scholarly journals Kajian Kegagalan Komponen Dan Perawatan Pada Sistem Pelumas Mesin Diesel Di Kapal

Author(s):  
Ratna Indriyani ◽  
Dwisetiono Dwisetiono

Mesin diesel sebagai mesin induk di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik seperti sistem pelumas (lubricating oil system). Sistem pelumas salah satu sistem yang sangat penting dalam pengoperasian kapal, kegagalan pada sistem pelumasan menyebabkan sistem tidak beroperasi semestinya dan dapat mengalami kerugian dari pihak kapal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kagagalan pada setiap komponen sistem pelumas di main engine dan perawatan yang tepat. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengoptimalkan cara mengatasi kegagalan dan perawatan mesin utama kapal untuk mengidentifikasi strategi dan prioritas perawatan. Dengan menggunakan FMEA dapat mengetahui kegagalan serta efek yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui dan untuk melakukan perawatan harus mengelompokan komponen berdasarkan tingkat resiko rendah sampai tinggi. Komponen lubricating oil tank dan sump tank memiliki resiko yang rendah, lubricating oil cooler memiliki resiko sedang dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump dan lubricating purifier heater memiliki resiko tinggi. Hasil dari kegagalan komponen sistem pelumas sangat berguna untuk mengidentifikasi strategi perawatan berdasarkan tingkat resiko komponen tersebut dengan memilih antara perawatan pencegahan (preventive maintenance) dan perawatan korektif (corrective maintenance).

2020 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Mohammad Danil Arifin ◽  
Fanny Octaviani ◽  
Theresiana. D. Novita

Mesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar (fuel oil system), sistem pelumasan minyak (lubricating oil system), sistem pendingin (cooling system) dan sistem udara start (starting air system). Semua sistem tersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motor induk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakan suatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan di kapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan serta effect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakan risk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil cooler memiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifier heater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatan yang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metode perawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di Indonesia.


2016 ◽  
Vol 3 (02) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Destina Surya Dhamayanti ◽  
Judi Alhilman ◽  
Nurdinintya Athari

PT ABC merupakan perusahaan cetak dalam skala nasional. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan buku ajar, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Kegiatan maintenance yang ada PT ABC terbagi menajadi dua, yaitu preventive maintenance setiap senin dan kamis serta kegiatan corrective maintenance yang dilakukan jika mesin mengalami kegagalan fungsi. Kegagalan fungsi pada mesin Komori masih cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pecegahaan untuk meningkatkan reliabilitas mesin. Metode yang dilakukan adalah Reliability Centered Maintenance, yaitu dengan menganalisis failure yang terjadi dengan menggunakan analisis Failure Mode and Effect Analysis dan Decision Worksheet. Hasil dari analisis ini merupakan preventive task masing-masing komponen. Sedangkan untuk menganalisis risiko yang diakibatkan jika mesin mengalami gagal fungsi, yaitu dengan metode Risk Based Maintenance. Hasil yang diperoleh dari nilai risiko yang ditanggung perusahaan ketika mesin mengalami failure, yaitu sebesar Rp965.904.899,36. Berdasarkan hasil pengolahan data pada subsistem kritis diperoleh kesimpulan bahwa enam komponen dilakukan dengan task scheduled on condition, tiga komponen dengan task scheduled restoration, dan enam komponen dengan task scheduled discard. Sedangkan untuk interval waktu dalam pengerjaan preventive maintenance pada komponen tersebut disesuaikan dengan task yang diperoleh. Setelah mendapatkan interval waktu perawatan, kemudian ditentukan biaya perawatan usulan yang dikeluarkan perusahaan, yaitu sebesar Rp971.567.519,69.


2020 ◽  
Vol 319 ◽  
pp. 01004
Author(s):  
Voraya Wattanajitsiri ◽  
Rapee Kanchana ◽  
Surat Triwanapong ◽  
Kittipong Kimapong

The objective of this research was to study a risk assessment of the rice combine harvester using FMEA technique implementation and suggested the procedures to maintain the parts of the rice combine harvester by analyzing the causes of risk assessment of FMEA. The FMEA was also applied to specify failure causes and effects that occurred in the rice harvester. The obtained data were calculated for a risk priority number (RPN) and then sorted to be a descending order. The high RPN part was analyzed for the causes and effects and then suggested a preventive maintenance in near future. The results revealed that the highest RPN of 576 was found when a chain surface was considered and also showed the maximum risk among the considered parts in the rice combine harvester. While, the lowest RPN of 144 was found when a rice sieve part was considered but this RPN was still higher than that of 100 RPN which was required to specify the preventive maintenance.


