scholarly journals PENGARUH AKTIVITAS FISIK JALAN KAKI TERHADAP GULA DARAH SEWAKTU PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTADALAM PESAWARAN TAHUN 2021

2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 194-205
Author(s):  
Heru Supriyanto ◽  
Diny Vellyana ◽  
Diki Stiawan
Keyword(s):  
T Test ◽  
P Value ◽  

Pendahuluan :DM Tipe 2 yang tak tergantung pada insulin disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang dan biasanya diketahui DM setelah usia 40 tahun (Hadibroto, 2013). Komplikasi mikrovaskular (retinopati, nefropati, neuropati) dan komplikasi makrovaskular (aterosklerotik, stroke, angina, infark miokardium, gangren).Penatalaksanaan penderita DM dapat dilakukan dengan kegiatan jasmani secara teratur 3 sampai 5 hari seminggu selama sekitar 30 sampai 45 menit, latihan jasmani yang di anjurkan salah satu nya jalan kaki. Tujuan penelitian diketahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap gula darah sewaktu pada penderita DM Tipe 2. Metode :Desain penelitianpre-eksperiment one group pre-test-posttest. Sampel 16 penderita DM  tipe 2 denganpurposive sampling dan observasi langsung dengan mengukur kadar gula darah menggunakan Gluko DR AGM 2100 dan analisis statistik Uji dependent sampel T test. Hasil:nilai p-value sebesar 0,000 dengan rata-rata kadar gula darah sebesar 273,44 mg/ dl dan sesudah dilakukan aktivitas fisik jalan kaki sebesar 170,88 mg/ dl. Pembahasan :Kesimpulan ada pengaruh aktivitas fisik terhadap gula darah sewaktu pada penderita diabetes melitus Tipe 2 dan disarankan melakukan aktifitas jalan kaki sesuai prosedur saat menuju kebun ataupun sawah sehingga keseimbangan kadar gula darah tetap terjaga.

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Desi Emiliasari Sabari ◽  
Mira Agusthia ◽  
Rachmawaty M. Noer

Penggunaan”tanaman mahkota dewa merupakan alternatif untuk mencegah efek radikal bebas pada DM. Selain itu dikenal juga beberapa obat anti diabetes seperti brotowali, mimba, daun salam dan lain-lain. Mahkota dewa sebagai obat asli indonesia banyak digunakan untuk berbagai penyakit diantaranya sebagai anti diabetes. Tujuan dari  penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh air rebusan buah mahkota dewa terhadap penurunan gula darah pasien diabetes melitus tipe II di Puskesmas Dabo Lama Kabupaten Lingga Penelitian. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pengambilan sampel ini adalah purposive sample. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 18 orang dan data dianalisis menggunakan uji paired t-test. Hasil diketahui sebesar 88,9% sampel memiliki perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan mahkota dewa, dan 11.1 % tidak memiliki perbedaan sebelum dan sesudah diberikan air rebusan makota dewa. Kesimpulan dari analisa data diketahui p-value bernilai 0,000 (p=<0,05), menunjukkan ada pengaruh air rebusan mahkota dewa terhadap penurunan gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Dabo Lama Kabupaten Lingga. Adanya pengaruh air rebusan buah mahkota dewa terhadap penurunan kadar gula darah dapat digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif non”farmakologi.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 394-403
Author(s):  
Rahmat Syuhada ◽  
Toni Prasetya ◽  
Ade Utia Detty ◽  
Merryshol Okhi

