scholarly journals Habit of Consumption of Tea, Coffee and Fe Tablets With The Incidence of Anemia In Pregnant Women in Sidoarjo

2022 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 198-203
Author(s):  
Riezky Faisal Nugroho ◽  
Erika Martining Wardani

Salah satu perubahan fisiologis wanita saat hamil adalah perubahan pada sistem sirkulasi darah. Gangguan eritrosit yang masih sering pada saat hamil yaitu anemia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kebiasaan Konsumsi Teh, Kopi dan Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Sidoarjo. Penelitian ini adalah analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 40 responden dengan sampel sebanyak 36 responden yang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah dengan kuesioner dengan google form. Data yang terkumpul kemudian diuji dengan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh hubungan antara kebiasaan Konsumsi teh (p = 0,000), kopi (p = 0,000), dan tablet Fe (p = 0,000) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Sidoarjo. Perlu upaya preventif dengan secara berkala memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan guna mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Yasi Anggasari

Salah satu ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan oleh ibu hamil adalah nyeri pinggang. Biasanya gejala sakit pinggang ini semakin terasa saat usia kehamilan memasuki trimester kedua. Ibu akan mengalami kesulitan berjalan, mengenakan pakaian, mengangkat barang bahkan ketika duduk pun pinggang masih nyeri.  Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh keteraturan prenatal gentle yoga terhadap penurunan tingkat nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III di Rumah Bersalin Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik Simple random sampling. Variabel independen adalah Keteraturan prenatal Gentle yoga dan variabel dependen adalah nyeri pinggang ,metode pengumpulan data menggunakan data primer. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square.Hasil penelitiaan menunjukkan sebagian besar  responden mengalami nyeri sedang (70%) setelah dilakukan prenatal yoga .Hasil uji statistik chi square   0,01  < α = 0,05. menunjukkan terdapat Ada pengaruh antara keteraturan prenatal gentle yoga terhadap nyeri pinggang pada ibu hamil di Rumah Bersalin Anugrah Surabaya. Ada pengaruh keteraturan Prenatal Gentle Yoga Terhadap penurunan nyeri Pinggang Pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin Anugrah. Ibu hamil diharapkan mengikuti prenatal yoga rutin sehingga dapat mengatasi terjadinya nyeri pinggang.One discomfort that is often complained of by pregnant women is low back pain. Usually, the symptoms of back pain are increasingly felt when gestational age enters the second trimester. Mother will have difficulty walking, wearing clothes, lifting things even when sitting down, the waist still aches. This study aims to determine the effect of prenatal gentle yoga regularity on reducing the level of low back pain in third trimester pregnant women at the Maternity Hospital in Surabaya.This research uses quantitative design with cross sectional research design. The sample in this study was taken by simple random sampling technique. The independent variable is the Prenatal Regularity of Gentle yoga and the dependent variable is low back pain, the data collection method uses primary data. Data analysis using Chi Square statistical test. The results of the study showed that most respondents experienced moderate pain (70%) after prenatal yoga. The results of the chi square statistical test were 0.01 <α = 0.05. shows there is an influence between the regularity of prenatal gentle yoga on low back pain in pregnant women at the Anugrah Maternity Hospital in Surabaya.There is an effect of the regularity of Prenatal Gentle Yoga on the reduction of low back pain in pregnant women at the maternity hospital. Pregnant women are expected to take part in routine prenatal yoga so that they can cope with low back pain.


Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah

ABSTRACT   Hyperemesis Gravidarum is nausea and vomiting that occurs in a pregnant woman causing the imbalance electrolyte levels, weight loss (more than 5% of initial body weight), dehydration, ketosis, and nutritional deficienies. In Indonesia in 2010 the percentage of high risk pregnant women with hyperemesis gravidarum who were referred and health services further by 20.44%. Provinces with the highest percentage is the province of Central Sulawesi (96.53%) and Yogyakarta (76.60%) while the lowest is the province of North Maluku (3.66%). At the General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang, the incidence of women who experience Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 183 people (71.4%) of 256 pregnant women. The purpose of this study are known factors associated with the incidence of hyperemesis gravidarum in pregnant women at the General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang  2011. This study uses the approach of Analytical Surveys Cross Sectional. The population in this study were all pregnant women who had been treated at General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang in 2011. Sampling in this study with the method of random sampling with simple random sampling technique. Data analysis carried out univariate and bivariate statistics with Chi-Square test with significance level α = 0.05. The results showed that of 252 respondents had hyperemesis gravidarum with high-risk age (70.0%) were low risk (1.9%), the status of a primigravida (75.0%) were multigravida (3.6%), and the work (83.3%) who did not work (5.3%). The results of this study showed no significant association between maternal age, parity, and work on General Hospital Dr. Mohammad Hoesin in Palembang,  in 2011. From the results of this study, researchers hope to improve the health care workers care service delivery and more attention to maternal risk hypermesis gravidarum.   ABSTRAK   Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Di Indonesia pada tahun 2010 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan hyperemesis gravidarum yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsi dengan presentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah adalah provinsi Maluku Utara (3,66%). Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian ibu yang mengalami Hyperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 183 orang (71,4%) dari 256 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode random sampling dengan teknik simple random sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 252 responden yang mengalami hyperemesis gravidarum dengan umur resiko tinggi (70,0%) yang resiko rendah (1,9%),  status yang primigravida (75,0%) yang multigravida (3,6%), dan yang bekerja (83,3%) yang tidak bekerja (5,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur ibu, paritas, dan pekerjaan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan persalinan dan lebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko hypermesis gravidarum.


2018 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 356
Author(s):  
Fauziah Itsnaini Shofiana ◽  
Denok Widari ◽  
Sri Sumarmi

Background: Anemia is a major nutritional problem in Indonesian, one of the occurs in pregnant women. Therefore the government issued prevention and control program of iron deficiency anemia through consecutive iron supplementation for at least 90 days during pregnancy.Objectives: This study aimed to analyze the influence of age, education and knowledge of consumption of iron tablets.Methods: This research was conducted in Maron Public Health Center, District of Probolinggo using a cross sectional design. A sample of 40 pregnant women in their last trimester who have received 90 iron tablets was recruited with a simple random sampling technique. The influence of age, education, and knowledge was analyzed using logistic regression test with significance value < 0,05.Results: The results showed that the knowledge of pregnant women affected of consumption of iron tablets (p=0.026), but age (p=0.914), education (p=0.419) did not affected of consumption of iron tablets. Conclusion: The conclusion of this research is that consumption of iron tablets in pregnant women is influenced by knowledge of pregnant women. The lack knowledge of the mother, the lower the level consumption of iron tablets. ABSTRAKLatar Belakang: Anemia merupakan masalah gizi utama di Indonesia, salah satunya terjadi pada ibu hamil. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan program pencegahan dan pengendalian anemia defisiensi besi melalui suplementasi besi berturut-turut selama setidaknya 90 hari selama kehamilan.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh usia, pendidikan, dan pengetahuan terhadap konsumsi tablet tambah darah.Metode: Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Maron, Kabupaten Probolinggo menggunakan desain cross sectional, sampel sebanyak 40 ibu hamil TM III yang mendapatkan 90 tablet besi dengan teknik simple random sampling. Pengaruh usia, pendidikan, dan pengetahuan dianalisis menggunakan uji regresi logistik dengan nilai signifikansi <0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil berpengaruh terhadap konsumsi tablet besi (p = 0.026) , tapi usia (p = 0.914), pendidikan (p = 0.419) tidak berpengaruh terhadap konsumsi tablet besi.Kesimpulan: Konsumsi tablet besi pada ibu hamil dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil. Rendahnya pengetahuan ibu, maka akan tingkat konsumsi tablet tambah darah semakin rendah.


