scholarly journals PENGEMBANGAN APLIKASI PERKALIAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PERKALIAN SISWA SD

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Wina Winarti ◽  
Luthfi Hamdani Maula ◽  
Astri Sutisnawati
Keyword(s):  

Pada hakikatnya perkalian merupakan oprasi penjumlahan yang dilakukan secara berulang yang sudah dipelajari dari kelas rendah, namun ternyata tidak sedikit peserta didik di kelas tinggi masih ada yang kurang lancer dalam mengoprasikan perkalian. Hal itu merupakan salah satu alasan dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ialah untuk mengetahui bagaimana kelayakan aplikasi perkalian yang dikembangkan, bagaimana respon peserta didik terhadap aplikasi perkalian yang dikembangkan, dan mengetahui apakah aplikasi perkalian dapat memberikan peningkatan pada siswa sekolah dasar dalam belajar perkalian. Penelitian ini menggunakan metode Research & Development (R&D). Analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif. Hasil menunjukan kemapuan pemahaman konsep peserta didik mengalami peningkatan setelah menggunakan aplikasi perkalian daam belajar dibuktikan dengan adanya hasil analisis tes dengan nilai gain-score, pada uji coba tahap 1 diperoleh kategori sedang yaitu sebesar 0,57 dan pada uji coba tahap 2 diperoleh 0,59. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa peserta didik setuju bahwa pembelajaran dengan menggunakan aplikasi perkalian dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman konsep.

Author(s):  
Ni Putu Anggi Putri Mijaya ◽  
Anak Agung Istri Agung Rai Sudiatmika ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan literasi sains siswa SMP setelah diterapkan model pembelajaran Levels of Inquiry. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif-deskriptif dengan rancangan one group pretest-posttest design. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja. Sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh sejumlah 31 siswa kelas VIII B3. Data penelitian adalah data peningkatan literasi sains siswa yang dikumpulkan dengan pemberian instrumen tes literasi sains sejumlah 20 butir soal tes pilihan ganda diperluas. Data peningkatan literasi sains dan peningkatan setiap aspek kompetensi literasi sains dianalisis secara kuantitatif dan dideskripsikan berdasarkan kualifikasi N-gain score ternormalisasi. Adapun data pengetahuan awal (pretest) dan literasi sains (posttest) dianalisis secara kuantitatif dan dideskripsikan berdasarkan kualifikasi penilaian acuan patokan (PAP). Kesimpulan hasil penelitian yaitu (1) peningkatan literasi sains memperoleh kualifikasi sedang (<g>=0,33), (2) ditinjau dari peningkatan setiap aspek kompetensi literasi sains yaitu aspek menjelaskan fenomena ilmiah memperoleh kualifikasi rendah (<g>=0,23), aspek mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah memperoleh kualifikasi rendah (<g>=0,17) dan aspek menginterpretasikan data dan bukti secara ilmiah memperoleh kualifikasi sedang (<g>= 0,39).


Mangifera Edu ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 141-149
Author(s):  
Krisianti Ayu Monita ◽  
Erlia Narulita ◽  
Aris Singgih Budiarso

In 21st century learning, critical thinking skills are the main choice that must be mastered by students. This study aims to determine the effectiveness of local wisdom-based science teaching materials in improving junior high school students’ critical thinking skills. Most science teachers still apply teacher-centered learning, so students tend to be passive. This type of research is quasi-experimental with a pretest-posttest control group design. The study was conducted in the even semester of the 2019/2020 school year. The subjects of the research were grade VII students. Data collection techniques and instruments in the form of tests that include indicators of critical thinking skills. Data analysis used homogeneity test, Kolmogorov Smirnov normality test, independent sample t-test, and n-gain score. The results of the independent sample t-test are sig. (2-tailed) = 0,000<sig. α = 0.05. Students’ critical thinking skills in the experimental class were higher (N-gain score = 39.09%) than in the control class (N-gain score = 12.03%). Based on the study results, it can be concluded that there is a significant influence on the application of local wisdom-based teaching materials in improving the critical thinking skills of middle school students in the moderate category.


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 703
Author(s):  
M. Salahudin Al’ Ayub ◽  
Rahardjo Rahardjo ◽  
Toeti Koestiari

