scholarly journals Efektivitas Daun Kelor Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Simpang Mamplam Bireuen

2021 ◽  
Vol 1 (6) ◽  
pp. 545-551
Author(s):  
Dahliana Dahliana

ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Berdasarkan bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi bayi, ibu, keluarga dan negara, pedoman internasional merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. MWN Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pemberian daun kelor (Moringa oleifera) terhadap produksi ASI pada Ibu Menyusui 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Mamplam. Daun kelor  memiliki fungsi untuk merangsang produksi ASI pada ibu menyusui karna mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi untuk meningkatkan dan melancarkan produksi ASI. Banyak alternatif untuk meningkatkan produksi air susu ibu salah satunya dengan mengkonsumsi daun kelor. Penelitian dilakukan sejak tanggal 02 Mei - 24 September 2019. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen, dengan rancangan penelitian pre and posttest control group design. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang berada di wilayah kerja Puskesmas Simpang Mamplam yang berjumlah 30 orang. Analisa data menggunakan uji Mann Witney. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna perubahan produksi ASI dilihat dengan peningkatan berat badan bayi  antara kelompok diberikan daun kelor dengan tidak diberikan daun kelor dengan nilai P= 0.000 (p>0,05), diharapkan kepada ibu menyusui agar mengkonsumsi daun kelor karena sangat bermanfaat untuk peningkatan produksi ASI dan juga meningkatnya kesehatan ibu akan mempengaruhi produksi ASI, keberhasilan ASI eksklusif didukung oleh banyak faktor salah satunya adalah vitalitas ibu dan produksi ASI

2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 308-313
Author(s):  
Alnur Aulia A ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar belakang: Daun kelor (Moringa oleifera Lam) dilaporkan memiliki sifat antiinflamasi karena mengandung vitamin, mineral, serta kuersetin. Hiperurisemia dapat memicu respon inflamasi yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya jumlah leukosit.Tujuan:Menganalisis pengaruh pemberian seduhan daun kelor dengan dosis 3,27 g/kgBB terhadap jumlah leukosit tikus wistar jantan.Metode:Penelitian true experimental dengan pre-post test randomized control group design pada 12 tikus wistar jantan usia 8-12 minggu yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak masing-masing 6 ekor. Kelompok K (Kontrol) dan P (Perlakuan) diberi otak kambing 2g/ekor/hari selama 8 hari. Setelah itu kontrol diberi pakan standar dan akuades, sedangkan perlakuan diberi 3,6 ml seduhan daun kelor selama 14 hari. Pemeriksaan darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu sebelum dan sesudah  pemberian otak kambing dan sesudah pemberian seduhan daun kelor.Hasil: Terdapat penurunan kadar asam urat yang signifikan pada kelompok kontrol (p=0,002), namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada kelompok perlakuan (p=0,086) setelah pemberian otak kambing. Perbedaan signifikan terjadi pada jumlah leukosit pada kelompok kontrol (p=0,005) dan perlakuan (p=0,015) setelah pemberian otak kambing. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat dan jumlah leukosit (p=0,65). Terdapat perbedaan signifikan pada jumlah leukosit kelompok perlakuan (p=0,008) maupun kontrol (p=0,004) setelah pemberian seduhan daun kelor, namun penurunan rerata lebih besar pada kelompok perlakuan.Kesimpulan:Pemberian seduhan daun kelor dengan dosis 3,27 g/kgBB selama 14 hari dapat menurunkan jumlah leukosit tikus secara signifikan


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Vivi Diah Permatasari

Banyak fakor yang dapat menyebabkan kerusakan sel beta pankreas salah satu nya yaitu zat diabetogenik, zat diabetogenik yang dapat bersifat toksik adalah senyawa aloksan. Tanaman kelor memiliki kandungan antioksidan antara lain seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan sel-sel yang dapat diakibat radikal bebas. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sebagai upaya preventif terhadap kerusakan histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan. menggunakan metode eksperimental murni post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil penelitian uji Kruskal-Wallis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan terhadap kerusakan histopatologi pankreas (p


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91-101
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Lingga Desta Wahyuni

Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB.


