scholarly journals PENGARUH TERAPI LIFE REVIEW TERHADAP PENURUNAN DEPRESI DI SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA PADU WAU MAUMERE

Sebatik ◽  
2022 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Yuldensia Avelina ◽  
Wilhelmus Nong Baba ◽  
Yosefina Dhale Pora

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang terjadi secara alamiah. Tingginya stresor dan peristiwa kehidupan yang  tidak menyenangkan dapat menimbulkan masalah psikologis, salah satu diantaranya adalah depresi. Depresi pada lansia lebih tinggi terjadi pada lansia yang hidup di panti jompo dibandingkan dengan lansia yang hidup di komunitas dan masih rendahnya intervensi psikologis untuk mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi pada lansia di Seksi Kesejahteraan Penyantunan Sosial Lanjut Usia Padu Wau Maumere. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment dengan rancangan penelitian one group pre post test. Jumlah sampel sebanyak 36 orang, dengan menggunakan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pendek Geriatric Depression Scale (GDS) dengan 15 pertanyaan dalam versi Indonesia untuk mengukur depresi pada lansia. Intervensi terapi life review diberikan sebanyak 4 sesi yakni pengalaman masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa lansia.  Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi lansia dibuktikan dengan nilai p value (0.000) < α (0.05). Terapi life review berhasil dalam menurunkan depresi pada lansia.

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 128-146
Author(s):  
Andria Pragholapati

Pendahuluan: Data World Health Organization (2010) menunjukkan lansia di dunia yang terkena depresi sebanyak 7 juta orang. Meningkat pada lansia yang tinggal di institusi sekitar 50-75%. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Brain Gym terhadap tingkat depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016. Metode: Penelitian ini menggunakan Quasy eksperiment pre-post test dengan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 17 orang. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Brain gym diberikan pada kelompok perlakuan sebanyak 9 kali dalam 5 hari. Kuesioner menggunakan Geriatric Depression Scale Short form yang memiliki nilai Alfa Cronbach 0.960 ≥ 0.632 menyatakan kuesioner valid dan reliabel. Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil Penelitian : Wilcoxon menunjukkan hanya pada kelompok intervensi ada perbedaan tingkat depresi dengan p value pada kelompok kontrol 0.109 (α>0.05) dan p value pada kelompok intervensi 0.000 (α<0.05). Hasil Mann Whitney pada kedua kelompok didapatkan p value 0.000 (α ≤ 0,05), maka Ho ditolak hal ini menunjukan ada pengaruh Brain Gym terhadap tingkat depresi. Diskusi: berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Brain Gym dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia sehingga pada lansia penting dilakukan pemeriksaan tingkat depresi secara berkala dan diterapkan gerakan Brain Gym untuk mengurangi tingkat depresi pada lansia.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 01
Author(s):  
Emy Sutiyarsih ◽  
Sr. Felisitas A Sri S

Depression in eldery couldn’t be easily detected because physical complaint was more often than emotional complaint. In severe case, depression could cause suicidal behaviour (Irawan, 2013). Therefore, elderly need assistance to deal with depression, and Emotional Freedom Technique (EFT) is one of the solution. Research design is pre-experimental design, using pre-test and post-test design. Before intervention, Geriatric Depression Scale test were given to one group of elder people. EFT intervention were given two times for four weeks, and Geriatric Depression Scale test were tested after intervention. Population was elder people who fulfill inclusion criterias, and 30 elderly were obatained. The significancy result was 0,000 (α = 0,05), it could be inferred that EFT has a strong relationship to depression scale. EFT could significantly reduce depression scale in elderly, so it can bes used effectively.


2018 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 417
Author(s):  
Ayu Wulandari Utami ◽  
Rini Gusyaliza ◽  
Taufik Ashal

Lanjut usia adalah individu yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Depresi merupakan masalah psikologis yang sering terjadi pada lanjut usia yang ditandai dengan perasaan sedih, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas fisik seseorang. Kualitas hidup adalah penilaian individu terhadap posisinya di dalam kehidupan dalam konteks untuk melaksanakan fungsinya pada kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan kemungkinan depresi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan dari Desember 2017 sampai Mei 2018 di Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Sampel berjumlah 100 orang yang terdiri dari 50 orang lansia berkemungkinan depresi dan 50 orang lansia berkemungkinan tidak depresi. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai subjek menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale dan WHOQOL- BREF. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified proportionate random sampling dan pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi kualitas hidup lanjut usia yaitu 86% memiliki kualitas hidup baik dan 14% memiliki kualitas hidup buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kemungkinan depresi dengan kualitas hidup (p = 0,004). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kemungkinan depresi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di Kelurahan Surau Gadang.


