scholarly journals KOMBINASI RESIPROKAL ASAS REKOGNISI DAN SUBSIDIARITAS PEMERINTAHAN DESA DENGAN KONSEP PEMERINTAHAN BERGAYA WIRAUSAHA

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 180-200
Author(s):  
Yayat Rukayat Sape'i

Desa sebagai satu kesatuan masyarakat asli yang memiliki hukum, adat istiadat, hak asal-usul dan hak tradisional mengalami banyak ketertinggalan dalam pembangunan. Padahal jika dilihat dari potensi dan sumber daya yang dimiliki, pemerintah dan masyarakat desa memiliki peluang yang besar untuk maju dan meningkatkan kesejahteraan pemerintah dan masyarakat. Sebaliknya fakta menunjukkan desa tenggelam dalam hegemoni pembangunan. Akibatnya desa banyak ditinggalkan generasi mudanya yang memilih mencari peruntungan di kota-kota besar. Nasib desa pun semakin terpuruk, tertinggal, terbelakang dan tidak mampu mengejar pembangunan sebagaimana pembangunan di perkotaan. Konsep entrepreneurial government atau pemerintahan bergaya wirausaha menjadi pendekatan tata kelola pemerintahan desa yang lebih realistik. Kewenangan dan hak yang dimiliki pemerintahan desa memungkinkan konsep pemerintahan bergaya wirausaha dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan kesejahteraan bagi pemerintah desa dan masyarakat. Hal ini telah terbukti oleh banyak desa yang mampu keluar dari status desa tertinggal menjadi desa maju, bahkan mandiri yang mampu membiayai pembangunannya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah pusat.

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Mahmud Danil ◽  
Akhmad Munjin ◽  
G. Goris Seran

Birokrasi pemerintahan kecamatan masih sering menimbulkan permasalahan yang kompleks dan kurang kondusif sehingga diperlukan perubahan-perubahan mendasar secara struktural, prosesual dan kultural. Perubahan-perubahan birokrasi tersebut ditempuh pemerintah kecamatan agar dapat meningkat-kan efisiensi dan efektivitas kerjanya. Untuk itu perlu diterapkan strategi mewirausahakan birokrasi. Inti menerapkan strategi ini mengacu pada praktek transformasi struktural, prosesual, dan kultural dalam rangka memperbarui dan mewirausahakan sektor pemerintahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi entrepreneurial government di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Penelitian ini merujuk teori dari David Osborne dan Peter Plastrik yang mengemukakan lima strategi menuju pemerintahan wirausaha, yaitu strategi inti, strategi konsekuensi, strategi pelanggan, strategi pengendalian dan strategi budaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data memakai rumus Weight Mean Score untuk menghitung skor rerata. Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa strategi inti memperoleh skor rerata sebesar 4,74 dengan kategori penilaian sangat baik. Strategi konsekuensi memperoleh skor rerata sebesar 4,28 dengan kategori penilaian sangat baik. Strategi pelanggan memperoleh skor rerata sebesar 4,33 dengan kategori penilaian sangat baik. Strategi pengendalian memperoleh skor rerata sebesar 3,87 dengan kategori penilaian baik. Strategi budaya memperoleh skor rerata sebesar 4,01 dengan kategori penilaian baik. Dengan demikian, hasil analisis secara keseluruhan dimensi strategi memperoleh skor rerata sebesar 4,25 dengan kategori penilaian sangat baik.Kata kunci: Kota Bogor, Birokrasi, Pemerintahan Wirausaha, Pelayanan Publik, Pembaruan.


1993 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
pp. 315 ◽  
Author(s):  
Arthur A. Felts ◽  
David Osborne ◽  
Ted Gaebler

ETIKONOMI ◽  
2017 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 207-220
Author(s):  
Agus Supandi Soegoto ◽  
Ritson Eras Kadisi

Public demand for the implementation of good governance in the public sector for several years has been increasing because the performance of public services does not seem to meet public expectations. The purpose of this study is to determine the influence of entrepreneurial mental attitude on the performance of the government apparatus in the district of Sitaro Islands. The analytical method used is associative and relies on multiple linear regression. The results show that both simultaneously and partially, entrepreneurial government mental attitudes including innovator, brave and creative attitudes, creating value and recognizing opportunities, communication skills, human mobility, and resource have a positive and significant impact on the performance of government officials. The results also show the attitude of innovators has the lowest variable value which means that the leaders should enhance the attitude of Mental Entrepreneurial by improving the employees’ attitude of innovators, either through leadership training, entrepreneurship, or education quality improvement, therefore the performance of the officials may be enhanced.DOI: 10.15408/etk.v16i2.4968


Author(s):  
Mark Britnell

The paradox of the global healthcare workforce is that while it has never been more abundant, it has never been scarcer relative to future patient needs. This workforce has largely been resistant to economic cycles of boom and bust, and has even flourished, relatively speaking, during recessions. But demand for health workers has surpassed our capacity to supply them and it has never been more important for governments to be progressive, agile, and courageous in tackling the looming crisis. In this chapter, Mark Britnell looks at entrepreneurial government, from under to oversupply. He shows how across the OECD, the functioning of the labour market for health workers—for good or ill—is characterized by strong government interventions affecting both supply and demand.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document