ABSTRACT: VISUAL RESULTS OF DIABETES RETINOPATHY PATIENTS POST PARS PLANA VITRECTOMY OPERATION AT PERTAMINA BINTANG AMIN HOSPITAL Background: Diabetic retinopathy is a neovascular complication that is very specific for type 1 diabetes and type 2 diabetes. Based on data according to Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, diabetes mellitus in 2013 reached 1.5% of patients with diabetes, and is increasing. to 2.0% in 2018. Treatment of diabetes mellitus patients with complications of diabetic retinopathy by performing pars plana vitrectomy surgery which is anoperative management that can improve eye visual or restore visual fuction. Research Objectives: To determine the visual outcome in diabetic retinopathy patients after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Bintang Amin Hospital, Lampung Province in 2020.Research Methods: This type of research was cross -sectional. Sampling was done by total sampling. Bivariate data analysis using Paired T-Test.Results: Statistical analysis using Paired T-Test showed the p-value for visualoutcome analysis in diabetic retinopathy patients before and after pars plana vitrectomy surgery was 0.000 (p-value <0.05).Conclusions: There are significant changes in diabetic retinopathy patients visualoutcome before pars plana vitrectomy surgery and after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Hospital Amin Star Lampung Province 2020. Keywords: Diabetic retinopathy, pars plana vitrectomy operation, Visualoutcome INTISARI: VISUALOUTCOME PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIK PASCA OPERASI PARS PLANA VITRECTOMY DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN  Latar Belakang: Retinopati diabetik adalah komplikasi neovaskular yang sangat spesifik untuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Berdasarkan data menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018, penyakit diabetes melitus di tahun 2013 mencapai 1,5% pasien pengidap diabetes, dan meningkat menjadi 2,0% pada tahun 2018. Penanganan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi retinopati diabetik diantaranya adalah dengan dilakukannya operasi pars plana vitrektomi yang merupakan penatalaksanaan operatif yang dapat memperbaiki visus mata atau memulihkan fungsi penglihatan . Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui visualoutcome pada pasien retinopati diabetik pasca operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah potong silang (Cross-sectioal). Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data bivariat dengan Paired T-Test.Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji Paired T-Test menunjukkan p-value untuk analisa visualoutcome pada pasien retinopati diabetic sebelum dan sesudah operasi operasi pars plana vitrektomi sebesar 0,000 (p-value < 0,05).Kesimpulan: Terdapat perubahan yang signifikan pada visualoutcome pasien retinopati diabetik sebelum operasi pars plana vitrektomi dan sesudah operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020. Kata Kunci: Retinopati Diabetik, Operasi Pars Plana Vitrektomi, Visualoutcome


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 59-64
Author(s):  
Angger Anugerah Hadi H.S ◽  
Bayu Khayudin

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakt Indonesia. Semakin lama durasi pada penderita DM, maka semakin besar kemungkinan munculnya penyakit-penyakit komplikasi. Penyakit stroke, jantung coroner, luka DM dan gagal ginjal merupakan contoh penyakit yang dapat timbul akibat DM Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan sikap pasien DM terkait pencegahan komplikasi dengan metode yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang mengikuti prolanis di puskesmas Wisma indah, dan puskesmas  Bojonegoro sebanyak 32 responden. Diskusi grup dan Brief Telephone Counseling dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pendidikan kesehatan terkait pencegahan komplikasi dan follow-up melalui telepon. Berdasarkan hasil uji paired T-test didapati hasil p-value 0,000. Dengan demikian disimpulkan hasil terdapat peningkatan sikap responden setelah dilakukan intervensi yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan artikel ilmiah yang terbit dalam jurnal nasional. Selain itu, luaran lain yang diharapkan adalah buku saku terkait pencegahan komplikasi DM Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Komplikasi Diabetes Mellitus, Diskusi Grup, Brief telephone Counseling, Sikap


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Annaas Budi Setyawan ◽  
Burhanto Burhanto

Latar Belakang : Bawang Dayak merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Timur untuk mengobati beberapa penyakit antara lain sebagai obat kanker payudara, darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes melitus) dan kolesterol. Umbi bawang dayak mengandung flavonoid yang berguna untuk melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir dengan normal. Tujuan dari penelitian ini membuktikan efek teh bawang dayak terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode : Metode penelitian menggunakan rancangan one grup pretest and posttest tanpa kelompok pembanding (kontrol). Sampel dalam penelitian ini adalah warga dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda sebanyak 20 orang. Uji Bivariat menggunakan Paired t-test untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan teh bawang dayak Hasil : Hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa pada variabel tekanan darah diukur melalui sistolik dan diastolik nilai p value adalah 0.001 (<0.05) yang berarti teh bawang dayak efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kesimpulan : Teh bawang dayak efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 285-295
Author(s):  
Umi Romayati Keswara ◽  
Rahma Elliya ◽  
Maya Maya