EMBRIO ◽  
2017 ◽  
Vol 9 ◽  
pp. 16-23
Author(s):  
Setiawandari Setiawandari

Kelahiran sang buah hati adalah moment bahagia yang dinantikan oleh semua orang tua. Seorang ibu yang mampu memberikan ASI secara eksklusif (0-6 bulan) memberikan arti kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu. Tetapi tidak jarang, hal ini terkendala dengan produksi ASI ibu yang belum keluar pada hari-hari pertama menyusui. Hal inilah yang membuat orang tua khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya diawal kehidupannya, sehingga memutuskan untuk memberikan susu formula. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui Efektifitas Ekstrak Sauropus Androgynus (Daun Katuk) dan Ekstrak Moringa oleifera Lamk (Daun Kelor)terhadap Proses Persalinan, Produksi Kolostrumdan Proses Involusi Uteri  Ibu Postpartum. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan metode total sampling. Dengan sampel penelitian adalah semua ibu hamil usia kehamilan 37-40 minggu yang melahirkan normal di Praktik MandiriBidan. Jenis penelitian ini adalah true eksperimen dengan desain penelitian posttest with control group design. Hasil penelitian adalah tidak ada pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor terhadap proses persalinan dengan nilai p=0,457>α=0,05. Pemberian daun katuk lebih efektif dibanding daun kelor dalam hal mempercepat pengeluaran produksi kolostrum dengan nilai p=0,026<α=0,05. Dan tidak ada perbedaan antara pemberian daun katuk dengan daun kelor terhadap proses involutio uteri  dengan nilai p=0,552>α=0,05 (24jam), p=0,905>α=0,05 (48jam), p=0,719>α=0,05 (72jam). Kesimpulan adalah ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor bisa diberikan pada ibu hamil trimester III dan tidak menimbulkan komplikasi proses persalinan, ekstrak daun katuk lebih efektif dalam meningkatkan produksi ASI dan tidak ada pengaruh terhadap proses involusi uteri


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 28-37
Author(s):  
Ayu Ulfiah ◽  
Arina F Arifin ◽  
Rezky Pratiwi ◽  
Sri Wahyuni Gayatri ◽  
Nesyana Nurmadilla

Latar Belakang: Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak dan berfungsi sebagai prekursor untuk hormon steroid dan garam empedu serta merupakan komponen yang menstabilkan membran plasma. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung koroner dan stroke menjadi perhatian karena kematian akibat kedua penyakit ini diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23.3 juta pada tahun 2030. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam menurunkan kadar kolesterol darah pada hewan coba mencit (Mus musculus). Metode: Metode penelitian ini adalah pre and post test control group design. Subjek dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok 1 pemberian aquades sebagai kontrol negatif, kelompok 2 ekstrak daun kelor dosis 20.8 mg/kgBB, kelompok 3 ekstrak daun kelor dosis 41.6 mg/kgBB, dan kelompok 4 pemberian simvastatin sebagai kontrol positif. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 sampel mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok. Hasil: Didapatkan bahwa kelompok perlakuan yang diberi aquades tidak mengalami penurunan kolesterol (p>0.05) sedangkan ekstrak daun kelor dosis 20,8 mg/kgBB mengalami penurunan kolesterol sebesar 15.83 mg/dl (p<0.05), ekstrak daun kelor dosis 41,6 mg/kgBB mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 17.83 mg/dl (p<0.05), dan  kelompok kontrol positif yang diberi suspensi simvastatin mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 19.67 mg/dl (p<0.05). Berdasarkan uji anova didapatkan p<0.05, uji post hoc test (LSD) didapatkan simvastatin terhadap dosis 20,8 mg/KgBB dengan p<0.05, simvastatin terhadap dosis 41.6 mg/KgBB dengan p>0.05. Kesimpulan: Pada masing-masing kelompok mencit hiperkolesterolemik yang dilakukan pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis yang berbeda didapatkan pengaruh aquades dalam menurunkan kadar kolestrol darah pada hewan coba mencit (Mus musculus) tidak seefektif dengan pemberian simvastatin.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 18-26
Author(s):  
Fadzil Latifah ◽  
Ika Buana Januarti ◽  
Nur Amalina