2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 27-37
Author(s):  
Aeda Ernawati

ENGLISHThe number of pregnant women with chronic energy deficiency in Pati Regency increases in the last three years.The purpose of this study is to analyze the relationship the age factor and the occupation of pregnant women towardchronic energy deficiency in pregnant women in Puskesmas Gabus I. This studi uses a quantitative approach with cross sectional design.The study is conducted at Puskesmas Gabus I.The populationare 194 pregnant women and 132 of them are used as the study sample obtained by simple random sampling. Statistical test uses chi square and risk estimation uses rasio prevalence. The results show that there is a correlationbetween maternal age and occupationn chronic energy deficiency in pregnant women. Mothers who are pregnant at too young (35 years) have risk experiencing chronic energy deficiency. In addition, the pregnant women without job. Therefore, it is important to promote pregnancy at a healthy reproductive age as well as to improve household’s incomes. INDONESIAPrevalensi ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kabupaten Pati mengalami peningkatan. Data prevalensi ibu hamil KEK dari tahun 2014 sampai 2016 berturut-turut yaitu 6,43%, 7,47%, dan 8,03%.Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor usia ibu hamil dan status pekerjaan terhadap kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Gabus I. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Gabus I Jumlah populasi sebanyak 194 ibu hamil dan diambil sampel sebanyak 132 orang dengan teknik simple random sampling. Uji statistic menggunakan chi square dan estimasi risiko menggunaka rasio prevalence. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan usia ibu hamil dan status pekerjaan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Ibu yang hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun) berisiko mengalami KEK. Selain itu ibu hamil yang hanya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja)berisiko mengalami KEK. Perlu upaya promosi kesehatan tentang pentingnya kehamilan di usia reproduksi sehat dan upaya peningkatanpenghasilan pada ibu rumah tangga.


Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

  ABSTRACT According to the WHO in 2010 as many as 800 pregnant women died.According to IDHS 2007 maternal mortality rate of 228/100.000 live births. Maternal mortality in South Sumatra in 2009 was 143/100.000 live births.The purpose of this study was to determinerelationship between education andparitas with the incidence hyperemesis gravidarum of pregnant women in General Hospital Palembang BARI on 2013.This study used a survey method with the analytic cross-sectional approach.The samples in this study were all pregnant mothers TM I ever treated in General Hospital Palembang BARIon 2013 amounted to 194 respondents.This research was conducted on February 2014. Samples were taken by random sampling Simple random sampling technique. Analyze data using statistical test Chi-Square with α ( 0,05 ).Results of univariate analysis of this study showed that as many as 46 respondents ( 23,7% % ) who experienced hyperemesis gravidarum and as many as 148 respondents ( 76,3% ) who did not have hyperemesis gravidarum,a total of 4 respondents ( 2,1% ) including high- education age and a total of  42respondents (21,6 % ) including lower education a total of  33 respondents(17,0%)includingprimigravida and as many as 13 srespondents (6,7 % .) including multigravida.So the bivariate analysis showed  significant relationship betweeneducation with the incidence of hyperemesis gravidarum with the P value ( 0,017)and significant relationship betweenparitas with the incidence of hyperemesis gravidarum with the P value ( 0,000 ).Advice tohealth care workerscanimprove servicesandcounseling, especially in the service of Ante Natal Care and more attention to maternal risk hypermesisgravidarum       ABSTRAK Menurut WHO pada tahun 2010sebanyak 800 ibu hamil meninggal dunia. Menurut SDK tahun 2007 angkakematian ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. AKI di Sumatera Selatan tahun 2009 adalah 143/100.000 kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan dan paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM I yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Tahun 2013 berjumlah 194 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.Sampel penelitian diambil secara random sampling dengan teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi–Square dengan α (0,05). Hasil penelitian analisa univariat ini menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden (23,7,0%) yang mengalami hyperemesis gravidarum dan sebanyak 148 responden (76,3%) yang tidak mengalami hyperemesis gravidarum, sebanyak 4 responden (2,1%) termasuk pendidikan tinggi dan sebanyak 42 responden (21,6%) termasuk pendidikan rendah , sebanyak 33 responden (17,0%) termasuk primigravida dan sebanyak 13 responden (6,7%) termasuk multigravida.Sehingga analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,017) dan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,000). Saran kepada petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan dan penyuluhan terutama dalam pelayanan Ante Natal Care danlebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko hypermesis gravidarum.      


