scholarly journals Elemental Profile of Kinnow (Citrus reticulata) Growing in Sargodha District

2021 ◽  
Vol 64 (1) ◽  
pp. 38-42
Author(s):  
Abdul Ghani ◽  
Muhammad Ikram ◽  
Mujahid Hussain ◽  
Muhammad Imran ◽  
Muhammad Nadeem ◽  
...  

Citrus is one of the most commonly used as a fruit in Pakistan. To estimate their elemental profile citrus were collected from five different tehsils of Sargodha district. Elemental analysis was carried out by atomic absorption spectrophotometer. There results showed that citrus fruits have riched source of minerals and have highest concentrations of Cu (2.71 mg/Kg), Mn (0.1633 mg/Kg) and Zn (31.72 mg/Kg) noted in T1 (Silanwali), while the maximum concentrations of Mg (65.247 mg/Kg), Cr (0.343 mg/Kg),  P (1.146 mg/Kg), Co (0.536 mg/Kg), K (133.01 mg/Kg) were found in T2 (Sahiwal), T4 (Kotmomin) and T5 (Bhehra), respectively. Fluctuation in elemental profile of Citrus reticulata may be attributed to spatial variations or may be due to agro-climatic conditions that varies in all tehsils.  

2016 ◽  
Vol 107 (1) ◽  
pp. 137 ◽  
Author(s):  
Salim LEBBAL ◽  
Malik LAAMARI

Citrus fruits represent one of the most important fruit productions worldwide. However, they suffer from a numerous constraints. Aphids are among the causes of the decline in the production of citrus. In this study, the diversity of citrus aphids and their seasonal occurrence were explored on orange and mandarin, during 2012 and 2013, in an orchard located in Skikda province (Algeria). In total, six different aphid species were found during two years. The most common species was <em>Aphis spiraecola </em>Patch, 1914.  Climatic conditions had an important role in the infestation level by aphids. There were changes of aphid dynamics between the two years of the investigation. No aphids was recorded in six months in 2012 (January, June, July, August, September and December) and in three months in 2013 (January, February and August).  Besides, the number of identified aphid species increased from two to five. On the other hand, the orange trees seemed to be the most infested host species.


2010 ◽  
Vol 4 (19) ◽  
pp. 1987-1990 ◽  
Author(s):  
Zafar Muhammad ◽  
Ajab Khan Mir ◽  
Ahmad Mushtaq ◽  
Jan Gul ◽  
Sultana Shazia ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 71 (8) ◽  
pp. 240-248
Author(s):  
Kafeel Ahmad ◽  
Yongjun Yang ◽  
Zafar Iqbal Khan ◽  
Nimra Arshad ◽  
Tasneem Ahmad ◽  
...  

The article is focused on estimation of Zinc in the roadside forages, and blood of buffaloes feeding on these forages. This study was carried out in Sargodha during December 2015 to January 2016 (winter) and May 2016 to June 2016 (summer). Five road sites (Mateela, Faisalabad roadside, Shaheenabad roadside, Bhalwal roadside and 50 chak) were selected from sampling of forages, soil and buffalo blood sample. Heavy metal analysis of all digested samples was done with atomic absorption spectrophotometer. Analysis of variance and correlation was done with two way ANOVA. This study regarding the accumulation of zinc in forages, soil and the buffalo blood would help the authorities to exactly determine the agents which are responsible for increasing pollution in the environment.


2017 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Emas Agus Prastyo Wibowo ◽  
Ika Sri Hardyanti ◽  
Isni Nurani ◽  
Dyan Septyaningsih Hardjono HP ◽  
Aden Dhana Rizkita