Latar Belakang : Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab penyakit antara lain jerawat, bisul, impetigo,dan infeksi pada luka. Beberapa senyawa yang terkandung didalam daun kelor berperan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi 5%, 10%, 15% sediaan krim ekstrak etanolik daun kelor (Moringa Oleifera L.) yang dapat  menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus.  Metode : Penilitian ini bersifat eksperimental dengan post test only control group design. Ekstraksi menggunakan metode maserasi pelarut etanol 96%. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok yaitu kontrol positif (K+), kontrol negatif (K-), formula 5% (F1), formula 10% (F2) dan formula 15% (F3). Pengujian sifat fisik sediaan krim meliputi organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas. Uji efektivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Hasil : Hasil uji sifat fisik menunjukkan bahwa pada pengujian pH didapatkan nilai rata-rata yaitu kelompok basis (6,98), kelompok F1 (6,98), kelompok F2 (6,98), kelompok F3 (6,98). Uji daya sebar didapatkan nilai rata-rata yaitu kelompok basis (6,5 cm), kelompok F1 (5,77 cm), kelompok F2 (6,6 cm), kelompok F3 (6,6). Uji viskositas didapatkan nilai rata-rata yaitu kelompok basis (304,56 cps), kelompok F1 (302,73 cps), kelompok F2 (311,06 cps), kelompok F3 (312,06 cps), hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan rata-rata hasil yaitu kelompok kontrol negatif (0 cm), kelompok kontrol positif (18 cm), kelompok F1 (14,6 cm), kelompok F2 (20,63 cm), kelompok F3 (25,46 cm). Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini adalah sediaan krim ekstrak daun kelor 5% mempengaruhi aktivitas antibakteri secara lemah, 10% secara sedang, 15% secara kuat dan semua sediaan krim memenuhi persyaratan uji sifat fisik.  


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 64-78
Author(s):  
Arikha Ayu Susilowati

ABSTRAK   penyakit sel-sel saraf di otak, akibat hipokampus yang rusak oleh radikal bebas. EEDK (Ekstrak etanol daun kelor) (Moringa oleifera, Lamk.) mengandung phytochemicals, karoten, vitamin, mineral, asam amino, flavonoid dan phenolic, terbukti mengurangi kerusakan oksidatif dan defisit memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek EEDK terhadap memori spasial, kadar MDA, jumlah sel piramidal hipokampus yang rusak area CA1,CA2-CA3 dan gambaran histopatologi mencit. Rancangan penelitian ini pre test and post test control group design untuk uji memori spasial dan post test control group design untuk uji kadar MDA, jumlah sel piramidal hipokampus dan gambaran histopatologi. Menggunakan 30 ekor mencit terdiri dari 6 kelompok, per kelompok ada 5 ekor mencit, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok EEDK 100, 200, dan 400 mg/kgBB, semua diinduksi Pb asetat 50 mg/KgBB kecuali pada kelompok normal. Kontrol positif diobati kuersetin 50 mg/kgBB, sedangkan kontrol negatif tidak diobati. Data uji memori diperoleh dari uji Morris water maze pra dan paska perlakuan, data status antioksidan diperoleh dari uji kadar MDA dan data gambaran histopatologi diperoleh dari perhitungan jumlah sel pyramidal. Analisis data menggunakan repeated measures ANOVA dan ANOVA dengan Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan waktu latensi, uji kadar MDA dan pemeriksaan histopatologi otak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok EEDK. Pemberian EEDK 400 mg/kgBB paling efektif memperbaiki memori spasial, menurunkan kadar MDA, dan mencegah kerusakan sel piramidal hipokampus area CA1, CA2-CA3.


2021 ◽  
pp. 844-852
Author(s):  
Irdayanti Desy Firmalia ◽  
Yusriani ◽  
Andi Asrina

Kurangnya pengetahuan masyarakat menganai manfaat daun kelor (Moringa Oleifera) dan sikap ibu hamil yang masih memiliki kepercayaan apabila mengkonsumsi daun kelor maka akan mengakibatkan Gatta kelorrang yang artinya pada saat ibu melahirkan akan mengakibatkan susahnya persalinan tersebut dikarenakan geta yang di sebabkan oleh daun kelor (Moringa Oleifera). Hal ini perlunya edukasi kepada masyarakat terutama bagi ibu hamil mengenai pemanfaatan daun kelor (Moringa Oleifera). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang pemanfaatan  (moringa oleifera) daun kelor terhadap perilaku ibu hamil yang menderita anemia. Penelitian ini menggunakan kuantitatif  dengan pendekatan quasi experiment design (pre test dan post test dengan control group design) yaitu penelitian yang melibatkan dua kelompok subjek yang di uji pre test dan post testnya satu kelompok di berikan edukasi pemanfaatn (moringa oleifera) daun kelor berupa video dan yang satunya di beri edukasi brosur. Dari hasil penelitian di peroleh bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada kelompok perlakuan (p≤0.001) antara sebelum dan sesudah edukasi menggunakan video. Kelompok kontrol juga menunjukkan ada perbedaan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi brosur. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh media video dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil, sedangkan media brosur di dirasa kurang efektif dan diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan faktor-faktor yang mengenai pemanfaatan daun kelor Moringa Oleifera).