The aimed of this research to describe the student learning outcomes and critical thinking skills through guided inquiry model using student worksheet oriented of critical thinking skills. This Research was conducted on two stages, are development of teaching materials using Dick and Carey model, and the implementation stage into the classroom using one group pretest-posttest design with subjects were 30 students on X class of SMAN 1 Pasir Belengkong Kabupaten Paser Kalimantan Timur. The parameter is feasibility of lesson plan, student activity, learning outcomes, critical thinking skills and constraints for teaching and learning activities. Data collecting were using observation method, test, and questionnaire. After the data were analiyzed with this result: The feasibility of lesson plan could be categorized as good, student activity with instrument reliability classified as good, learning outcomes test to know mastery of student learning on Ecosystems with the average score as good and gain score high gain, critical thinking test with the average score as good and gain score high gain. Based on this research, it can be concluded that guided inquiry model using student worksheet of critical thinking skills can improve student learning outcomes and critical thinking skills. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model inkuiri terbimbing menggunakan LKS berorientasi keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pengembangan perangkat yang menggunakan model Dick & Carey, kemudian dilanjutkan dengan tahap implememtasi model di dalam kelas menggunakan rancangan One group Pretest-Posttest Design dengan subjek penelitian 30 siswa kelas X SMAN 1 Pasir Belengkong Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Parameter yang diukur meliputi keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, keterampilan berpikir kritis siswa, respon siswa dan hambatan selama kegiatan belajar. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan angket. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Keterlaksanaan RPP dengan kategori baik, aktivitas siswa, dengan reliabilitas instrumen berkategori baik, ketuntasan belajar siswa pada materi ekosistem dengan nilai rata-rata baik dan gain score rata-rata  gain tinggi, ketuntasan keterampilan berpikir kritis dengan rata-rata nilai baik dan gain score rata-rata gain tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing menggunakan LKS berorientasi keterampilan berpikir kritis dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa.


INFERENSI ◽  
2015 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Eni Setyowati

The research aimed to empower the Muslim housewife’s understanding and skill in Tulungagung in waste management through Science and Technology e-media. The subjects of the empowerment are the housewives in Tanggung, Tanjungsari, and Jabon villages. The methods of the empowerment are formal and non-formal approaches, training, and implementation. The analysis was carried out using gain score normalized to analyze the value of understanding and skill in waste management before and after the empowerment. The results indicated that e-media can improve the housewife’s understanding (0,5) and it can improve the housewife’s skill (0,68). This showed that e-media can be as one of educational media in waste management.


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Diyas Age Larasati

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sooko tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPS 2 dan 3. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non Equivalent Control Group Design. Berdasarkan selisih nilai pre test dan post test, rata-rata gain score kemampuan pemecahan masalah geografi SMA kelas eksperimen lebih tinggi dengan skor 27,26 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan skor 11,88. Hasil perhitungan analisis uji t menggunakan independen sample t test diperoleh data p-level lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu 0,00. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMA. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah geografi SMAN 1 Sooko.Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan MasalahThe purpose of this study was to clarify the effect of the PBL model of problem-solving ability. This study do in SMA Negeri 1 Sooko 2015/2016. Study of the subject is the student of class XI IPS 2 dan 3. Form of quasi-experimental research design with non equivalent design control group. Subjects were selected based on the value of Middle Exam School (UTS) semester who have the same average (homogeneous). Control using a model class lectures and discussions, while the experimental class using PBL models. Gain score Data were analyzed using independent sample T-test Test with the help of the computer program SPSS 16.0 for Windows. Gainscore learning using PBL model of higher than conventional. The average value of the experiment gainscore class of 27, 26 and 11.88 of control. The results of the analysis of the Independent Sample T-Test Test, the difference shows a p-value of 0.000 level. The level of p-value less than 0.05 (P <0.05). The results of this study there was a significant effect PBL models to the problem-solving abilities. So the conclusion "PBL model significantly influential to the high school geography problem solving skills in SMAN 1 Sooko".Key Words: models of PBL, problem-solving abilities


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 252
Author(s):  
Siti Saidah ◽  
M. Arifuddin Jamal ◽  
Abdul Salam M
Keyword(s):  

Perangkat pembelajaran yang digunakan di SMPN 27 Banjarmasin selama ini masih belum maksimal dan selalu menggunakan metode pembelajaran konvensional, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif yang layak. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) validitas perangkat pembelajaran materi bunyi, (2) kepraktisan perangkat pembelajaran materi bunyi dilihat dari keterlaksanaan RPP, (3) efektivitas perangkat pembelajaran materi bunyi dilihat dari tes hasil belajar kognitif. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE. Data diperoleh melalui validasi perangkat pembelajaran, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, dan data hasil belajar. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa: (1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid berdasarkan hasil penilaian yang berada dalam kategori sangat baik menurut validator, (2) perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis dilihat dari keterlaksanaan RPP yang berkategori sangat baik, (3) perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan efektif dilihat dari gain score hasil belajar yang berada dalam kategori sedang. Diperoleh simpulan bahwa perangkat pembelajaran materi bunyi untuk siswa SMP menggunakan model pembelajaran kooperatif dinyatakan layak digunakan karena memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran; pembelajaran kooperatif; bunyi


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 27-37
Author(s):  
Miokti Yessi
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi sains siswa kelas X program IPA melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit, efektivitas pembelajaran dan peningkatan penguasaan konsep siswa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2018/2019.  Penelitian ini menggunakan desain one group pretest-postest. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, dan observasi.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kemampuan literasi berada pada kategori baik dan terjadi peningkatan kemampuan literasi sains siswa dengan gain score 0,84 kategori tinggi, dengan rata-rata nilai posttest siswa 92,69 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa 100%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran berbasis guided inquiry efektif meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dengan kategori tinggi.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Anderias Henukh ◽  
Haris Rosdianto ◽  
Sayaka Oikawa