2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 218
Author(s):  
Fauziah Rizki Andini

 ABSTRACTBackground: Chronic Energy Deficiency can occur in women in reproductive age (WUS) and pregnant woman who have Mid Upper Arm Circumference (MUFA) <23.5 cm. In 2019 the number of occurrences of CED for pregnant women in Prambontergayang Public Health Center was exceeded the target of Tuban Regency by 10.8%. Events of CED can occur due to low levels of education, low knowledge of nutrition, low family income, maternal age <20 years or> 35 years, high maternal parity, and too close the pregnancy distance. Purpose: to analyze factors related to the incidence of CED in pregnant women in the Prambontergayang Health Center in 2019.Method: this study was an observational analytic study with a cross sectional design. The sample of the study was pregnant women in Prambontergayang Public Health Center, which amounted to 179 pregnant women by using simple random sampling. The variables used are age, education, occupation, income, and age of pregnancy. Data analysis was performed using the Chi Square test and Pearson's Test.Results: The results showed that the prevalence of pregnant women who experienced CED was 20.1% and the value of p on the variables of age (p<0.001), education (p=0.013), occupation (p=0.008), and income (p<0.001) had significance <0.05 which meant there was a relationship with the CED events. In the gestational age variable, p> 0.05, which means there was no relationship with the CED.Conclusion: the incidence of CED is related to the condition of pregnant women aged <20 years and> 35 years, low education, not working and low income. But there is no relationship between maternal gestational age with the incidence of CED. The advice that can be given is that the village government invites pregnant women and their families to actively participate in managing the productive economy and the Public Health Center provides information on nutritious foods so as to increase the knowledge of pregnant women.ABSTRAKLatar Belakang : Kekurangan Energi Kronis dapat terjadi padaiwanita usia subur (WUS) daniibu hamil yangimemiliki Lingkar Lengan Atasi(LiLA) <23,5 cm. Pada tahun 2019 jumlah kejadianiKEK ibu hamil di Puskesmas Prambontergayang melebihi target dari Kabupaten Tuban yaitu 10,8%.Tujuan : untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Prambontergayang Tahun 2019.Metode : Jenis penelitian yang digunakan  adalah analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian yaitu ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Prambontergayang yang berjumlah 179 ibu hamil yang dihitung dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil : Hasil dari penelitian ini menunjukkkan bahwasanya  usia, pendidikan, penghasilan dan  pekerjaan memiliki hubungan dengan kejadian KEK dengan nilai sig (ρ value) kurang dari 0,05.Kesimpulan : adanya hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan pada KEKIdan tidakiadaihubungan antarai usia kehamilan denganiKEK. Saran bagi Puskesmas Prambontergayang adalah perlu mengadakan penyuluhan yang lebih intensif kepada ibu hamil mengenai penyebab dan dampak KEK bagi kehamilan. Sedangkan untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan jenis penelitiain yang berbeda ataupun variabel yang belum digunakan. Kata Kunci : KEK, ibu hamil, pendidikan, pekerjaan, usia ABSTRACTBackground : Chronic Energy Deficiency can occur in women of childbearing age (WUS) and pregnant women who have an Upper Arm Circumference (LiLA) <23.5 cm. In 2019 the number of KEK incidents of pregnant women in the  Prambontergkesmas Health Center was exceeded the target of the Tuban District of 10.8%. Purpose : Theipurpose of this study was toidetermine theifactors that influence the incidenceiof KEK in pregnantiwomeniin Puskesmas Prambontergayang in 2019. Method : The type of research is analytic using cross sectional approach. The sample of the study was pregnant women in the Prambontergayang Health Center, totaling 179 pregnant women, which were calculated using simple random sampling technique.Result : The results of this study show that age, education, income and employment have a relationship with the KEK  event with a sig (ρ value) of less than 0.05. Conclusion : The conclusioniof the studyiis the relationshipibetweeniage, education, occupation, andiincome in KEK and thereiis no relationshipibetween gestational ageiwith KEK. Suggestions for Prambontergayang Health Center are the need for more intensive counseling for pregnant women regarding the causes and effects of KEK for pregnancy. Whereas the next researcher can conduct research with different types of research or variables that have not been used.  Keywords : KEK, pregnant woman, education, work, age


