scholarly journals PERANAN KOMUNITAS LOKAL DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN GEOSITE DI KAWASAN GEOPARK BELITONG

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 64-88
Author(s):  
Yuspian Djapani ◽  
Nana Sulaksana ◽  
Budi Muljana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat setempat sebagai pengelola geosite membuat perencanaan pengembangan geosite di Kawasan Geopark Belitong. Dalam hal ini masyarakat setempat menjadi sumber utama informasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tidak didasarkan pada pengujian hipotetis tetapi dengan menggunakan analisis terhadap definisi operasional konsep yang telah dirumuskan berdasarkan pertanyaan penelitian. Namun demikian, peneliti juga melakukan analisis matematika menggunakan Teknik �Weight Scoring System� atau sistem penilaian berbobot untuk menganalisis pola dan arti hubungan antar kategori. Sementara itu, peninjauan literatur masih tetap dilakukan untuk mengetahui teori-teori yang telah diterapkan dalam penelitian terkait. Instrumen pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di 4 (empat) lokasi Geosite yang terdiri dari 1) Geosite Bukit Peramun di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, 2) Geosite Juru Sebrang di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung, 3) Geosite OpenPit Namsalu di Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur dan 4) Geosite Tebat Rasau di Kecamatan Simpang Renggiang Kabupaten Belitung Timur. Dengan teknik "purposive sampling", maka jumlah Informan yang digunakan adalah sebanyak 16 orang yang didistribusikan secara proporsional untuk setiap lokasi penelitian. Penelitian ini menemukan fakta bahwa masyarakat lokal pada umumnya memiliki kemampuan yang baik untuk menyusun dan merumuskan perencanaan pengembangan Geosite namun tetap berpotensi untuk lebih ditingkatkan dengan mengoptimalkan pengetahuan, partisipasi dan keterampilan teknis dalam perencanaan melalui strategi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (HRD) dalam pengelolaan Geosite sesuai dengan top 10 fokus area UNESCO Global Geopark.

2020 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 156-166
Author(s):  
Reno Catelya Dira Oktavia ◽  
Hermanto Siregar ◽  
Tutut Sunarminto ◽  
Rachmad Hermawan

Faktor sosial dan psikologi sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengunjung selama berekreasi di taman kota dan taman hutan kota (THK) dalam wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor sosial dan psikologi di dalam taman kota dan THK dalam kaitannya dengan tingkat kepuasan pengunjung. Data penelitian dikumpulkan dari responden dengan alat bantu kuesioner, menerapkan pola One Score One Indicator Scoring System. Jumlah responden sebanyak 600 orang dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan metode importance performance analysis, customer satisfaction index, analisis statistik korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima aspek sosial dan psikologi yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Aspek yang memiliki nilai kepentingan tinggi dan nilai kepuasan tinggi adalah aspek atmosfer berkegiatan, sedangkan yang bernilai rendah adalah aspek keamanan dan keselamatan. Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa dari kelima aspek sosial dan psikologi tersebut satu sama lain memiliki tingkat asosiasi atau hubungan yang sangat dekat dengan nilai koefisien yang positif. Berdasarkan analisis regresi kepuasan pengunjung; aspek atmosfer berkegiatan, aspek aktivitas rekreasi, aspek kenyamanan berpengaruh secara signifikan, sedangkan aspek kontak sosial dan faktor keamanan dan keselamatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengunjung.    Kata kunci: kepuasan pengunjung, psikologi, sosial, taman kota, taman kota hutan kota (THK)


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 12
Author(s):  
Muhammad Delpas Giandika ◽  
Nurlan Kusmaedi ◽  
Agus Rusdiana

