complete linkage
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

103
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

14
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 886 (1) ◽  
pp. 012056
Author(s):  
D. Boer ◽  
N. Ladati ◽  
Jumarno ◽  
Irwan ◽  
M A Arsyad ◽  
...  

Abstract Cashew (Anacardium occidentale L), a species belonging to the family Anacardiaceae, has been cultivated throughout most of Indonesia’s areas and has become a priority commodity in Southeast Sulawesi for years. However, the information about its variation on morphology and relationship among individuals are still limited. This study aimed to determine the morphological variations and relationships among cashew individuals in three districts (Konawe, South Konawe, and East Kolaka) of Southeast Sulawesi. As many as ninety individuals were analyzed on 15 morphological variables for the variations and 47 variables using the complete linkage method based on Gower distance for the clustering. The coefficients of variation were varied on all evaluated variables. The highest was the height of main branches (cm), ranging from 47.32 % to 73.72 %. Meanwhile, nut length had the lowest coefficient of variation (6.75%-7.99%). The individuals were divided into two main clusters with two sub-clusters for each cluster.


2021 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Pitarsono Yulihartanto

Pelaksanaan kegiatan operasional di area offshore pada perusahaan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi membutuhkan bahan bakar yang cukup banyak. Bahan bakar ini sebagian besar digunakan untuk mobilisasi berbagai jenis kapal sebagai fuel object dan operasional harian proses produksi. Terdapat beberapa kriteria umum yang menjadi dasar penjadwalan pengisian BBM, namun setiap koordinator berhak menyusun penjadwalan berdasarkan pengalaman dan subjektifitas masing-masing. Oleh karena itu jadwal yang disusun antar koordinator bisa sangat berbeda, agar memiliki standar yang seragam maka sangat diperlukan suatu metode yang terstruktur dengan kriteria standar dalam pengambilan keputusan penyusunan penjadwalan pengisian BBM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria apa saja yang menjadi dasar pertimbangan dalam penjadwalan pengisian BBM dan mengembangkan suatu sistem agar keputusan penjadwalan yang diambil bisa terukur dan dipertanggungjawabkan dengan baik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah rating approach Analytical Hierarchy Process (AHP), sedangkan pengelompokan kapal (klaster) yang akan diisi menggunakan metode hierarki agglomerative, complete linkage dengan euclidean distance. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa area kerja akan dibagi menjadi 3 klaster dengan jumlah SPOB sebanyak 3.  Selanjutnya kriteria yang dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan penjadwalan pengisian BBM adalah  fuel remaining day fuel object, prioritas operasi, akses menuju fuel object dan jarak SPOB dengan fuel object. Berdasarkan analisis implementasinya, metode penjadwalan dengan menggunakan rating approach AHP dapat memberikan jadwal yang konsisten, terukur,bisa dipertanggungjawabkan, dan sangat mudah diimplementasikan serta dapat menghindari terjadinya perbedaan penjadwalan (subjektivitas) antar koordinator.        Abstract[Fuel Distribution Scheduling For Self Propelled Oil Barge (SPOB) Based On The Hierarchy Process Analityc Method] The implementation of operational activities in the offshore area of oil and gas exploration and exploitation companies requires quite a lot of fuel. This fuel is mostly used for the mobilization of various types of ships as a fuel object and for the daily operations of the production process. There are several general criteria that form the basis for scheduling refueling, but each coordinator has the right to arrange a schedule based on their own experience and subjectivity. Therefore, the schedule prepared between the coordinators can be very different, in order to have a uniform standard, it is necessary to have a structured method with standard criteria in making decisions on the preparation of fuel filling scheduling. This study aims to find out what criteria are the basic considerations in scheduling refueling and develop a system so that scheduling decisions taken can be measured and accounted for properly. The method used in this study is the rating approach Analytical Hierarchy Process (AHP), while the grouping of ships (clusters) to be filled using the agglomerative hierarchy method, complete linkage with euclidean distance. The results of this study indicate that the work area will be divided into 3 clusters with the number of SPOB as much as 3. Furthermore, the criteria that are used as the basis for consideration in making decisions about fuel filling scheduling are fuel remaining day fuel object, operating priority, access to fuel object and distance between SPOB and fuel. objects. Based on the implementation analysis, the scheduling method using the AHP rating approach can provide a schedule that is consistent, measurable, accountable, and very easy to implement and can avoid scheduling differences (subjectivity) between coordinators.Keywords: Analytical Hierarchy Process; Fuel Object; Scheduling; SPOB


