scholarly journals Risk Factors for Premature Rupture of the Membranes

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 35-43
Author(s):  
Lilin Turlina ◽  
Faizatul Ummah ◽  
Sulistyowati

The incidence of premature rupture of membranes (PRM) ranges from 8-10% at term pregnancy and 1% in preterm pregnancy. The incidence of PRM at RSUD dr. SoegiriLamongan in 2017 amounted to 16,43%. The purpose of this study was to analyze risk factors of the occurrence of premature rupture membranes in RSUD Dr. SoegiriLamongan. The research used descriptive analytical method with cross sectional approach. The sample is 268 maternity mothers, divided into 134 mothers giving birth with PRM  and 134 normal maternity mothers at Dr. Soegiri Lamongan on 2018. Sampling is done by simple random sampling. Data collection uses patient medical record and with multivariate multiple logistic regression analysis.The results showed that presentation abnormalities with a p value of 0.045 <0.05 and CPD with a p value of 0.002 <0.05. Based on the Odds Ratio (OR) values ​​as follows: Maternal age OR 1,141, OR parity 0.933, OR fetal presentation 2,779, OR Twins 1,394, OR CPD 6. and OR Large infants 0.783.Meaning that there was a significant influence between fetal presentation and CPD on PRM.

2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Yetty Wilda ◽  
Suparji Suparji

The most crucial problem due to pregnancy complications is the occurrence of premature rupture of membranes (PRM). Premature rupture of membranes is a difficult part in pregnancy and childbirth that has an effect on increasing meternal-perinatal morbidity and death. The purpose of this study was to determine the determinants of age and parity affect the incidence of PRM. This research was a kind of analytic observation research with case control design. The study population of all women in Widodo Hospital was 1348 women, the sample of PRM maternity cases with a sample of 30 respondents. Control sample of maternal mothers with a total of 30 respondents. The sampling technique was a simple random sampling method. The independent variable were age and parity, while the dependent variable was PRM. Data collection used a checklist in the form of secondary data. To analyze the data using the Logistic Regression Test with a significance level of 0.05. The results showed that most mothers with age 35 years (79.3%) and p value = 0.004. OR value of age variable was 7.020, it could be concluded that age had a 7 times greater risk of causing PRM. Multigravida parity (72.2%) and p = 0.010. The OR value of the parity variable was 6.481, it could be concluded that parity had a 6 times greater risk of causing PRM. Conclusion: there is an influence of age and parity factors on the incidence of PRM. Pregnant women must know the signs and risk factors for PRM so that pregnant women take better care of their pregnancy. Keywords: age; parity; premature rupture of membranes ABSTRAK Masalah yang paling krusial akibat komplikasi kehamilan adalah kejadian ketuban pecah dini (KPD). Ketuban pecah dini merupakan bagian penyulit dalam kehamilan dan persalinan yang berpengaruh dalam meningkatkan kesakitan dan kematian meternal-perinatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan usia dan paritas berpengaruh terhadap kejadian KPD. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi analitik dengan rancangan case control. Populasi penelitian semua ibu bersalin di RS Widodo sebesar 1348 ibu bersalin ,Sampel kasus ibu bersalin KPD dengan jumlah sampel 30 responden. Sampel kontrol ibu bersalin dengan jumlah 30 responden. Teknik sampling dengan metode simple random sampling. Variabel independen adalah usia dan paritas, sedangkan variabel dependen adalah jejadian KPD. Pengumpulan data menggunakan checklist berupa data sekunder. Untuk menganalisis data menggunakan Uji Regresi Logistik dengan taraf nyata 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu dengan usia 35 tahun (79,3%) dan nilai p = 0,004. Nilai OR variabel usia yaitu 7,020, dapat disimpulkan usia mempunyai risiko 7 kali lebih besar menyebabkan KPD. Paritas Multigravida (72,2%) dan nilai p = 0,010. Nilai OR variabel paritas yaitu 6,481, dapat disimpulkan paritas mempunyai risiko 6 kali lebih besar menyebabkan KPD. Kesimpulan: ada pengaruh faktor usia dan paritas terhadap kejadian KPD. Ibu hamil harus mengetahui tanda dan faktor risiko terjadinya KPD sehingga ibu hamil lebih menjaga kehamilannya. Kata kunci: usia; paritas; ketuban pecah dini


2017 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
Author(s):  
Haris Setyawan