ABSTRACT: THE EFFECT OF PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) ON REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PEOPLE WITH DIABETES MELLITUS IN THE WORK AREA OF OGAN LIMA HEALTH CENTER, WEST ABUNG DISTRICT, NORTH LAMPUNG Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often suffers. Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often suffers.Purpose: To determine the effect of progresive muscle relaxation (PMR) on reducing blood glucose levels in people with diabetes mellitus.Method: This type of research is quantitative, quasi-experimental design using non equivalent control groups. The population in this study were all DM patients in the Work Area of Ogan Lima Health Center, West Abung District, North Lampung, with a total sample of 34 respondents. Data analysis used T test analysis (dependent and independent sample t-test).Results: The results of univariate analysis showed that the average blood glucose level of respondents in the pretest group was 247.29 ± 28.431 mg / dL and posttest 210.29 ± 28.711 mg / dL. The average level of respondent's blood glucose at pretest was 255.94 ± 30.738 mg / dL and posttest 230.76 ± 25.69 mg / dL. T-dependent test results obtained by the treatment group p-value = 0,000, and the control group p-value = 0.006. T-independent test results obtained p-value = 0.035.Conclusion: There was a significant difference between the blood glucose levels of diabetics in the treatment group and the control group. Suggestions are expected that health workers can apply PMR training as an alternative therapy for DM patients. Keywords :progresive muscle relaxation, blood glucose level, diabetes mellitus  Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang sering diderita. Data di dunia sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes, di Indonesia tahun 2018 prevalensi  diabetes meningkat dari 1,1% menjadi 2,0%, di Provinsi Lampung meningkat dari 0,8% menjadi1,6%, di Kabupaten Lampung Utara meningkat dari 0,9menjadi 1,07 %. Terapi komplementer untuk mengontrol kadar glukosa darah salah satunya dengan relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR).Tujuan:Diketahui Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) terhadap penurunan kadar glukosa  darah pada penderita diabetes melitus.Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan quasi eksperiment menggunakan non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM di Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Lampung Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden.Analisis data menggunakan analisis uji T (dependent dan independent sample t-test).Hasil Penelitian: Hasil analisis univariat bahwa rata-rata kadar glukosa darah responden kelompok perlakuan saat pretest yaitu 247,29 ± 28,431 mg/dL dan posttest 210,29 ± 28,711 mg/dL. Rata-rata kadar glukosa darah responden saat pretest yaitu 255,94 ± 30,738 mg/dL dan posttest 230,76 ± 25,69mg/dL. Hasil uji t-dependen kelompok perlakuan diperoleh p-value=0,000, dan kelompok kontrol p-value=0,006. Hasil uji t-independen diperoleh p-value=0,035.Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah penderita diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Saran diharapkan agar tenaga kesehatan dapat menerapkan latihan PMR sebagai alternative terapi pada pasien DM. Kata Kunci     : progresive muscle relaxation, kadar glukosa darah, diabetes melitus


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 61-69
Author(s):  
Tamrin Tamrin ◽  
Tri Sakti Widyaningsih ◽  
Windiyastuti Windiyastuti

Latar Belakang: Adanya pergeseran pola penyakit dari penyakit yang menular menjadi penyakit tidak menular salah satunya adalah diabetes melitus. Di Indonesia diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi setelah stroke dan jantung koroner, hampir 85 sampai 90% orang dengan diabetes tipe 2 penyakit yang paling banyak dialami oleh lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap kadar gula darah sewaktu pada lansia diabetesi. Metode: Penelitian quasi experiment dengan desaign pre test dan post-test without control group design. Pengambilan sampel 36 responden, kemudian dianalisis menggunakan uji paired t-test. Hasil: Sebelum diberikan terapi dzikir rerata kadar gula darah sewaktu pada lansia diabetesi yaitu 176,25 mg/dl, sedangkan setelah diberikan terapi dzikir rerata kadar gula darah sewaktu pada lansia diabetesi 163,55 mg/dl. Hasil uji paired t-test menunjukkan bahwa nilai P value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada penurunan kadar gula darah secara bermakna. Kesimpulan: Ada pengaruh terapi dzikir terhadap kadar gula darah pada lansia Diabetesi di Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari Semarang. Setelah mengetahui manfaat terapi dzikir diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikan secara mandiri terutama bagi mereka yang terkena diabetes.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 7-16
Author(s):  
Sarinah Sri Wulan ◽  
Busjra M Nur ◽  
Rohman Azzam

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang progresif, ditandaiketidakmampuan tubuh melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang mengakibatkan hiperglikemi. Kurangnya pemahaman pasien terhadap penyakit dan self care-nya dapat memperburuk keadaan. Edukasi brainstorming menjadi metode yang membantu peningkatan pemahaman pasien. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode edukasi brainstorming terhadap self care pasien DM tipe 2. Menggunakan desain Quasi eksperimen pre and post test with kontrol group, dengan uji dependent t-test dan uji independen t-test. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA). Sampel 104 responden (intervensi dan kontrol). Ada pengaruh edukasi brainstorming terhadap self care diabetes melitus tipe 2 (p-value = 0,00). Ada pengaruh antara umur, pendapatan, lama sakit, dan pendidikan terhadap self care DM tipe 2, faktor yang paling dominan mempengaruhi self care yaitu pendidikan (p-value = 0,000) dengan nilai OR = 0,409. Sementara tidak ada pengaruh antara jenis kelamin (p=0,805) dengan self care pasien DM tipe 2. Edukasi brainstorming dapat meningkatkan self care pasien DM diharapkan dapat diterapkan di pelayanan kesehatan.