Author(s):  
Niswa Salamung ◽  
Joni Haryanto ◽  
Florentina Sustini

Stunting is the height according to age below -2 the median standard of the child's growth curve due to chronic malnutrition problems since the first 1,000 days of a child's life. One of the risks of stunting in children is the lack of nutritional intake during pregnancy. This study aims to identify factors related to the preventive behavior of stunting children during pregnancy. This study used a cross-sectional design. Samples in the study were 74 first-trimester pregnant women in the work area of Grujugan, Tenggarang, and Maesan health centers in Bondowoso Regency obtained using simple random sampling. The results of the analysis had a family support relationship (p-value 0.057), environmental support (p-value 0.010) but there is no relationship between stunting prevention behavior with age (p-value 0.361), education (p-value 0.230) and income (p-value 0.240). Recommendations from this study for health workers provide health education to pregnant women and families to provide an understanding of the prevention of stunting from early pregnancy. Keywords: Behavior; Prevention; stunting; pregnant women ABSTRAK Stunting merupakan tinggi badan menurut usia di bawah -2 standar median kurva pertumbuhan anak disebabkan masalah kurang gizi kronis sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak. Salah satu resiko terjadinya stunting pada anak adalah kurang asupan gizi pada masa ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan anak stunting pada saat ibu hamil. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian sebanyak 74 ibu hamil trimester 1 diwilayah kerja puskesmas Grujugan, Tenggarang, dan Maesan Kabupaten Bondowoso yang diperoleh menggunakan simple random sampling. Hasil analisis ada hubungan dukungan keluarga (p-value 0,057), dukungan lingkungan (p-value 0,010) namun tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan stunting dengan usia (p-value 0,361), pendidikan (p-value 0,230) dan pendapatan (p-value 0,240). Rekomendasi dari penelitian ini bagi tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan keluarga untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan stunting sejak usia kehamilan dini Kata kunci: Perilaku, Pencegahan, stunting, ibu hamil


2018 ◽  
Vol 7 (09) ◽  
pp. 73-90
Author(s):  
Suriani Tahir ◽  
Ny. Daswati

Preeclampsia and eclampsia are a collection of symptoms that occur in pregnant women, maternity and in the puerperium consisting of triad proteinuri, hypertension, and edema, sometimes accompanied by convulsions to coma. The mother showed no signs of previous vascular or hypertensive disorders The aim of this research is to know the correlation between risk factor to preeclampsia event.The type of research used is descriptive analytic research with cross sectional study approach. This research was conducted in RSUD Syekh Yusuf Gowa Year 2014-2015, research time June 2016 until May 2017, sample in this research is all pregnant women who have preeclampsia and recorded in status of mother in medical record Syech Yusuf Gowa Hospital Year 2014-2015. Sampling technique is simple random sampling and analysis used is univariate and bivariate analysis.Conclusion: There is no significant relationship between maternal age and DM disease with risk of preeclampsia. There is a significant relationship between gravidity, gestational age, type of preeclampsia pregnancy. Keywords : Preeclampsia, Hypertension, Pregnant Mother


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document