PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 4 SD

Author(s):  
Tomas . ◽  
Tego Prasetyo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model PBL (Problem Based Learning) terhadap motivasi belajar siswa  dalam mata pelajaran matematika  pada siswa kelas 4 SD. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design. Instrumen  yang digunakan terdiri dari instrumen tes dan non tes yaitu tes bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sedangkan non tes berupa observasi untuk mengetahui keterlaksanaan model PBL. Data yang didapat dari pemberian tes dianlisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa yang menggunakan model PBL dari pada model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rerata motivasi belajar siswa dengan menggunakan model PBL sebesar 57,00, sedangkan dengan model konvensional 50,59. Itu berarti terdapat pengaruh penggunaan model PBL terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika siswa kelas 4 Sekolah Dasar

2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Abdul Rahim, Sunarso *

Tujuan penelitian untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggunaan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, (2) Pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, dan (3) Perbedaan pengaruh penggunaan model Project Based Learning dengan Problem Based Learning  terhadap prestasi belajar PPKn di SMP. Penelitian ini merupakan quasi experimental yang menggunakan pretest, posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh penggunaan menggunakan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 20,29 (kelas eksperimen 1); (2) Terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 18,48 (kelas eksperimen 2); dan (3) Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan Project Based Learning dan Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn.Kata kunci: project based learning, problem based learning, prestasi belajar.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1230-1238
Author(s):  
Erpina Ulva ◽  
Maimunah Maimunah ◽  
Atma Murni

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM) siswa pada materi Aritmetika Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari peenerapan model PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa level tinggi, sedang dan rendah dan ditinjau dari setiap level sekolah yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kabupaten Kuantan. Populasi berasal dari sekolah level tinggi, sedang, dan rendah. Sampel dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Taluk Kuantan (level tinggi), SMP Negeri 3 Taluk Kuantan (level sedang) dan SMP Negeri 2 Benai (level rendah). Penelitian dilakukan ditiga sekolah tersebut, setiap sekolah ada 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikan 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa yang mana KPMM siswa dengan menggunakan model PBL lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan jika ditinjau dari level sekolah diperoleh signifikan 0,001 < 0,05 (level tinggi), 0,824 > 0,05 (level sedang) dan 0,140 > 0,05 (level rendah). Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM dilevel tinggi dan pada level sekolah sedang dan rendah tidak terdapat pengaruh yang signifikan


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Depict Pristine Adi ◽  
Muchsinatun Siasah Masruri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIESAbstractThis research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry


Author(s):  
I Luh Via Vanellia Dharma ◽  
I Nyoman Suardana ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 304 orang yang tersebar ke dalam 11 kelas. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling, yaitu siswa kelas VIIB 3 sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model PBL dan siswa kelas VIIB 4 sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian adalah keterampilan berpikir kritis siswa. Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dengan metode tes dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis ANAKOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan keterampilan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model PBL lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut sebesar 73,73 dan 68,93.


2016 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Taufik Mawardi Sinaga ◽  
Rahmatsyah .

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model  problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan T.P. 2015/2016.Populasi dalam penelitian ini adalah  siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas VIII-4 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-1 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 siswa. Instrumen bentuk tes essay jumlah soal 10 item. Hasil uji hipotesis menggunakan uji beda diperoleh bahwa ada pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan.   Kata Kunci: Problem Based Learning, hasil belajar, cahaya  


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Asrani Assegaff ◽  
Uep Tatang Sontani

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa di sekolah, salah satunya dengan Model Problem Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Perez dan Uline (Schechter, 2011) bahwa PBL telah banyak dipahami sebagai manfaat bagi mempersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka. Selain itu, John Dewey (Miller, 2004) yang merupakan seorang filsuf dan pendidik, menjelaskan bahwa "masalah adalah stimulus untuk berfikir”. Kedua pendapat tersebut menguatkan bahwa PBL berkontribusi baik bagi para guru maupun siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan strategi dalam pembelajaran. Kajian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, dan studi dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir analitis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subjek penelitian ini yaitu Kelas XI AP 4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol. Hasil kajian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berfikir analitis yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan model Guide Discovery Learning. Namun, perolehan rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya, sekolah dapat menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa.Kata Kunci: problem based learning, guide discovery learning, berfikir analitis. IMPROVED ABILITY TO ANALYTICAL THINKING WITH  A PROBLEM BASED LEARNING MODELMany efforts should be made to improve analytical thinking ability of students in the school, one of them with a Model Problem Based Learning (PBL). This is in line with the opinion by Perez and Uline (Schechter, 2011) that PBL has been widely understood as the benefits to prepare school leaders to contribute to the ability to think analytically and strategically them. In addition, John Dewey (Miller, 2004) which is a philosopher and educator, explained that "the problem is the stimulus to think." Second opinions reinforces that PBL contribute both for teachers and students to improve think analytically and strategies in learning. this study using a quasi-experimental, and form a quasi-experimental chosen is Nonequivqlenty Control Group Design. the data collection technique using tests, observation and documentation, while data analysis techniques using t-test to see differences increase the ability to think analytically between the experimental class and control class. this research subject is class XI AP 4 as an experimental class and class XI AP 2 as a control group. the results of the study showed that an increase in the ability to think analytically significant among experimental class using the model of Problem Based Learning (PBL) with grade control using a model of Discovery Learning Guide. However, the acquisition of the average score of the experimental class is higher than the control class. That is, schools can apply the model of Problem Based Learning (PBL) to improve students' ability to think analytically.Keywords: problem based learning, guide discovery learning, analytical thinking


