scholarly journals ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK OPERASIONAL HARIAN DAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN SPRINKLER GEDUNG UTAMA BARU RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 338-349
Author(s):  
R.A. Sri Martini ◽  
Erny Agusri ◽  
M. Nur Ridho Hasan
Keyword(s):  

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang mempunyai gedung utama baru dibangun dengan 4 lantai dengan luas bangunan ± 6102.52 m2 dan luas tanah 7538 m2 yang memiliki 173 tempat tidur inap, 45 toilet dan 369 pegawai. Pada bangunan gedung baru terdapat 3 sumber air yaitu panel tank fiberglass berkapasitas 40 m3, panel tank fiberglass berkapasitas 90 m3, dan roof tank berkapasitas 16 m3. Dengan penambahan gedung maka kebutuhan air pun meningkat, untuk memenuhi kebutuhan air operasional harian dan untuk sistem pemadam kebakaran sprinkler gedung utama baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah air yang harus disediakan untuk operasioanl tersebut. Metode analisa dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dimana data yang ada dipisahkan dari data yang berbentuk angka baik dari data primer maupun data sekunder.  Analisa data meliputi: kebutuhan air bersih untuk operasional harian maksimumberdasarkan jumlah tempat tidur pasien (500 liter/bed/hari) jumlah pegawai rumah sakit (120 liter/orang/hari), jumlah toilet (39 liter/hari), wastafel (30 liter/hari), peturasan (30 liter/hari), shower (75 liter/hari), dan janitor (0.5 liter/m2/hr) dan kebutuhan air sistem pemadam kebakaran sprinkler. Dari hasil perhitungan didapat kebutuhan air bersih untuk operasional harian maksimum berjumlah 132.749 m3/hari dan kebutuhan air sistem pemadam kebakaran sprinkler berjumlah 992.358 m3 selama 30 menit sedangkan jumlah air bersih yang tersedia berjumlah 146 m3/hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber air Rumah Sakit Bhayangkara Palembang hanya mampu memenuhi kebutuhan air operasional rumah sakit. Maka direncanakan volume kapasitas ground water tank sebesar 1120 m3.

Jurnal Tekno ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 51-61
Author(s):  
Muhammad Ruslan ◽  
M.Saleh Al-Amin ◽  
Emidiana Emidiana

Abstract   Fire is a phenomenon that occurs when a material reaches a critical temperature and reacts chemically with oxygen (for example) producing heat, flame, light, smoke, water vapor, carbon monoxide, carbon dioxide, or other products and effects. Fires can occur anywhere, be it in office buildings, residences or public facilities. As for other than in public areas, fires often occur, both in rooms and laboratories, the triggers are almost the same due to negligence and not being careful in using flammable tools. For this reason, the need for a fire detector with a detector system using an alarm so that once a fire occurs, all those in the building can find out through the detector with an alarm sound as a fire marker. In order to reduce casualties, the need for a sprinkler system to extinguish the fire, and can assist the officers or authorities in the building as soon as possible. From the above problems, this research will determine how many detectors and sprinklers are needed, as well as how much water volume, pump power, and ground water tank are needed. This type of research is quantitative research by direct observation of the object under study, then researchers measure the room one by one using a building meter. From the calculation results by taking a sample on the 1st floor, the number of detectors needed is 10 smoke detectors and 3 heat detectors, the number of sprinklers is 47, the volume of water needed is 846 m3, the pump power and ground water tank needed are hydraulic power. pump (HHP) 3,28621 kW, pump shaft power (BHP) 4.38 kW, pump electric power (P) 6 kW, diesel pump (PpD) 4 HP, jocky pump (PJk) 0.6 kW, capacity GWT ( QGWT) 44 m3.