2020 ◽  
pp. 362-373
Author(s):  
Venny Vidayanti ◽  
Mae Sri Hartati Wahyuningsih ◽  
Akhmadi Akhmadi

Penundaan rawat gabung, rendahnya frekuensi menyusui dan kesulitan dalam posisi menyusui pada ibu pasca bedah cesar dapat menyebabkan keterlambatan laktogenesis II. Hal ini menyebabkan ketidaklancaran produksi ASI pada hari-hari pertama pasca pembedahan. Intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan terapi komplementer yang dapat membantu meningkatkan kelancaran produksi ASI pasca bedah cesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan kelancaran produksi ASI ibu pasca bedah cesar dengan intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil. Desain penelitian menggunakan”quasi experiment post test-only with control group design”. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yang melibatkan 50 ibu pasca bedah cesar dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah uji chi-square untuk mengetahun perbedaan kelancaran produksi ASI dan uji regresi logistik berganda untuk mengidentifikasi variabel dominan yang berhubungan dengan kelancaran produksi ASI. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kelancaran produksi ASI pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p-value 0.023; OR=3.85). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan frekuensi menyusui (p=0.028;OR=5.74) merupakan variabel dominan bersama dengan pijat punggung (p=0.030;OR=4.47) dan paritas (p=0.060;OR=3.59) dalam mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Intervensi pijat punggung bersama dengan frekuensi menyusui dan paritas berpeluang meningkatkan kelancaran produksi ASI pada ibu pasca bedah cesar. Ibu yang diberikan intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil berpeluang 3.85 kali mengalami kelancaran produksi ASI. Edukasi untuk ibu dalam meningkatkan frekuensi menyusui juga penting dalam upaya peningkatan produksi ASI pada ibu pasca bedah cesar.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 342-347
Author(s):  
Rina Amelia ◽  
Arlinda Sari Wahyuni ◽  
Juliandi Harahap

Gangguan mental biasa terjadi di usia tua tetapi keadaan ini sering tidak terdeteksi dan tidak diobati. Gangguan mental memicu terjadinya cacat fungsional, gangguan rehabilitasi, dapat membebani sistem kesehatan dan merusak kualitas hidup pasien tua serta keluarga mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisisi hubungan gangguan emosional (depresi) terhadap kualitas hidup lansia di Kota Medan.  Disain penelitian analitik dengan pendekataan cross sectional.  Populasi penelitian adalah seluruh lansia (>60 tahun) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan Medan.  Pengambilan sampel penelitian sebanyak 100 orang (rumus proporsi) dilakukan secara consecutive sampling (kriteria inklusi dan ekslusi).  Penilaian gangguan emosional menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS) yang terdiri dari 30 pertanyaan merupakan instrumen yang valid untuk  menilai depresi yang terjadi pada lanjut usia, sedangkan penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan dengan jawaban mengunakan Skala Likert (1-5).  Analisis data menggunakan uji chi squaredengan menggunakan program komputer SPSS.   Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 84 orang (84%) lansia tidak mengalami depresi, 15 orang (15%) lansia yang mengalami depresi ringan dan 1 orang (1%) yang mengalami depresi berat.  Kualitas hidup lansia mayoritas berada pada kategori yang cukup sebanyak 87 orang (87%).  Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara gangguan emosional (depresi) dengan kualitas hidup lansia di kota Medan (p<0.05).