2019 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 373
Author(s):  
Ida Ayu Ketut Manik Loka Andari ◽  
I Wayan Darsana ◽  
Agung Sri Asri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan hasil belajar IPS antara peserta didik yang dibelajarkan dengan Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Portofolio dan peserta didik yang mengikuti dengan pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas IV di Gugus II Abiansemal tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas IV SD di Gugus II Abiansemal yang berjumlah 232 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling yang diacak adalah kelasnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas control dengan hasil pengundian yaitu peserta didik kelas IV SD No. 1 Selat yang berjumlah 30 orang sebagai kelompok eksperimen dan peserta didik kelas IV SD No. 2 Taman yang berjumlah 30 orang sebagai kelompok kontrol. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes dalam bentuk tes objektif pilihan ganda biasa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan, hasil analisis data, diperoleh thitung  = 2,869 > ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = (30+30-2) = 58. Rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen = 78,57 >  = 72,17 rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Portofolio terhadap hasil belajar IPS peserta didik kelas IV sekolah dasar gugus II Abiansemal Tahun Ajaran 2017/2018


2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 200
Author(s):  
I Gede Beny Darsana ◽  
I Wayan Wiarta ◽  
Made Putra

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning berbasis portofolio terhadap kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IV sekolah dasar gugus I Gusti Ngurah Rai tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian nonequilvalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 249 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IVB SDN 4 Sanur sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN 1 Sanur sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 60 siswa. Data kompetensi pengetahuan matematika diperoleh dengan instrumen berupa tes pilihan ganda biasa. Selanjutnya data dianalisis dengan uji-t. Hasil analisis menunjukkkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi pengetahuan matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan mengggunakan model problem based learning berbasis portofolio dan yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai tahun pelajaran 2017/2018. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil thitung = 2,406 dan ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = (30+30-2) = 58. Demikian pula nilai rata-rata kompetensi pengetahuan matematika siswa kelompok eksperimen = 78,50 >  = 74,17 rata-rata kompetensi pengetahuan matematika siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning berbasis portofolio terhadap kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IV sekolah dasar gugus I Gusti Ngurah Rai Tahun Pelajaran 2017/2018.


Numeracy ◽  
2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 137-149
Author(s):  
Rianti Rahmalia ◽  
Hajidin Hajidin ◽  
BI. Ansari

Mathematical communication skills of students are still relatively low. One learning model can improve students 'mathematical communication skills and at the same time students' mathematical disposition is the Problem Based Learning (PBL) model. The aim to be achieved is to find out the improvement of students 'mathematical communication skills and mathematical disposition using PBL models in terms of students' initial mathematical level. This research is an experimental research design with pretest posttest control group design. The research population was Grade VII students of SMP 9 Langsa. Students are grouped into two classes namely the experimental class and the control class randomly selected from eight parallel classes. The instrument used was a test of mathematical communication skills and a mathematical disposition questionnaire. Data analysis was performed using two-way ANOVA. The results showed that improving students 'mathematical communication ability and students' mathematical disposition by applying PBL learning models is better than students applying conventional learning models. There is no interaction between the PBL learning model with student level on mathematical communication skills and students' mathematical disposition. Abstrak Kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah. Salah satu model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dan sekaligus disposisi matematis siswa adalah model Problem Based Learning (PBL). Tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dan disposisi matematis menggunakan model PBL ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pretest postest control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 9 Langsa. Siswa dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak dari delapan kelas paralel. Instrumen yang digunakan tes kemampuan komunikasi matematis dan angket disposisi matematis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan anova dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dan disposisi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran PBL lebih baik dari pada siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran PBL dengan level siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis siswa. Kata Kunci:  Komunikasi Matematis, Disposisi Matematis, Problem Based Learning  


Author(s):  
N L. Eka Sumiantari ◽  
I Nyoman Suardana ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 126 siswa. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode tes uraian dan dianalisis menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model PBL memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik dari model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL yaitu sebesar 74,50 yang tergolong pada kategori cukup sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model STAD yaitu sebesar 45,94 yang tergolong pada kategori sangat rendah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document