Komparasi Logam Berat pada Kawasan Mangrove Alami dan Industri di Perairan Belawan, Pulau Sicanang
<p class="E-JOURNALAbstractBody">Perairan Belawan Pulau Sicanang merupakan kawasan yang rentan terhadap pencemaran logam berat, karena kawasan perairan ini berdekatan dengan kawasan industri, pelabuhan, dan permukiman. L<span lang="EN-US">ogam berat sangat berbahaya bagi kehidupan hewan aquatik maupun bagi kesehatan manusia</span>. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif eksploratif yang <span lang="EN-US">bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat berupa: Timbal (Pb), Cadmium (Cd), dan M</span>e<span lang="EN-US">rkuri (Hg) pada perairan ekositem mangrove Belawan Pulau Sicanang. </span>Keberadaan ekosistem hutan mangrove di kawasan ini berfungsi sebagai penyangga kehidupan. <span lang="EN-US">Kandungan logam berat di perairan bisa diserap oleh tanaman mangrove sebagai fitoremediasi.</span><span lang="EN-US">Penentuan stasiun pengamatan berdasarkan <em>purvosive sampling</em>, </span>dengan <span lang="EN-US">Stasiun 1 </span>yang merupakan <span lang="EN-US">kawasan hutan mangrove alami dan Stasiun 2 </span>yang merupakan kawasan <span lang="EN-US">perusahaan dan pabrik). </span>Metode uji sampel air dengan<em> Atomic Absorption Spectroscopy</em> (AAS). Hasil analisis logam berat dari air sampel berupa: Pb (0,15 ppm) pada Stasiun 1 dan 0,33 ppm pada Stasiun 2, Cd (0,04 ppm) pada Stasiun 1 dan 0,11 ppm pada Stasiun 2, Sedangkan Hg (<0.1011 ppm) nilainya sama pada Stasiun 1 dan 2. Berdasarkan hasil analisis logam berat berupa: Pb, Cd dan Hg pada kedua perairan, dapat disimpulkan bahwa kawasan hutan magrove alami memiliki kandungan logam lebih rendah daripada kawasan industri. </p>