2012 ◽  
Vol 594-597 ◽  
pp. 896-899
Author(s):  
Yu Chao Song ◽  
Biao Yang ◽  
Hong Liang Yu

The static element in static deformation analysis was used to simulate the boundary condition of local structure when studying the modality of local structure. Using this method, the vibration modality of a beam system and the main engine lubricating oil tank were researched. The results show that the usage of static element in dynamic analysis can solve the vibration modality of local structure accurately, the difference ratio of first order frequency is less than 1/10000 in the beam model analysis, and the modal analysis of main engine lubrication oil tank has a good performance, which is a helpful base for the coupling vibration research in ship structure.


2014 ◽  
Vol 627 ◽  
pp. 365-371 ◽  
Author(s):  
Em Ardchaya Rungsa ◽  
Somkiat Tangjitsitcharoen

In order to realize the intelligent maintenance management system, this paper presents a development of computerized preventive maintenance management system (CPMMS) to manage and record the maintenance information in the database for the CNC machines. The failure mode and effect analysis (FMEA) has been utilized to deal with the computerized preventive maintenance management system in this research. The FMEA is analyzed to determine the risk priority number (RPN) of the CNC machines in order to set the preventive maintenance plan as a standard maintenance. The developed program can generate the next schedule of the preventive maintenance plan automatically, which increases the efficiency and decreases the breakdown. It has been proved that the proposed and developed CPMMS with FMEA program can improve the overall equipment effectiveness (OEE). The RPN has been reduced due to a decrease in the severity and the occurrence.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 13-20
Author(s):  
Sri Susilawati Islam

Kegiatan perawatan mesin (maintenance) merupakan kegiatan yang memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang kelancaran proses produksi. Maintenance yang tidak teratur dapat mengakibatkan mesin mengalami gangguan atau kerusakan (downtime), hal ini dapat menghambat kelancaran proses produksi. Agar proses produksi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, maka harus ditunjang dengan keadaan mesin yang handal sehingga diperlukan perencanaan perawatan mesin yang baik. Pereventive maintenance merupakan salah satu perencanaan perawatan yang banyak digunakan untuk memastikan bahwa mesin dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Pada penelitian ini, studi kasus dilakukan di PT PLN Sektor Tello Makassar sebab perusahaan tersebut mempunyai peranan penting dalam menyuplai arus listrik di kota Makassar yaitu sebesar 197,61 MW. Jika terjadi kerusakan mesin maka akan berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat yang dapat menyebabkan kerugian, saat ini perencanaan maintenance yang dilakukan oleh PT PLN Sektor Tello Makassar belum berjalan optimal karena masih terjadinya kerusakan mesin generator saat proses produksi berlangsung. Agar kegagalan mesin dapat dikurangi, maka penelitian ini akan menggunakan metode Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk mengidentifikasi kerusakan mesin dan menentukan prioritas mesin dalam proses perawatan serta jenis perawatannya berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number).


2017 ◽  
Vol 168 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Emil WRÓBLEWSKI ◽  
Szymon FINKE

The results of modeling and bench testing friction losses in the main engine kinematic nodes for different lubricating oil temperature values was presented in the article. The study was performed to evaluate the effect of lubricating oil temperature on the engine friction losses. In addition to friction losses in the crankshaft bearings and the piston rings in a cylinder-piston group the friction loss due to charge exchange in the cylinder, drive of timing system and the oil pump were measured. The obtained results show the course of the friction loss in the combustion engine. The research shows that the thermal state of the engine lubricating oil has effect on the amount of friction losses. Formulated conclusions allow to assess the impact of the oil temperature on the friction losses in the main friction nodes in combustion engine.