Waktu reaksi dan fleksibilitas merupakan komponen-komponen kondisi fisik penting bagi atlet Taekwondo untuk memproduksi sebuah tendangan, salah satunya tendangan dollyo-chagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kemampuan waktu reaksi dan fleksibilitas atlet Taekwondo dengan hasil tendangan dollyo-chagi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode korelasi. Populasi sekaligus sampel yang diambil datanya adalah atlet UKM Taekwondo UPI dengan total 10 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes whole body reaction time, sit and reach, dan tes tendangan dollyo-chagi dengan menggunakan Protektor Scoring System (PSS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan waktu reaksi dan fleksibiltas dengan hasil tendangan dollyo-chagi. Selain itu, banyak komponen kondisi fisik yang dapat membantu atau menjadi faktor lain dalam melakukan sebuah tendangan dalam cabang olahraga taekwondo. sehingga nantinya akan sangat membatu sekali dalam pengembangan prestasi atlet nanti dan menjadi bahan pertimbangan lebih kepada para pelatih


Ners Muda ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 152
Author(s):  
Munira Munira ◽  
Siti Aisah

Penurunan struktur dan fungsi pada sistem gastrointensinal lansia dapat menyebabkan konstipasi, hal ini karena waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama, peristaltik usus melemah dan kemampuan absorbsi menurun.  Konstipasi harus segera ditangani karena akan berdampak robeknya kulit pada dinding anus yang menyebabkan buang air besar berdarah. Tujuan studi kasus ini adalah memberikan asuhan keperawatan dengan intervensi massage abdomen dalam penurunan tingkat konstipasi pada usia lanjut. Metode penulisan ini menggunakan desain studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Populasi dalam studi kasus ini adalah semua lansia  di ruang Cempaka Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucanggading Semarang yang berjumlah 38 responden. Jumlah sampel yang digunakan dalam studi kasus ini sebanyak 2 responden yang diambil menggunakan teknik Purposive sampling. Penerapan dilakukan selama 7 hari dengan pemberian tindakan keperawatan berupa terapi massage abdomen dengan frekuensi 1 kali sehari selama 15 menit dipagi hari. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Kriteria hasil menggunakan Constipation Scoring System (CSS). Setelah dilakukan massage abdomen selama 7 hari, terjadi penurunkan konstipasi pada lansia yang di buktikan dari hasil pengukuran menggunakan Constipation Scoring System (CSS). Kedua Pasien mengalami peningkatan frekuensi defekasi, mengedan saat defekasi menurun, merasa tuntas setelah defekasi, perasaan tidak nyaman pada perut menjadi hilang. Kesimpulannya adalah teknik massage abdomen dapat menurunkan tingkat konstipasi.


1979 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 241-245
Author(s):  
Richard J. Schissel ◽  
Linda B. James

This study examines the assumptions underlying the scoring system of the Arizona Articulation Proficiency Scale: Revised. Twenty-one children between the ages of four years two months and six years 11 months were administered the Arizona Articulation Proficiency Scale: Revised and the Screening Deep Test of Articulation. The subjects' performance on the two tests was compared for the phones: [s], [l], [r], [t∫], [θ], [∫], [k], [f], and [t]. Results suggested that 1) the production of most sounds in only two contexts does not necessarily reflect the accuracy of production of those sounds in other contexts, and 2) for the sounds tested, the weightings assigned on the basis of their frequency of occurrence rather than the frequency with which they were misarticulated overestimated the extent of many articulation errors.


VASA ◽  
2012 ◽  
Vol 41 (1) ◽  
pp. 19-26 ◽  
Author(s):  
Hoerth ◽  
Kundi ◽  
Katzenschlager ◽  
Hirschl

Background: Nailfold capillaroscopy (NVC) is a diagnostic tool particularly useful in the differential diagnosis of rheumatic and connective tissue diseases. Although successfully applied since many years, little is known about prevalence and distribution of NVC changes in healthy individuals. Probands and methods: NVC was performed in 120 individuals (57 men and 63 women; age 18 to 70 years) randomly selected according to predefined age and sex strata. Diseases associated with NVC changes were excluded. The nailfolds of eight fingers were assessed according to standardized procedures. A scoring system was developed based on the distribution of the number of morphologically deviating capillaries, microhaemorrhages, and capillary density. Results: Only 18 individuals (15 %) had no deviation in morphology, haemorrhages, or capillary density on any finger. Overall 67 % had morphological changes, 48 % had microhaemorrhages, and 40 % of volunteers below 40 years of age and 18 % above age 40 had less than 8 capillaries/mm. Among morphological changes tortous (43 %), ramified (47 %), and bushy capillaries (27 %) were the most frequently altered capillary types. A semiquantitative scoring system was developed in such a way that a score above 1 indicates an extreme position (above the 90th percentile) in the distribution of scores among healthy individuals. Conclusions: Altered capillaries occur frequently among healthy individuals and should be interpreted as normal unless a suspicious increase in their frequency is determined by reference to the scoring system. Megacapillaries and diffuse loss of capillaries were not found and seem to be of specific diagnostic value.


