scholarly journals Invigoration of expired chilli plant (Capsicum frutescens L.) seeds with various concentrations and soaking duration of bean sprout extract

2021 ◽  
Vol 782 (4) ◽  
pp. 042019
Author(s):  
W Kamson ◽  
R R Lahay ◽  
N Rahmawati
2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Praptiningsih Gamawati Adinurani ◽  
Sri Rahayu ◽  
Nurul Fima Zahroh

Mikroba Bacillus subtilis merupakan agen pengendali hayati mempunyai kelebihan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu dapat berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan, biodekomposer dan bioprotektan. Tujuan penelitian mengetahui potensi B. subtilis dalam merombak bahan organik sebagai usaha meningkatkan ketersediaan bahan organik tanah yang semakin menurun. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan berbagai  bahan organik sebagai petak utama (B0 = tanpa bahan organik, B1 = kotoran ayam,  B2 = kotoran kambing, B3 = kotoran sapi) dan aplikasi B.subtilis sebagai anak petak (A0 = 0 cc/L, A1 = 5cc/L, A2 = 10 cc/L, Pengamatan meliputi variabel tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan bahan organik tanah. Data pengamatan  dianalisis ragam  menggunakan  Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25 dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara bahan organik kotoran ternak dan konsentrasi B. subtilis terhadap semua variabel pengamatan. Potensi B. subtilis sangat baik dalam mendekomposisi bahan organik yang ditunjukkan dengan peningkatan bahan organik, dan hasil terbaik pada kotoran  sapi (B3) dan konsentrasi B. subtilis 15 mL/L masing-masing sebesar 46.47 % dan 34.76 %. Variabel pertumbuhan tidak berbeda nyata kecuali tinggi tanaman dengan pertambahan tinggi paling banyak pada pemberian kotoran kambing sebesar 170.69 %.


Author(s):  
Joshi Vedamurthy ◽  
Shivakumar Inamdar ◽  
Ankit Acharya ◽  
Rajesh Kowti

In this project, in vitro absorption enhancement activity of P-gp substrates Fexofenadine (Fx) and Ciprofloxacin (Cp) were evaluated in everted rat gut sac model and Caco-2 cell lines. Verapamil was used as P-gp inhibitor. Piper betel, Trachyspermum ammi, Plumbago zeylanica, Trikatu, Moringaoleifera, Murraya koenigii,  Ferulafoitida  Zingiber officinale, Cheilocostus speciosus, Capsicum frutescens Operculina turpethum Holarrhena antidysenterica Mesuaferrea, Tinospora cordifolia,  and Picrorhiza kurroa, were selected and extracted with 99% alcohol and fresh juices of Citrus limon, Punica granatum seeds were also studied. In-vitro studies depicted that Fexofenadine and Ciprofloxacin absorption was increased greater than 20% in the presence of Operculinaturpethum, Capsicum frutescens, Holarrhena Antidysenterica, Tinospora cordifolia, Trikatu, Trachyspermum ammi, Plumbago zeylanica. The flux of the ciprofloxacin transport was in the range of 9-23 mcg/min and Papp         2.6 × 10-5 cm/sec to 4.1 × 10-5  cm/sec whereas Fexofenadine flux was in the range of 2-7.7 mcg/min and Papp 4.16 × 10–6 cm/sec to 1.62 ×       10-5 cm/sec.  In vitro antimicrobial activity of ciprofloxacin on selected microbes in presence of extracts also depicted synergistic activity. Histological studies revealed that there is no significant variation observed in the isolated sac in presence of the extracts. CaCo2 cell lines studies showed that, formulation enhanced the absorption of fexofenadine greater than 50%. Tablets were prepared and evaluated using the plant extracts which yielded >20% absorption enhancement of the substrates. In conclusion, tablet formulation containing the alcoholic extracts of Trachyspermum ammi, Plumbago zylanicum, Capsicum frutescens, Operculina turpethum, Holarrhena Antidysenterica, Tinospora cordifolia and Trikatu can act as an absorption enhancer for fexofenadine and ciprofloxacin. The mechanism of action of these herbs could be due to    P-gp inhibition. Further clinical studies are needed to prove its efficacy in humans.     