Author(s):  
C. Nugroho ◽  
. Suryono ◽  
B. Wiseno

Homecare as a part of healthcare at home, it can give a freedom for society to get the best healthcare which is appropriate to use. The factor which influences an interest of homecare needs a deep analysis. The aim of this research is for analyzing homecare interest in pandemic covid-19 period based on disease case in Indonesia. This research uses cross-sectional approach. The research population is all of patients in RSUD Pare and the sample is 172 respondents with simple random sampling technique. The data collection is in questionnaire form of homecare interest and disease data of patient, then doing a multivariant analysis of regression linier test. The result of T-Test in each variable where diabetes melitus, innervation case, heart, lungs, fracture, gastrointestinal, and another cases have negative t value with p value > 0,05 which means there is not any influence to the homecare interest, but in the bladder case has T-Test -2,109 value (p value 0,036, α < 0,05) which means the bladder case has influence to the homecare interest, such as the post operation case which has T-Test 2,112 value (p value 0,036, α < 0,05), it means that the post operation has influence to homecare interest. Someone interest of homecare is not influenced by disease case, except the cases which need more detail care in hospital. Post operation, bladder, and diabetes melitus needs homecare.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 153
Author(s):  
Eny - Masruroh

Diabetes Melitus (DM) tipe II merupakan tipe yang paling banyak ditemukan. DM tipe II dapat meningkat secara signifikan seiring perubahan gaya hidup masyarakat dan peningkatan umur lebih dari 40 tahun serta masalah obesitas,  ditandai dengan adanya peningkatan indeks massa tubuh (IMT) ≥ 25 Kg/m2. IMT yang berlebih dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat karena tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur dan status gizi berdasarkan IMT dengan kadar gula darah pada penderita DM tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Iskak Tulungagung.Pengambilan data dilakukan pada tanggal 19-20 April 2017. Desain penelitian menggunakan analitik korelasional. Populasi seluruh penderita DM tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Iskak Tulungagung menggunakan teknik Quota Sampling dengan 30 responden. Pengambilan data variabel IMT menggunakan timbangan injak dan mikrotoa. Sedangkan variabel kadar gula darah menggunakan glucotest stick. Kemudian data dianalisis dengan uji statistik paired t test. Hasil penelitian ini rata-rata umur adalah 57 tahun, rata-rata IMT 25,77 Kg/m2 dengan rata-rata kadar gula darah 213,23 mg/dL. Dari hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara umur dengan kadar gula darah dengan ditunjukkan p value = 0.00.begitu juga pada hasil uji status gizi dengan kadar gula darah pada penderita DM tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Iskak Tulungagung yang ditunjukkan dengan nilai p value = 0,000 yang berarti ada korelasi antara keduanya. Berdasarkan penelitian, yaitu ada hubungan antara umur dan status gizi dengan kadar gula darah maka disarankan bagi responden dengan IMT berlebih dapat mempertahankan berat badan yang ideal dan pada penderita DM tipe II pada umur lebih dari 40 tahun lebih menjaga pola hidup yang sehat sehingga dapat mencegah komplikasi diabetes akibat kadar gula darah yang tinggi.;


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Rohanah Rohanah ◽  
Lailatul Fadilah

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada usia lanjut, hampir 50% pasien diabetes tipe 2  berusia diatas 65 tahun. Diabetes pada lansia pada akhirnya mempengaruhi kualitas hidup lansia. Edukasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada lansia tentang cara hidup sehat dengan diabetes serta  mencegah terjadinya komplikasi. Empat pilar pengelolaan diabetes yaitu edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, intervensi farmakologi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi  terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku sehingga lansia mampu  mengelola diabetes. Hipotesa penelitian ini ada pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku sehingga meningkatkan kemampuan lansia mengelola diabetes yang dialaminya.. Penelitian ini dilakukan di  Posbindu Kelurahan Karangsari kota Tangerang tahun 2018 dengan sampel 30 orang lansia sebagai kelompok intervensi dan 30 lansia sebagai kelompok kontrol. Desain dan metodologi penelitian ini menggunakan  Quasi eksperimen pre – post test. Data dianalisis menggunakan Uji  dependent. t test dan independent t test. Hasil penelitian  menunjukan ada pengaruh yang  signifikan proses edukasi terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku pada kelompok intervensi dengan nilai p value 0.00 dan ada pengaruh signifikan edukasi kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok control dengan nilai pengetahuan p value 0.02 dan nilai perilaku 0.003. kesimpulan : ada pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku pada lansia yang mengalami  Diabetes Melitus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document