OsLHY is involved in regulating flowering through the Hd1- and Ehd1- mediated pathways in rice (Oryza sativa L.)

Plant Science ◽  
2022 ◽  
Vol 315 ◽  
pp. 111145
Author(s):  
Chao Li ◽  
Xue-Jiao Liu ◽  
Yan Yan ◽  
Mohammad Shah Alam ◽  
Zhen Liu ◽  
...  
Keyword(s):  
1970 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 391-403
Author(s):  
Wiwik Winarti ◽  
Eva Sartini Bayu ◽  
Revandy Iskandar Damanik

Keragaan morfologi dan kandungan antosianin padi beras merah (Oryza sativa L.) pada Kecamatan Munte dan Kecamatan Payung di Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi morfologi dan kandungan antosianin padi beras merah (Oryza sativa L.). Penelitian ini dimulai dari Juni 2017dan selesai pada Januari 2018 di kecamatan Munte dan Kecamatan Payung Kabupaten Karo.Metode survei deskriptif menggunakan panduan International Rice Research Institute (IRRI). Teknik penentuan lokasi secara sengaja dan pengamblan sampel secara kebetulan.Uji kandungan antosianin menggunakan metode analitik dengan menghomogenkan sampel. Hasil eksplorasi didapatkan 72 genotipe yang dibagi menjadi tiga lokasi lahan. Berdasaran uji kandungan antosianin didapatkan lahan A memiliki kandungan tertinggi yaitu 0,5 mg/100 g dan terendah yaitu lahan B 0,08 mg/100 g.


ENTOMON ◽  
2018 ◽  
Vol 43 (4) ◽  
pp. 257-262
Author(s):  
Atanu Seni ◽  
Bhimasen Naik

Experiments were carried out to assess some insecticide modules against major insect pests of rice. Each module consists of a basal application of carbofuran 3G @ 1 kg a.i ha-1 at 20 DAT and Rynaxypyr 20 SC @ 30 g a.i ha-1 at 45 DAT except untreated control. All modules differ with each other only in third treatment which was applied in 65 DAT. The third treatment includes: Imidacloprid 17.8 SL @ 27 g a.i ha-1, Pymetrozine 50 WG @ 150 g a.i ha-1, Triflumezopyrim 106 SC @ 27 g a.i ha-1, Buprofezin 25 SC @ 250 g a.i ha-1; Glamore (Imidacloprid 40+Ethiprole 40% w/w) 80 WG @ 100 g a.i. ha-1, Thiacloprid 24 SC @ 60 g a.i ha-1, Azadirachtin 0.03 EC @ 8 g a.i ha-1, Dinotefuran 20 SG@ 40 g a.i ha-1 and untreated control. All the treated plots recorded significantly lower percent of dead heart, white ear- head caused by stem borer and silver shoot caused by gall midge. Module with Pymetrozine 50 WG @ 150 g a.i ha-1 treated plot recorded significantly higher per cent reduction of plant hoppers (>80% over untreated control) and produced higher grain yield (50.75 qha-1) than the other modules. Among the different treated modules the maximum number of spiders was found in Azadirachtin 0.03 EC @ 8 g a.i ha-1 treated module plot followed by other treatments.


2012 ◽  
Vol 2 (11) ◽  
pp. 13-14
Author(s):  
R. ARULMOZHI R. ARULMOZHI ◽  
◽  
Dr. A. MUTHUSWAMY Dr. A. MUTHUSWAMY

2011 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
Ahadiyat Yugi Rahayu ◽  
Tri Harjoso

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi abu sekam terhadap kandungan prolin dan silikat daun serta kualitas hasil yaitu protein dan amilosa biji padi gogo dan hubungan korelasi antar keempat komponen tersebut pada kondisi pertanaman 80 persen kapasitas lapang pada skala pot. Penelitian dilakukan di polibag dalam screen house Fakultas Pertanian Unsoed dengan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan faktor varietas (Situ patenggang, Limboto, Towuti, Batutegi dan Aek sibundong) dan faktor abu sekam (0, 2, 4, 6 t/ha), diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian abu sekam dosis 2−6 t/ha mampu meningkatkan kandungan silikat daun antara 18,49−29,43% dan menurunkan kandungan amilosa biji pada lima varietas sekitar 4,19−6,92%. Pemberian abu sekam dosis 2−6 t/ha mampu meningkatkan kandungan prolin daun antara 27,56−70,63% dan protein biji antara 2,35−16,71%. Antarvarietas menunjukan bahwa kandungan prolin tertinggi dihasilkan oleh varietas Batu tegi 18,58 persen dan protein biji pada varietas Situ patenggang 9,55%. Terdapat korelasi antar karakter fisiologis yaitu antara silikat-prolin (0,62) dan kandungan protein-amilosa biji (-0,78).


2017 ◽  
Author(s):  
Agung Sugiharto ◽  
Dwi Rahmawati ◽  
FNU Prayitno

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu benih di lahan salin yaitu melalui penggunaan metode ratun dengan penambahan bakteri sintetik Synechoccocus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu benih padi ratun yang tercekam salinitas dengan penambahan bakteri sintetik Synechoccocus sp. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Desember 2015 di Desa Suco, Kecamatan Mumbul Sari Jember dan Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah cekaman Salinitas (S) yang terdiri dari 5 taraf, S1 = tanpa cekaman (kontrol), S2 = cekaman salinitas 1000 ppm, S3 = cekaman salinitas 2000 ppm, S4 = cekaman salinitas 3000 ppm, S5 = cekaman salinitas 4000 ppm. Faktor kedua inokulasi bakteri sintetik Synechoccocus sp. (B), yang terdiri dari 2 taraf, B1 = tanpa inokulasi bakteri (kontrol), B2 = Inokulasi sintetik Synechoccocus sp. Data dianalisis menggunakan uji F (ANOVA) dan dilanjutkan dengan perhitungan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan salinitas 1000 ppm (S2) menghasilkan jumlah anakan ratun produktif tertinggi yaitu 19,33 anakan. Cl- mempunyai fungsi utama dalam reaksi fotosintesis sehingga cekaman salintas pada perlakuan 1000 ppm (S2) dapat ditoleran oleh tanaman padi varietas Ciherang pada fase vegetatif. Pemberian Bakteri (B) Synechococcus sp. mampu menghasilkan tunas ratun tertinggi pada fase vegetatif yaitu 40,10 cm. Interaksi dari dua perlakuan menunjukan hasil yang nyata pada parameter jumlah gabah bernas yaitu cekaman salinitas 4000 ppm dengan inokulasi bakteri (B2S5) menghasilkan gabah bernas yang paling tinggi sebesar 99,06 butir. Inokulasi tanaman dengan Synechococcus sp. mampu meningkatkan kandungan nitrogen dan kandungan klorofil dalam jaringan tanaman. Interaksi antara cekaman salinitas 1000 ppm dengan inokulasi bakteri (B2S2) menghasilkan produksi per Ha yang paling tinggi yaitu 1,389 ton dan potensi produksi per Ha tertinggi yaitu 1.66 ton/ha.


2017 ◽  
Vol 40 (1) ◽  
pp. 47-62 ◽  
Author(s):  
I. M. Chung ◽  
S. H. Kim ◽  
Y.T. Oh ◽  
M. Ali ◽  
A. Ahmad

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document