2021 ◽  
Vol 733 (1) ◽  
pp. 012005
Author(s):  
Y Hendrawan ◽  
R Utami ◽  
D Y Nurseta ◽  
Daisy ◽  
S Nuryani ◽  
...  

Euphytica ◽  
2021 ◽  
Vol 217 (4) ◽  
Author(s):  
Ana Flávia Silva Amorim ◽  
Thiago Alexandre Santana Gilio ◽  
Janaina Barros de Jesus ◽  
Luiz Henrique Amorim de Souza ◽  
Isabela Vera dos Anjos ◽  
...  

2002 ◽  
Vol 49 (6) ◽  
pp. 388-394 ◽  
Author(s):  
Kanako Furuya ◽  
Shigeo Miyao ◽  
Kenji Isshiki
Keyword(s):  

2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 27-34
Author(s):  
Fitra Alghazali Nasution ◽  
Rosmadelina Purba ◽  
Ringkop Situemang
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh pemberian Bokasi Azolla micropylladanpupuk Nitogen Terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe rawit (Capsicum frutescens L) .Penelitian ini dilakukan di Desa Sait Buttu Saribu Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun  dengan ketinggian tempat ±1000mdpl. Rancangan yang digunakan  Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama  Dosis Bokasi Azolla micropylla A0= Tanpa Azolla, A1 = Azolla 10 ton per Ha, A2=Azolla 15 ton/Ha. Faktor kedua adalah N0= Tanpa Urea, N1= Urea 100 kg/Ha, N2= Urea 200 kg/Ha. Adapun parameter yang diamati adalah :  (a) Tinggi tanaman (cm) , (b)Jumlah Cabang (buah) (c) Produksi buah  Pertanaman Sampel (gr),Produksi Buah per plot (kg)             Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian Bokasi Azolla micropyllaberpengaruh  nyata terhadap Tinggi Tanaman ,  umur 5,10,15 HST , Produksi Buah per tanaman Sampel, Produksi Buah Per plot. Perlakuan Bokasi Azolla  A2 menunjukkan tinggi tanaman tertinggi umur 5,10,15 HST masing-masing (32,12 cm),(64,69 cm), 89,15 cm), jumlah cabang ,Jumlah cabang umur 30 dan 45 HST masing –masing (8,84 buah),(14,94 buah), Produksi buah pertanaman sampel (201,56 g)  , Produksi Buah Per plot (3,14 kg), Pemberian Pupuk Urea berpengaruh nyata terhadap Tinggi tanaman umur 5,10,15 HST, Berat buah pertanaman sampel dan Berat buah per plot, tetapi Jumah cabang tidak berpengaruh nyata.Perlakuan Urea N2 menunjukkan Tinggi tanaman Tertinggi umur 5,10,15 HST masing-masing ( 33,20 cm),(75,74 cm),100,57 cm), Jumlah Cabang umur 30 dan 45 HST masing-masing (6,84 buah),(14,96 buah),  Produksi Buah Pertanaman Sampel (225,67 g) , Produksi Buah Per plot (2,53 kg) Perlakuan Interaksi Bokasi dan Pupuk Urea tidak berpengaruh nyata terhadap Tinggi tanaman umur 5,10 dan 15 HST, Jumlah Cabang umur 30 dan 45 HST, Produksi Buah pertanaman Sampel, Produksi Buah Per plot.Perlakuan Interaksi Bokasi Azolla dan Urea A2N2 menunjukkan Tinggi tanaman Tertinggi umur 5,10,15 HST masing-masing (35,15 cm), (81,66 cm), (109,05 cm), Jumlah Cabang umur 30 dan 45 HST masing-masing (9,51 cm), 18,48 cm), Produksi buah per tanaan sampel (256,10 g), Produksi buah Per plot(3,43 kg)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document