Carpal tunnel syndrome (CTS) occurs when the median nerve, which runs from the forearm into the hand, suffers pressure or squeezed in the wrist. The results may be pain, weakness, or numbness in the hand and wrist, radiating up to the arm. This study aimed to examine the risk factors i.e age, sex, work period and repetitive movements toward CTS complaints among food-packing workers in Karanganyar. The study was conducted in October to December 2014 that used analytic observational design with cross sectional study. Samples were 50 of 67 food-packing workers in Jaten Karanganyar industrial area as taken by using simple random sampling technique. Data were analyzed using chi square and multivariate logistic regression. Results showed that age and sex had significant relation with CTS and age was the most influential factor 24 times to increase the risk of CTS (p value = 0.057, Exp. B = 24.965).AbstrakCarpal tunnel syndrome (CTS) terjadi ketika saraf median, yang membentang dari lengan bawah ke tangan, mengalami tekanan atau terpuntir di pergelangan tangan. Hasilnya mungkin sakit, kelemahan atau mati rasa di tangan dan pergelangan tangan, yang memancar ke lengan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor risiko usia, jenis kelamin, masa kerja dan gerakan repetitif terhadap keluhan CTS pada pekerja pengepakan makanan di Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2014 menggunakan desain observational analitik dengan penelitian potong lintang. Sampel terdiri dari 50 orang dari total 67 pekerja pengepak makanan di kawasan industri Jaten Karanganyar yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data penelitian diolah menggunakan uji kai kuadrat dan regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dan jenis kelamin signifikan berhubungan dengan keluhan CTS, dan usia merupakan faktor yang paling berpengaruh 24 kali lipat untuk meningkatkan risiko terjadinya CTS (nilai p = 0.057, Exp. B = 24.965).


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


Author(s):  
Indra Agussamad ◽  
Maya Sari

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013) mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value< 0,05).


2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 85-91
Author(s):  
Yuningsih

One of the contributors to maternal and infant mortality is the incidence of preeclampsia that occurs during pregnancy. The cause of preeclampsia is still unknown, but it is suspected that age and parity are one of the triggers for this occurrence. Women of childbearing age who are nulliparous with extreme age under the age of less than 20 years and women with the age of more than 35 years are most commonly found to have preeclampsia. The design in this study is analytic with a cross sectional approach. The population of all mothers giving birth in the delivery room of RSD Balung Jember was 3594 in 2019. The number of samples taken using non-random sampling by purposive sampling was finally obtained by 97 respondents. In this study, the independent variables were maternal age and parity, while the dependent variable was the incidence of preeclampsia. The instrument used is medical records. The data is processed by editing, coding, processing and cleaning processes. Data were analyzed using multiple logistic regression. The results of the chi-square test for the age variable obtained that the Pearson chi-square value was 0.019 and the p value = 0.000 <0.05 from these results Ho was rejected, and the parity variable the Pearson chi- square value was 0.019 and the p value = 0.000 <0.05 from these results Ho is rejected. In conclusion, there is a relationship between age and preeclampsia, and there is a relationship between parity and preeclampsia.


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Yanu Yufita Lestariningsih

Premature rupture of  membranerevolves 5-10% from all birth. Impact a birth premature that espoused broken fetal membrane early causess 12-15% asphyxia neonatorum. The purpose of the study to determine the correlation between premature rupture of  membrane with the incidence of asphyxia neonatorum. The research method used is analytic with retrospective cohort approach with independent variable of premature rupture of membrane, dependent variable asphyxia neonatorum. The study was conducted on 7 June to 12 July 2017. The population of 1519 mothers inregional public hospital of Kediri regency 2016. Sample 139 respondents, taken by simple random sampling, was analyzed by Chi Square test with a significant of 0.05. Result of research most of respondent with rupture of membrane counted 46 respondents, almost all respondents that is 82.6% gave birth baby with asphyxia. From result of Chi Square test obtained by result of p-value equal to 0.000 (<0.05), result of coefficient of contingency (C) equal to 0.639 with closeness strong relation, so H1 received H0 rejected which means there is significant relation with closeness strong between premature rupture of membrane with asphyxia neonatorum inregional public hospital of Kediri regency 2016. Relative Risk (RR) 1.65 which means the possibility of a baby experiencing asphyxia neonatorum of 1.65 times in maternal who experience premature rupture of membranes compared to mothers who did not experience premature rupture of membranes.


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
I Gusti Bagus Magitojaya ◽  
Jehosua S. V. Sinolungan ◽  
Lydia David

Abstract: Nowadays, phenomeneon of juvenile delinquency has been spreading widely. Particularly to students, they usually perform juvenile delinquency that would harm themselves and finally trouble their minds due to consquences they are going to face. This study aimed to investigate the comparison of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 86 students of Swadharma Mopugad High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School obtained by using simple random sampling. Data were analyzed by using T independent test with α=0.005. The T independent test showed a t value of 0.457 and a p value of 0.649 (> 0.005) which indicated that there was no significant difference of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency in both high schools. Conclusion: There was no significant difference between anxiety levels of students who performed juvenile delinquency in Swadharma Mopugad Senior High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School.Keywords: juvenile delinquency, anxietyAbstrak: Fenomena kenakalan remaja makin meluas dewasa ini. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kecemasan pada siswa yang melakukannya mengingat sanksi yang bisa diperoleh akibat perbuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan siswa yang melakukan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Subyek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Swadharma Mopugad dan siswa kelas XI SMA Swadharma Werdhi Agung dengan jumlah total 86 siswa. Data dianalisis dengan uji T Independent (α = 0,005). Hasil uji T Independent mendapatkan nilai t sebesar 0,457, p = 0,649, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung.Kata kunci: kenakalan remaja, kecemasan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document