priority-level goals to be achieved in the development of Sade Hamlet as a tourist village at 0,476. While the determination of the level of the main criteria in the achievement of these objectives is the highest weight while maintaining a typical village environment at 0.319. Priority strategies that get the highest weight of the experts is that Sade Hamlet Revitalization with a priority weighting of 0.583. The second priority is the relocation of Hamlet at 0.235. Lowest weighting or last priority is Replication Sade Hamlet at 0.182.


2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 663 ◽  
Author(s):  
Muhammad Fadlan ◽  
Muhammad Muhammad ◽  
Hadriansa

Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah Republik Indonesia terhadap dunia pendidikan. Beasiswa yang disalurkan oleh pemerintah melalui Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia ini, penyeleksian dan penetapan penerimanya sepenuhnya diserahkan kepada pihak Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Tahap inilah yang sangat rentan terjadinya kecurangan. Pada objek penelitian  yang diteliti hingga saat ini proses penyeleksian masih dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, hal ini tentu saja kurang efektif dan efisien, serta rentan akan terjadinya kesalahan bahkan kecurangan. Untuk itu, diperlukan suatu metodologi dan aplikasi yang tepat dalam melakukan penyeleksian penerima beasiswa tersebut. Decision Support System digunakan sebagai solusi untuk melakukan perekomendasian penerima beasiswa, khususnya dengan menggunakan Metode Technique  for  Order  Preference  by  Similarity  to  Ideal  Solution  (TOPSIS)  dan  Analytical  Hierarcy Process (AHP). Penggunaan kombinasi dua metode tersebut dilakukan agar memiliki tingkat akurasi yang baik jika dibandingkan  dengan menggunakan satu metode. Hasilnya,  aplikasi  decision support system dengan penerapan kombinasi metode Topsis dan AHP berhasil di rancang dan di ujicoba, serta sukses dalam perekomendasian penerima beasiswa PPA dengan menghasilkan data alternatif mahasiswa yang terurut mulai dari nilai preferensi yang paling tinggi 0.764 hingga terendah 0.189. Hasil ini dapat menjadi rekomendasi bagi pengambil keputusan dalam mengambil keputusan yang efektik, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 1071
Author(s):  
Fauzan Muzakki ◽  
Boedi Tjahjono ◽  
Dwi Putro Tedjo Baskoro

Mulai tahun 2015 hingga 2019 di Kabupaten Bandung Barat akan dibangun sebuah jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Padahal daerah tersebut cenderung bergunung dan berbukit sehingga berpeluang untuk longsor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan bahaya longsor skala 1:25.000 berbasis peta sub-faset lahan (satuan lahan) skala 1:25.000 sebagai satuan pemetaan di CK 88-CK 114 (KM 88-KM 114). Metode penelitian ini mencakup intepretasi visual citra penginderaan jauh untuk pemetaan faset lahan, dan penggunaan lahan dan perhitungan MCE (Multi Criteria Evaluation) untuk penilaian bahaya longsor. Skor dan bobot dari setiap parameter longsor diperoleh dari pendapat para pakar bencana melalui analisis AHP (Analytical Hierarchy Process). Berdasarkan hasil analisis AHP dan MCE, parameter utama terjadinya longsor di lokasi penelitian adalah faktor geologi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lokasi penelitian didominasi oleh kelas bahaya longsor sedang seluas 42% dari total luas lokasi penelitian, sedangkan kelas bahaya longsor rendah dan tinggi secara berturut-turut seluas 28% dan 30%. Jika dilakukan perbandingan antara jumlah titik longsor terhadap luasan kelas bahaya longsor diperoleh nilai kerapatan kelas bahaya longsor tinggi hingga rendah secara berturut-turut terdapat pada kelas bahaya tinggi, sedang, dan rendah. Oleh karena itu, prediksi zona bahaya longsor yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dikategorikan baik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document