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM TEMBAGA (Cu) PADA AIR EMBUNG MENGGUNAKAN ADSORBEN NANOSILIKAABSTRAKPolusi limbah logam berat dalam air merupakan satu permasalahan lingkungan yang penting. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan purifikasi terhadap air tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk purifikasi limbah sangat beragam salah satunya adalah absorpsi. Secara umum metode absorpsi telah banyak digunakan dalam purifikasi air limbah. Metode absorpsi dapat menurunkan kadar logam yang terlarut pada limbah. cair dengan cara menyerap logam-logam tersebut ke dalam permukaan absorbennya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah  untuk menurunkan konsentrasi logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) menggunakan adsorben nanosilika. Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu waktu pengadukan (20 menit, 40 menit, dan 60 menit). Hasil akhir filtrat air embung kemudian diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Berdasarkan hasil analisa menggunakan instrumen SSA diperoleh hasil bahwa tidak terjadi penurunan logam Fe maupun Cu. Dalam hal ini terjadi peningkatan konsentrasi dalam logam Fe maupun Cu, hal ini dikarenakan kurangnya waktu pengadukan dan pengaruh dari adsorben nanosilika.Kata Kunci: limbah, logam berat, nanosilika STUDY OF DECREASING METALS IRON (Fe) AND COPPER (Cu) ON EMBUNG WATER USE OF NANOSILICA ADSORBEN ABSTRACTHeavy waste pollution of heavy metals in the water is an important environment issue. To solve the problem, its can be purified the water. The methods that can be used for waste purification are very diverse, one of which is absorption. In general, the method of absorption has been widely used in wastewater purification. The absorption method can decrease dissolved metal content in the waste. liquid by absorbing the metals into the absorbent surface. Research has been conducted to reduce the concentration of iron (Fe) and copper (Cu) by using nanosilica adsorbent. This research used to independent variable that is stirring time (20 minutes, 40 minutes, and 60 minutes). The final result of filtrate embung water then measured its absorbance using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Based on the result of the analysis using SSA instrument, it is found that there is no decrease of Fe and Cu metals. There are several reasons for those problem such as due to lack of stirring time and the influence of nanosilica adsorbent.Keywords: Waste pollution, heavy metal, nanosilica


2018 ◽  
Vol 15 (28) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Gilang Yoga Arfian, ◽  
Joelal Achmadi, ◽  
Anis Muktiani

Penelitian bertujuan untuk mengkaji status mineral sapi potong yang dipelihara pada daerah aliran sungai (DAS) Jragung-Tuntang-Serang-Lusi-Juwana (Jratunseluna). Kajian menggunakan metode survei yang melibatkan 30 ekor sapi potong yang dipelihara di dataran rendah dan tinggi DAS Jratunseluna. Pemilihan sapi dilakukan sesuai teknik sampling acak secara purposif. Observasi status Zn didasarkan atas konsentrasi Zn pada tanah, air minum, pakan, dan bulu ternak. Penetapan kadar Zn pada sampel menggunakan atomic absorption spectrophotometer. Parameter data antara daerah dataran rendah dan tinggi dibandingkan menggunakan uji t. Konsentrasi Zn pada tanah dataran rendah dan tinggi masing-masing adalah 17,03 dan 78,25 ppm. Konsentrasi Zn pada pakan dari daerah dataran rendah dan tinggi sangat beragam. Konsentrasi Zn pada bulu ternak di dataran rendah dan tinggi masing-masing adalah 86,01 dan 81,19 ppm. Kadar Zn pada air minum tidak terdeteksi secara jelas baik di dataran endah maupun dataran tinggi. Konsentrasi Zn pada tanah dan pakan di daerah dataran rendah dan tinggi dapat dikategorikan sebagai kadar sedang sampai tinggi. Namun, data kadar Zn pada bulu ternak menunjukkan bahwa sapi potong yang dipelihara baik di dataran rendah dan tinggi ternasuk defisien ringan.


2018 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 233
Author(s):  
Yeni Irawati ◽  
Djamar T.F Lumbanbatu ◽  
Sulistiono Sulistiono

<p>Aktivitas industri di perairan Segara Anakan dan Sungai Donan dapat menghasilkan limbah berupa logam berat, yang dapat membahayakan lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis residu logam berat Pb, Hg, Cu dan Cd pada daging kerang totok (<em>Geloina erosa</em>) yang diambil dari 2 stasiun, melihat hubungan bobot total kerang dengan residu logam berat dalam daging kerang dan menetapkan batas aman konsumsi daging kerang bagi masyarakat. Pengukuran kandungan logam berat dilakukan menggunakan AAS (<em>Atomic Absorption Spectrophotometer</em>). Hasil pengukuran residu logam Pb, Hg, Cu dan Cd dalam daging kerang totok yaitu 0,005-0,145 mg/kg, &lt;0,002 mg/kg, 0,209-2.374 mg/kg, dan 0,0050,152 mg/kg yang mengindikasikan bahwa residu logam berat dalam<br />daging dibawah ambang batas yang telah ditetapkan. Hubungan bobot total<br />kerang dengan residu logam berat dalam daging ialah negatif. Hasil perhitungan batas maksimum konsumsi kerang totok yaitu 5,3-228,8 g/minggu (dewasa) dan 1,6-68,6 g/minggu (anak-anak).</p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 152
Author(s):  
Lossi Hotmaida Simanjuntak ◽  
Erwin Erwin ◽  
Aman Sentosa Panggabean