This research was carried out at Musamus University in academic year 2019/2020 by taking a basic physics class I as a research sample. The purpose of this research is to determine the effectiveness of the implementation of Google classroom as multimedia learning. The research method used in this research is descriptive qualitative supported by quantitative data. The instrument used was a material and multimedia expert validation sheet, questions that had been validated to test the effectiveness of implementing Google classroom as learning multimedia. Based on the description above it can be concluded that the implementation of google classroom as multimedia learning with average results of multimedia expert validation of 82.5% and 87% of material experts have a good impact on the learning process and outcomes of students. This is evidenced by an increase in the value of each student with average of pre-test score is 62 and post-test score is 83. N-gain score is 0.75 (high category).


2018 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Triyono Triyono ◽  
Nonoh Siti Aminah ◽  
Suparmi Suparmi

<p>Motivasi belajar siswa SMK Gajah Mungkur 1 Wuryantoro dalam mengikuti kegiatan belajar fisika masih rendah dibandingkan saat mengikuti kegiatan belajar mata pelajaran produktif. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan karakteristik modul pembelajaran elektronik berbasis kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa; 2) menentukan kelayakan modul pembelajaran elektronik berbasis kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa; 3) menganalisis efektivitas modul elektronik fiska berbasis kontekstual terhadap motivasi belajar siswa; 4) menganalisis efektivitas modul elektronik fisika berbasis kontekstual terhadap hasil belajar kognitif siswa. Pengembangan modul pembelajaran elektronik berbasis kontekstual ini termasuk jenis penelitian <em>Research and Development </em>(R&amp;D) dengan menggunakan 4-D Model Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (<em>define</em>), tahap perencanaan (<em>design</em>), tahap pengembangan (<em>develop</em>), dan tahap penyebaran (<em>disseminate</em>). Modul divalidasi oleh 2 dosen ahli (ahli materi dan ahli media), 1 guru berkualifikasi magister (ahli bahasa), 2 <em>peer reviewer</em> dan 2 <em>reviewer. </em>Modul pembelajaran elektronik berbasis kontekstual yang dikembangkan diujicoba terbatas pada 10 orang siswa kelas XII TKR 1. Setelah direvisi, modul pembelajaran elektronik berbasis kontekstual diujicoba skala besar pada 35 siswa kelas XI TKR 4. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) karakteristik modul elektronik fisika berbasis kontekstual yaitu berupa modul elektronik yang menggunakan tujuh komponen pendekatan kontekstual yang mampu mengaitkan materi pelajaran fisika dengan materi pelajaran produktif; 2) modul elektronik fisika berbasis kontekstual layak digunakan berdasarkan hasil validasi dan dianalisis menggunakan <em>cut off score </em>dengan persentase keidealan 88,0 %, hasil angket keterbacaan modul oleh siswa modul layak digunakan (80,52%) dan hasil respons guru dalam tahap penyebaran modul layak digunakan (91,67 %); 3) modul elektronik fisika berbasis kontekstual efektif meningkatkan motivasi belajar siswa berdasarkan hasil N-<em>gain score </em>sebesar 0,61 dengan kategori peningkatan sedang; 4)  modul elektronik fisika berbasis kontekstual efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa berdasarkan hasil N-<em>gain score </em>sebesar 0,55 dengan kategori peningkatan sedang dan 77% siswa memperoleh nilai KKM.</p>


2019 ◽  
Author(s):  
Rindang Hayom Sasami ◽  
Sujarwo Sujarwo

This research aimed to analyse the feasibility of the use of maquette and the effectiveness of maquette in improving students’ critical thinking ability. The research model employed was the development research model developed by Borg & Gall. The research subjects were third graders. The testing was divided into preliminary field testing, main field testing, and operational field testing. The analysis of the medium feasibility was based on the assessment by media experts, the assessment by subject matter experts, students’ response, and teacher’s response. The analysis of maquette effectiveness was carried out using a t-test (two independent samples) to figure out the difference and gain score of the experimental class for the purpose of identifying the improvement after the use of maquette. In the feasibility analysis, a score of 88 in the category “feasible” was gained from the assessment by a media expert and a score of 85 in the category “highly feasible” was gained from the assessment by a subject matter expert. From the preliminary field testing, scores of 60.5 and 65 in the category “highly feasible” were gained for the students’ response and teacher’s response, respectively. Meanwhile, from the main field testing, scores of 56.1 and 66.5 in the category “highly feasible” were gained for the students’ response and teacher’s response to the maquette use, respectively. The t-test results show a significant value in the critical thinking, namely.000 <.05, indicating a significant difference between the control class and the experimental class. The gain score was 0.5 and fell into the “moderate” category. Thus, it can be concluded that maquette is effective in improving critical thinking ability.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document