2018 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
Author(s):  
Santi Damayanti, Nazwar Hamdani Rahil

Latar Belakang : Ulkus kaki diabetik  merupakan salah satu komplikasi  diabetes melitus (DM).Untuk mencegah komplikasi, pilar utama penatalaksanaan DM yaitu edukasi. Diabetes Self Management Education (DSME) adalah  memberikan  pengetahuan  kepada  pasien mengenai  aplikasi  strategi  perawatan  diri  secara  mandiri  untuk  mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.  Sampai saat ini puskesmas Ngaglik I belum menerapkan edukasi dengan metode DSME, tetapi masih menggunakan edukasi konvensional.Tujuan:  mengetahui kefektifan DSME terhadap kejadian kaki diabetik non ulkus di puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta.Metode  : Jenis penelitian Quasi Experiment dengan rancangan nonequivalent control group design.Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakanWilcoxon Signed Ranks Testdan mann-whitneyU.Hasil : Hasil analisis beda mean kejadian kaki diabetic non ulkus pre tes dan post test pada kelompok intervensi dengan p value 0,009, sedangkan pada kelompok kontrol p value 0,069. Hasil analisis beda mean kejadian kaki diabetic non ulkus sesudah DSME pada kelompok intervensi dan control dengan P value 0.003Simpulan : DSME efektif menurunkan kejadian kaki diabetik non ulkus di Puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta. Kata kunci : DSME, Kaki diabetik non ulkus


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Wahyu Rochdiat Murdhiono ◽  
Santi Damayanti ◽  
Ni Luh Komang Sri Ayunia

Mahasiswa keperawatan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stres dibandingkan  mahasiswa kesehatan lainnya. Belum pernah ada peneltian yang menggabungkan terapi meditasi dengan terapi musik suara alam untuk menurunkan stres pada mahasiswa keperawatan di Yogyakarta. Tujuan penelitian ntuk mengetahui pengaruh meditasi dengan suara alam pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment dengan pendekatan pre dan post-test nonequivalent control group. Sampel dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian menggunakan DASS-42. Median skor stres pada kelompok perlakuan sebesar 11,00 pada pre-test sedangkan post-test sebesar 7,00. Di kelompok kontrol, median skor stres pre-test sebesar 10,00 dan median skor stres post-test sebesar 9,50. Uji Wilcoxon untuk menganalisis perbedaan skor stres pre dan post-test menghasilkan nilai p 0,000 di kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol menunjukkan nilai p 0,137. Meditasi menggunakan musik suara alam dapat menurunkan stres dan dapat menjadi terapi komplementer alternatif yang dapat dilakukan perawat. Kata kunci: meditasi, musik suara alam, stres, mahasiswa keperawatan MEDITATION WITH SOUND OF NATURE CAN REDUCE STRESS IN NURSING STUDENTSABSTRACTNursing students have a higher risk to experience stress than other medical students. Previously, there has never been any research regarding meditation using the sound of nature to reduce stress in nursing students in Yogyakarta.Research objective to determine the influence of meditation with the sound of nature to reduce stress in nursing students. This is quasi-experiment research with a pre and post-test nonequivalent control group design. The samples were selected using consecutive sampling and divided into two groups, each was 30 respondents. The research instrument used was DASS 42. The pre-test median stress score in the intervention group was 11.00, and the post-test score was 7.00. In the control group, the pre-test median score was 10.00, and the post-test score of 9.50. Wilcoxon test used to analyze the difference of stress score in the intervention group (p-value = 0.000), and the difference in stress score in the control group (p-value = 0.137). Meditation using the sound of nature can reduce stress in nursing students and can be an alternative complementary therapy for nurses. Keywords: meditation, the sound of nature, stress, nursing students


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Wahyu Rima Agustin ◽  
T. Triyono ◽  
S. Setiyawan ◽  
Wahyuningsih Safitri

Pre oksigenasi atau pemberian oksigen yang adekuat sebelum dilakukan tindakan suction atau hisap lendir merupakan satu bagian yang penting. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan dan diobservasi adalah status hemodinamik pasien yang mencakup Mean Arteri Presure, heart rate, respiratori rate serta saturasi oksigen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pre oksigenasi terhadap status hemodinamik pasien yang terpasang endotracheal tube yang dilakukan tindakan suction.Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan metode one group pre test – post test. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling sebanyak 44 pasien yang terpasang endotracheal tube dan dilakukan tindakan suction di ruang ICU Rumah Sakit Islam Klaten. Alat ukur penelitian ini menggunakan metode observasi langsung. Data yang terkumpul di lakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro wilk. Didapatkan data terdistribusi normal dengan p value lebih dari 0,05.Hasil penelitian dengan menggunakan paired sampel t-test menunjukan bahwa nilai p value < 0,05 yaitu untuk MAP 0,006, heart rate 0,022, respiratori rate 0,023 dan saturasi oksigen 0,001 yang artinya ada pengaruh pre oksigenasi terhadap status hemodinamik pasien yang terpasang endotracheal tube dengan tindakan suction di ruang ICU Rumah Sakit Islam Klaten.