<p>Prakonsentrasi ion Cd(II) dalam sampel pupuk nitrogen, fosfor dan kalium (NPK) menggunakan alumina teraktivasi sebagai material pengisi kolom telah dilakukan. Alumina terlebih dahulu diaktivasi dengan NaOH pada pH 8 sebelum dimasukkan ke dalam kolom. Beberapa parameter penting dalam tahapan prakonsentrasi yang dapat meningkatkan kinerja analitik pengukuran telah ditentukan menggunakan instrumen spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum tahapan prakonsentrasi ion Cd(II), adalah pada volume sampel 10 mL, volume HNO3 adalah 4 mL pada konsentrasi 0,5 M, dengan nilai kapasitas retensi adalah 1,4113 mg Cd(II)/g alumina. Kinerja analitik pengukuran metode sangat baik, ditunjukkan dengan nilai batas deteksi metode adalah 2,7997 μg/L. Presisi metode dinyatakan sebagai persentase koefisien variansi adalah 4,03%. Penggunaan alumina sebagai bahan pengisi kolom dapat meningkatkan signal sebesar 2,5 kali dibandingkan dengan pengukuran ion Cd(II) secara langsung. Akurasi metode ini sangat baik, dengan nilai persen perolehan kembali adalah 91,67 – 103,49%, menunjukkan bahwa matriks sampel tidak  mempengaruhi hasil pengukuran, sehingga metode ini dapat digunakan untuk analisis ion Cd(II) dalam sampel pupuk NPK. Estimasi ketidakpastian metode ini juga telah dihitung dan ditunjukkan dengan nilai persen ketidakpastian adalah 14,16%.</p><p><strong>Preconcentration of Cd(II) Ion in Nitrogen, Phosphor, and Kalium (NPK) Fertilizer Sample Using Activated Alumina as a Column Filler Material</strong>. The research about preconcentration of Cd(II) in NPK fertilizer using activated alumina as a column filler material was done. The column used a filler material of alumina previously activated using NaOH at pH 8. Some important parameters in the preconcentration stage are able to increase the analytical performance, determined using atomic absorption spectrophotometer (AAS). The result of the research shows the optimum condition of preconcentration stage Cd(II) ion are volume of the sample was 10 mL, the volume of eluent HNO3 was 4 mL with a concentration of 0.5 M, with the retention of capacity value was 1.4113 mg Cd(II)/g alumina. The analytical performance of this method is good, shown with the limit of detection value was 2.7997 μg/L. The precision of this method was indicated by the percentage of the coefficient variance of 4.03%. Alumina used as a filler column can increase the signal up to 2.5 times for direct Cd(II) ions measurement. The accuracy of this method is excellent, with the recovery percentage value was 91.67 – 103.49%, indicating that the matrices of NPK fertilizer give no effect on the results of measurements, and this method was capable of analyzing Cd(II) ions in NPK fertilizer. The uncertainty of this method was estimated as the percentage of the uncertainty of 14.16%.</p>


2012 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
K Karyadi ◽  
S Syafrudin ◽  
Danny Soterisnanto

Keberhasilan pembangunan pertanian menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama sumberdaya lahan. Produksi bawang merah rata-rata menurun setiap tahunnya, dikawatirkan akibat penggunaan bahan agrokimia seperti pestisida yang cenderung berlebihan baik konsentrasi maupun dosisnya, sehingga terjadi akumulasi logam-logam berat seperti Pb pada tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui: (i) pengaruh residu pestisida terutama logam berat Pb pada lahan pertanian bawang merah, (ii) tingkat pencemaran tanah akibat logam berat Pb, (iii) kandungan residu logam berat Pb dalam tanah. Metode penelitian adalah studi kasus pada lahan pertanian tanaman bawang merah dengan mengambil sampel tanah sebelum tanam dan sesudah panen, dan sampel pestisida yang digunakan, kemudian diuji kandungan Pb (mg/kg) baik sampel tanah maupun pestisida dengan metode uji AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 (tujuh) macam pestisida yang digunakan para petani mengandung logam berat Pb, dan dalam satu musim tanam dapat menyumbang Pb dalam tanah sebanyak 2991,26 mg/Ha. Ada tambahan  logam berat Pb yang merupakan selisih antara sebelum tanam dan sesudah panen sebesar 43,071,60 mg/Ha.  Angka koefisien korelasi sebesar 0,989** menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel dosis pestisida terhadap tambahan logam berat Pb. Uji regresi linier berganda variabel frekuensi penyemprotan, dosis pestisida, dan variabel kandungan Pb dalam pestisida terbukti berpengaruh sangat signifikan terhadap tambahan logam berat Pb dalam tanah. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document