Author(s):  
Melin Novidinisa Herada Putri ◽  
A'immatul Fauziyah ◽  
Taufik Maryusman

The Effects of Cereal Made From Sagu and Moringa oleifera on the Blood Glucose Level of Alloxan-Induced RatsDiabetes Mellitus (DM) type 2 could increase oxidative stress and blood glucose level. Resistant starch compounds in Cersa Mori have an antidiabetic properties.This research aimed to analyze the effect of Cersa Mori on fasting blood glucose (FBG) level of diabetic white rats induced by alloxan. This is a true experimental study with a randomized pre-post control group design using 27 male Wistar strain rats divided into 3 groups randomly, i.e (KN) feed and aquades, (KP) glibenclamide 0.126mg/200gBB/day, (P) Cersa Mori 5g/200gBB/day. KP and P groups were given alloxan 125 mg/KgBB subcutaneously and the intervention was carried out for 30 days. FBG level was measured using the GOD-PAP method. The results of Paired T-Test showed the effect of Cersa Mori on lowering FBG level in hyperglycemic rats (P=0,006). One-Way ANOVA test showed that Cersa Mori reduced FBG level, which was equalent to those given glibenclamide (P=0,366). It can be concluded that giving Cersa Mori 5g/200gBB/day for 30 days had a significant effect on lowering FBG level. Keywords: alloxan; Cersa Mori; diabetic rats; fasting blood glucose level; resistant strachABSTRAKDiabetes Mellitus (DM) tipe 2 dapat memicu stres oksidatif dan meningkatkan kadar glukosa darah puasa (GDP). Senyawa pati resisten dalam sereal siap saji Cersa Mori memiliki sifat antidiabetik. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian Cersa Mori terhadap kadar glukosa darah tikus putih diabetes yang diinduksi aloksan. Penelitian true-experimental ini menggunakan randomized pre-post control group design. Sampel sebanyak 27 ekor tikus jantan galur Wistar dibagi menjadi 3 kelompok secara acak yaitu; (KN) pakan dan akuades, (KP) glibenklamid 0,126 mg/200gBB/hari, (P) Cersa Mori 5g/200gBB/hari. KP sampai P diberikan aloksan 125 mg/KgBB secara subkutan dan intervensi dilakukan selama 30 hari. Pengukuran GDP menggunakan metode GOD-PAP. Hasil Uji-T menunjukkan pengaruh Cersa Mori dalam menurunkan GDP tikus hiperglikemia (P=0,006). Uji ANOVA satu arah menunjukkan penurunan GDP pada kelompok Cersa Mori (P) setara dengan tikus yang diberi glibenklamid (P=0,366). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian Cersa Mori dosis 5g/200gBB/hari selama 30 hari berpengaruh terhadap penurunan GDP secara signifikan. 


2016 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Cindy Alverina ◽  
Desy Andari ◽  
Gita Sekar Prihanti

ABSTRAK Hiperkolesterolemia akan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi faktor resiko yang kuat terhadap penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan kerusakan kardiomiosit. Penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada usia produktif. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) dengan kandungan vitamin C dan beta karoten diduga mencegah nekrosis kardiomiosit sehingga menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap sel kardiomiosit jantung pada tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) dengan diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design  yang terbagi dalam 4 kelompok acak yaitu kelompok kontrol (diet aterogenik) dan 3 kelompok perlakuan (ekstrak daun kelor 200mg/KgBB, 400mg/KgBB dan 600mg/KgBB). Setiap kelompok terdiri 5 hewan coba dengan perlakuan selama 35 hari. Setiap kelompok dibuat preparat histologi jantung (pewarnaan HE) dan diamati dibawah mikroskop(400x) dengan bimbingan ahli patologi anatomi. Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan antar kelompok tikus (p<0,05). Hasil uji post hoc menunjukkan dosis 600mg/KgBB yang paling signifikan dalam mencegah nekrosis kardiomiosit. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) berpengaruh sebesar 78,5% terhadap jumlah nekrosis kardiomiosit, hal ini diduga disebabkan adanya kandungan vitamin C, beta karoten, beta sitosterol, flavonoid dan polyphenol.Kata Kunci : Ekstrak daun kelor, Diet Aterogenik, Nekrosis Kardiomiosit.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document