2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 636
Author(s):  
Fajarina Lathu Asmarani ◽  
Luh Gede Rinika Sancita Dewi

Myalgia atau nyeri otot disebabkan karena beban kerja, beban tambahan dan kemampuan kerja serta refleks spasme otot. 40,5% pekerja mengalami masalah di muskuloskeletal. Myalgia yang tidak teratasi dapat menyebabkan keterbatasan gerak, ketidakmampuan bekerja dan ketakutan / kecemasan untuk bergerak.  Penatalaksanaan myalgia dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang direkomendasikan adalah terapi bekam karena dapat mengeluarkan mediator inflamasi, prostaglandin, sitokin dan substansi P. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara ilmiah pengaruh bekam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien dengan keluhan myalgia. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian pre test and post test without control. Sampel adalah pasien yang akan melakukan terapi bekam sebanyak 20 dengan metode consecutive sampling. Responden diberikan kering sebanyak 5 menit dan dilanjutkan bekam basah selama 5 menit. Skala nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam basah. Analisa data Wilcoxon Test. Skala nyeri sebelum diberikan terapi sebesar 5,00000 dan sesudah terapi 1,0000 dengan hasil nilai p-value 0,000 < 0,05. Bekam terbukti menurunkan skala nyeri pada pasien dengan keluhan myalgia dan diharpkan perawat melakukan terapi bekam basah sebagai bagian dari intervensi nyeri


2019 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 301
Author(s):  
Müjde Atıcı ◽  
Ulviye Bilgin