2016 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 47 ◽  
Author(s):  
Ully Tri Kirana ◽  
Judi Alhilman ◽  
Sutrisno Sutrisno

PT XYZ merupakan produsen yang bergerak dalam bisnis keju. Meskipun telah menerapkan kegiatan preventive maintenance, frekuensi kerusakannya masih tinggi menyebabkan terhambatnya kelancaran proses produksi serta mengindikasikan nilai keandalannya kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kegiatan perawatan yang tepat sesuai dengan karakteristik kerusakan serta interval waktu kegiatan perawatan pada mesin Corazza FF100 dengan analisis Reliability Centered Maintenance (RCM) II yang menekankan pada karakteristik keandalan (reliability). Melakukan identifikasi risiko yang dipetakan dalam risk matrix. Tahapan dalam RCM yaitu pengukuran kualitatif dengan membuat Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi penyebab serta efek terjadinya kegagalan item. Untuk mengetahui konsekuensi yang ditimbulkan dilakukan klasifikasi berdasarkan Logic Tree Analysis (LTA) kemudian pemilihan tindakan kegiatan perawatan. Tahap selanjutnya yaitu pengukuran kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data kerusakan dan data perbaikan untuk mendapatkan interval waktu perawatan. Maintainable item pada mesin Corazza FF100 berjumlah 27. Berdasarkan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) didapatkan 67 kegiatan perawatan. Terdapat 17 scheduled discard task, 15 scheduled restoration task, 31 scheduled on condition dan 4 failure finding. Penentuan interval waktu perawatan berdasarkan kebijakan perawatannya dengan mempertimbangkan karakteristik kerusakan dan biaya perawatan.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 189-200
Author(s):  
Rizqi Ilmal Yaqin ◽  
Zamri Zamri Zamri ◽  
Juniawan Preston Siahaan ◽  
Yuniar Endri Priharanto ◽  
M. Subroto Alirejo ◽  
...  

The fuel system is one of the main engine support systems which is very important in the operation of the KM Sidomulyo main engine. Main engine on ships are operated 24 hours a week or more. The operation main engine needs special treatment of the components on the main engine to prevent failure during operation. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is a method that can be used to identify the priority scale in maintaining a machine by evaluating the risk of failure that occurs on the machine. This study applies FMEA to determine the priority scale for the maintenance of the KM Sidomulyo main engine fuel system. The results of the identification using FMEA, namely the injector and fuel filter components are components that must be prioritized for maintenance. The Risk Priority Number (RPN) values of the injector and fuel filter components are 192 and 168, respectively. Maintenance priority is based on the component RPN value is above the critical RPN value of the main engine fuel system and includes the priority component on the Pareto diagram. The type of maintenance applied to the injector component is checking dirty fuel which can cause the injector to operate less optimally. While the fuel filter component is cleaning the deposits on the fuel filter cartridge. It is recommended that the inspection of other components be carried out so that the condition of the main engine fuel system has good reliability.


e-xacta ◽  
2012 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Leonardo Miranda Guimarães ◽  
Cássio Ferreira Nogueira ◽  
Margarete Diniz Brás da Silva

<p align = "justify">O presente trabalho consiste na criação de uma metodologia de análise de falha de um equipamento destinado à fabricação de componentes empregados na montagem de máquinas de solda de uma indústria da área de soldagem. Essa metodologia é uma das exigências de um programa de gestão de equipamentos e processos produtivos, adotado pela empresa, chamado TPM (Total Preventive Maintenance ou Manutenção Produtiva Total). O TPM tem várias áreas de atuação, destacam-se: o meio ambiente, operação de equipamentos e manutenção. Cada uma das áreas desse programa de gestão possui uma ferramenta específica chamada de pilar. O cerne desse trabalho é o pilar de MP (Manutenção Profissional) do TPM. Nesse pilar está incluído o levantamento de falhas crônicas referentes a um equipamento, o estudo das reais causas dessas falhas, a identificação de pontos de melhoria no equipamento e a criação de um plano de manutenção otimizado para o equipamento estudado. Para realizar o desenvolvimento dessa metodologia foram utilizadas técnicas de RCM (Reliability Centered Maintenance ou Manutenção Centrada na Confiabilidade), estudos de FMEA (Failure Mode and Effect Analysis ou Modo de Falha e análise do efeito) e ciclos de gestão PDCA (Plan, Do, Check and Act ou Planejar, Realizar, Verificar e Agir). Com o resultado desse trabalho foi alcançado um plano, onde se tem o menor custo de realização de manutenção preventiva e a identificação das causas raízes das principais falhas do equipamento.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document