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Suhardiyanto Suhardiyanto
Keyword(s):  

Sistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung bertingkat. Sistem plambing dipergunakan untuk menyediakan air bersih dan membuang air kotoran serta air buangan ketempat yang telah ditentukan tanpa mencemari bagian-bagian terpenting lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada perancangan gedung bertingkat 7 lantai dengan jumlah penghuni sebesar 1.148 orang diperlukan air bersih sebesar 68,4 m3/hari. Kapasitas bak penampung air bawah (Ground Water Tank) digunakan sebesar 23,4 m3, untuk bak air atas (Roof Tank) digunakan bak penampung air sebesar 8,8 m3, dan untuk bak penampung air buangan (Package STP)  digunakan bak penampung berkapasitas 40 m3. Berdasarkan hasil perhitungan digunakan pompa transfer untuk mengalirkan air dari bak air bawah (Ground Water Tank) menuju bak air atas (Roof Tank) dengan kapasitas pengaliran 0,249 m3/menit, head pompa transfer sebesar 41,327 m, dan NPSHa sebesar 6,63 m. Pada perancangan ini distribusi air bersih mengunakan Booster Pump untuk 2 lantai teratas yaitu lantai 6 & lantai 7 dikarenakan tekanan kerja air yang dihasilkan tidak mencukupi sehingga diperlukan Booster Pump dengan kapasitas pengaliran sebesar 3,59 liter/detik dan tekanan kerja sebesar 1,35 kgf/cm2. Untuk distribusi air bersih lantai 5 kebawah memanfaatkan tekanan dari ketingian potensial air dari bak air atas menuju peralatan saniter pada masing-masing lantai.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 135-153
Author(s):  
Irma Sri Rahayu ◽  
Anita Setyowati Srie GunartI ◽  
Elma Yulius

Pabrik PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia telah mengalami banjir hampir setiap tahun. Banjir yang terjadi pabrik PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia disebabkan karena area pabrik memiliki elevasi yang lebih rendah dibandingkan area sekitar. Menyadari bahwa lahan resapan di sekitar area pabrik semakin berkurang sehingga kemungkinan jumlah debit banjir bertambah semakin membahayakan area pabrik maka perlu dilakukan analisa kapasitas daya tampung sistem drainase yang ada dengan perkiraan debit banjir rencana. Dilakukan perhitungan kapasitas dari sistem drainase existing dan kapasitas dari sistem drainase yang baru. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan maksimum tahunan. Metode analisis curah hujan menggunakan metode gumbel. Perhitungan debit rencana menggunakan metode rasional. Kemudian dilakukan perhitungan kapasitas saluran drainase existing dan redesign untuk saluran-saluran juga kolam yang kapasitasnya tidak memenuhi. Kapasitas sistem drainase sesuai dengan debit rencana. Sesuai hasil penelitian debit existing sebesar 1,185 m³/s mampu menampung hingga debit rencana periode ulang 100 tahun sebesar 0,54 m³/s. Beberapa saluran sekunder harus dimodifikasi dimensinya agar tidak terjadi genangan di area yang memiliki elevasi yang rendah yaitu pada ditch 14, ditch 15 dan ditch 34. Kolam retensi existing tidak dapat menampung debit banjir maka perlu dibuatkan kolam retensi yang baru. Pada periode ulang 100 tahun volume yang tidak tertampung sebesar 45.148,27 m³ dan membutuhkan ground water tank dengan luas permukaan 10.085,93 m² dengan tinggi 4,48 m.


2016 ◽  
Vol 39 ◽  
pp. 101-104 ◽  
Author(s):  
Anna Grava ◽  
Marco Rotiroti ◽  
Letizia Fumagalli ◽  
Tullia Bonomi

2018 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
Author(s):  
NITU SINGH ◽  
FATIMA SULTANA

India is a developing nation and is dependent on its natural resources for growth and development. Water, being one of the vital natural resource, must be used judicially for the sustainable development. Present study focuses on the analysis of physicochemical parameters (pH, Turbidity, Alkalinity, Total Hardness, Total dissolved solids, Conductivity, Chloride, Sulfate, Fluoride contents) of ground water and surface water in Kota City (Rajasthan). The study shows the adverse impact of exploitation and urbanization on water resources of Kota City (Rajasthan). Some physicochemical parameters exceed the desirable limits as defined by WHO and Indian Standards in the selected sites. The level of pollution in ground water and surface water of Kota City is increasing due to urbanization.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document