The aim of this research is examination of effects of modified core exercise studies in Alzheimer’s patients over 55 years of age on depression, daily life activities and some physical fitness values. For the study, the consent form was signed by people who have Alzheimer's 1st and 2nd stage report and their relatives and then modified core exercise studies were applied to Alzheimer’s patients over 55 years of age.  There are totally 42 Alzheimer’s patients including experimental (n=21) and control groups (n=21). Control group was only marched and their continuity of daily life activities was observed. Subject group was only made modified core exercises for 1 hour four days a week during a total of 12 weeks. The study was conducted in Gaziantep Moral Home Alzheimer’s Center. The study model consists of pre-test and post-test methods. Weight, height, body mass index and age parameters of the Alzheimer’s patients were determined. Measurements of patients’ reactions, Mini Mental Test Yesavage Geriatric Depression Scale, Katz Daily Life Activities Scale, Mini Nutritional Assessment Form and measurements of functional reach flexibility were taken. After 12 weeks at the end of these modified core exercises, the same measurements were taken from both groups. Statistically, there were no significant difference in height, weight and body mass index data of experimental and control groups. According to the study findings, groups created before the research were homogeneous in terms of all measurements apart from functional reach value when pre-test and post-test values of control groups were compared. Before the study, the differentiation (p<.05) in the functional reach test in favor of the control group was eliminated at the end of the experiment (p>.05). As a result of experiment, there were significant differences (p<.001) in favor of the experimental group in the scores of Katz Daily Life Activities Scale, Yesavage Geriatric Depression Scale (Short Form) and Mini Nutritional Assessment Form. As a result of the pre- and post-test measurement of the experimental group, progresses in right-hand reaction (sound) and left-hand reaction (mixed) values (p<.01) and right-hand reaction (mixed) were made (p<.05).As a result of the pre- and post-test measurement of the experimental group, progresses were identified (p<.001) in the scores of Katz Daily Life Activities Scale, Yesavage Geriatric Depression Scale (Short Form) and Mini Nutrition Evaluation Form. As a result of the pre- and post-test measurement of the control group, regressions were identified (p<.05) in the values of right-hand reaction (light) (p<.01) and left-hand reaction (light) values and right-hand reaction (sound).As a result of the pre- and post-test measurement of the control group, significant decreases were detected (p<.05) in the values of functional reach and Yesavage Geriatric Depression Scale (Short Form) (p<.01) and in the scores of Standardized Mini--Mental Test for Uneducated People and Mini Nutritional Assessment Form.Extended English summary is in the end of Full Text PDF (TURKISH) file. ÖzetBu araştırmanın amacı 55 yaş üstü alzheimer hastalarında modifiye core egzersiz çalışmalarının; depresyon, günlük yaşam aktiviteleri ve bazı fiziksel uygunluk değerlerine etkisinin incelenmesidir. Çalışmaya alzheimer 1. ve 2. evre raporuna sahip ve sorumlu yakınları ile kendilerine izin formu imzalatılarak; yaşları 55 yaş üstü olan alzheimer hastalarına modifiye core egzersiz çalışmaları uygulanmıştır. Deney (n=21), kontrol (n=21) olan toplamda 42 alzheimer hastası bulunmaktadır. Kontrol grubuna sadece yürüyüşler yaptırılarak günlük yaşam aktivitelerine devamlılığı gözlemlenmiştir. Denek grubuna ise; günde 1 saat haftada 4 gün toplam 12 hafta modifiye core egzersiz çalışmaları yaptırılmıştır. Çalışma Gaziantep Moral Evi Alzheimer Merkezinde uygulanmıştır. Çalışmanın modeli ön test ve son test yöntemlerinden oluşmuştur. Alzheimer hastalarının vücut ağırlığı, Boy, beden kitle indeksi ve yaş parametreleri belirlenmiştir. Hastaların reaksiyon ölçümleri, Mini Mental Test Yesavage Geriatrik Depresyon Ölçeği, Katz Günlük Yaşam Aktiviteleri Ölçeği, Mini Nutrisyonel Değerlendirme Formu ve fonksiyonel uzanma esneklik ölçümleri alınmıştır. 12 haftalık bu gruba uygulanan modifiye core egzersizlerinin sonunda her iki gruptan da aynı ölçümler alınmıştır. Deney ve Kontrol grubunun Boy, Kilo ve Beden Kitle İndeksi verilerinde istatistiki olarak anlamlı bir farka rastlanmamıştır. (p>0,05). Çalışma bulgularına göre kontrol grubunun ön test ve son test değerleri karşılaştırıldığında, araştırma öncesinde oluşturulan gruplar fonksiyonel uzanma değeri dışında tüm ölçümler açısından homojendir. Araştırma öncesinde fonksiyonel uzanma testinde kontrol grubu lehine tespit edilen farklılaşma (p<.05) deney sonunda ortadan kalkmıştır (p>.05). Deney sonucunda Katz Günlük Yaşam Aktiviteleri Ölçeği, Yesavage Geriatrik Depresyon Skalası (Kısa Formu) ve Mini Nutrisyonel Değerlendirme Formu skorlarında deney grubu lehine anlamlı farklar ortaya çıkmıştır (p<.001). Deney grubunun ön ve son test ölçümü sonucunda grubun sağ el reaksiyon (ses) ve sol el reaksiyon (karışık) değerleri (p<.01) ile sağ el reaksiyon (karışık) değerlerinde ilerlemeler kaydedilmiştir (p<.05). Deney grubunun ön ve son test ölçümü sonucunda fonksiyonel uzanma, Katz Günlük Yaşam Aktiviteleri Ölçeği, Yesavage Geriatrik Depresyon Skalası (Kısa Formu) ve Mini Nutrisyonel Değerlendirme Formu skorlarında gelişimler tespit edilmiştir (p<.001).Kontrol grubunun ön ve son test ölçümü sonucunda sağ el reaksiyon (ışık) değeri (p<.01) ile sol el reaksiyon (ışık) ve sağ el reaksiyon (ses) değerlerinde gerilemeler tespit edilmiştir (p<.05).Kontrol grubunun ön ve son test ölçümü sonucunda fonksiyonel uzanma ve Yesavage Geriatrik Depresyon Skalası (Kısa Formu) değerleri (p<.01) ile Eğitimsizler için Standardize Minimental Test ve Mini Nutrisyonel Değerlendirme Formu skorlarında anlamlı düşüşler kaydedilmiştir (p<.05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document