Author(s):  
Christoph Mischo ◽  
Katrin Wolstein ◽  
Svenja Peters

Zusammenfassung. Die Professionelle Wahrnehmung von Pädagoginnen und Pädagogen als Fähigkeit zur Identifikation, Interpretation und Bewertung relevanter Merkmale pädagogischer Interaktion stellt eine wichtige pädagogische Teilkompetenz dar. Empirisch untersucht ist die Professionelle Wahrnehmung insbesondere bei Lehrkräften, kaum dagegen bei Fachkräften in KiTas. Ziel dieser Studie ist daher die Untersuchung von Zusammenhängen zwischen der Professionellen Wahrnehmung und dem beobachteten Handeln von KiTa-Fachkräften. Zur Evokation der Professionellen Wahrnehmung wurden 120 Teilnehmerinnen und Teilnehmern typische Fachkraft-Kind-Interaktionen als Video-Stimuli dargeboten. Die Erfassung der Professionellen Wahrnehmung erfolgte mit zwei offenen (Lautes Denken und retrospektives Interview) sowie mit einem geschlossenen Antwortformat (Rating-Skalen). Zur Einschätzung der Qualität des Interaktionsverhaltens der Fachkräfte wurde das international gut etablierte Classroom Assessment Scoring System (CLASS Pre-K) eingesetzt. Bei der Zusammenhangsprüfung im Rahmen eines Strukturgleichungsmodells mit latenten Variablen zeigte nur die mit der Methode des Lauten Denkens erfasste Professionelle Wahrnehmung Zusammenhänge mit den CLASS-Domänen Organisation des KiTA-Alltags und Lernunterstützung. Die Ergebnisse werden im Hinblick auf die Implikationen der Erhebungsmethodik für die Professionelle Wahrnehmung diskutiert.


2016 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 206-213 ◽  
Author(s):  
Andreas Wildgruber ◽  
Monika Wertfein ◽  
Claudia Wirts ◽  
Marina Kammermeier ◽  
Erik Danay

Zusammenfassung. Die Interaktionen zwischen pädagogischen Fachkräften und Kindern sind von zentraler Bedeutung für die Moderation des kindlichen Lernens und der kindlichen Entwicklung. Angesichts der Variabilität der Interaktionen im Tagesverlauf wurde in dieser explorativen Studie untersucht, inwieweit sich Unterschiede der Interaktionsqualität zwischen verschiedenen typischen Situationen (Freispiel, moderierte Aktivitäten, Lesesituationen, Garten, Essen) in Kindertageseinrichtungen zeigen. Bei 85 Fachkräften in bayerischen Kindergärten wurden die Interaktionen zwischen Fachkräften und Kindern jeweils einen Vormittag teilnehmend beobachtet und mit dem Verfahren „Classroom Assessment Scoring System Pre-K“ ( Pianta, La Paro & Hamre, 2008 ) geratet. Es zeigte sich zum einen in Essenssituationen eine niedrigere Interaktionsqualität als in den anderen Situationen. Zum anderen fand sich vor allem im Bereich der Lernunterstützung in Lesesituationen und moderierten Aktivitäten eine höhere Interaktionsqualität als im Freispiel. Die simultane Berücksichtigung der beiden Faktoren Tageszeit und Situation ergab, dass die gefundenen Effekte auf den Faktor Situation zurückzuführen waren.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document