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 130-140
Author(s):  
Yanuwar Reinaldi ◽  
Nurissaidah Ulinnuha ◽  
Moh. Hafiyusholeh

Community welfare is one of the important points for a region and is also the essence of national development. The welfare of the people in Indonesia is fairly unequal, especially in East Java. To be able to map an area to the welfare of its people in East Java, one way that can be used is to use clustering. The hierarchical clustering method is one of the clustering methods for grouping data. In hierarchical clustering, single linkage, complete linkage, and average linkage methods are suitable methods for grouping data, which will compare the best method to use. The results of the calculation show that the average linkage method with three clusters is the best calculation with a silhouette index value of 0.6054, with the 1st cluster there are 23 regions, namely the city/district with the highest community welfare, the 2nd cluster there are 11 regions, namely cities/districts with moderate social welfare, and in the third cluster there are 4 regions, namely cities/districts with the lowest community welfare.


2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Desy Exasanti ◽  
Arief Jananto

Abstrak−Klasterisasi merupakan metode pengelompokan dari data yang sudah diketahui label kelasnya untuk menemukan klaster baru dari hasil observasi. Dalam klasterisasi banyak metode yaitu metode terpusat, hirarki, kepadatan dan berbasis kisi, namun dalam penelitian yang dilakukan ini dipilih metode berbasis hirarki. Metode hirarki ini bekerja melakukan pengelompokan objek dengan membentuk hirarki klaster namun bukan berarti selalu digambarkan dengan hirarki dalam organsasi. Dipilihnya Agglomerative Hierarchical Clustering dimana merupakan jenis dari bawah ke atas atau biasa disebut (bottom-up) dalam metode ini objek yang akan diuji dianggap sebagai objek tunggal sebagai klaster dan lalu dilakukan iterasi untuk menemukan klaster-klaster yang lebih besar. Data yang akan digunakan adalah data non-kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang ynng mana akan dilakukan pengelompokan wilayah penanganan non-kebakaran. Dinas Pemadam Kebakaran melakukan penanganan bukan hanya kebakaran saja namun ada banyak hal yang sebenarnya dapat ditangani oleh petugas pemadam kebakaran, kejadian non-kebakaran ada beberapa seperti evakuasi reptil, evakuasi kucing, penyelamatan korban kecelakaan dan lain sebagainya. Dari data non-kebakaran dari 16 kecamatan di Kota Semarang pada tahun 2019 akan dilakukan uji menggunakan tiga algoritma yaitu Single Lingkage, Average Linkage dan Complete Linkage . Adapun dari algoritma Single Linkage dilakukan prosedur pemusatan dari jarak terkecil antar objek data, algoritma Average Linkage dilakukan prosedur dari jarak rata-rata objek data, sedangkan jika algoritma Complete Linkage dilakukan prosedur pemusatan dari jarak yang terbesar. Implementasi dan visualiasi dari data uji coba yang dilakukan di penilitian ini menggunakan tools WEKA 3.8.4, Wakaito Environment Analysis for Knowledge atau yang biasa dikenal dengan WEKA ini merupakan software yang menggunakan bahasa pemrograman java. Dari dataset 380 data diambil sampel 100 data untuk diuji mengunakan WEKA menggunakan metode perhtungan jarak Manhattan Distance dengan 3 cluster. Hasil dari data uji coba dapat divisualisasikan dengan visualisasi dendogram pada fitur visualize tree  dan jika dilakukan visualisasi dalam bentuk grafik dapat dilakukan menggunakan fitur visualize clusters assignment.


2021 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 121-127
Author(s):  
Elvery B Johannes

Abstrak Sistem penalaranan berbasis kasus atau Case-Based Reasoning (CBR) merupakan bagian dari artificial intelligent yang telah banyak diimplementasikan sebagai sistem untuk  mendiagnosa penyakit, mendeteksi kerusakan bangunan, mesin, komputer, dan lain sebagainya. Cara kerjanya yaitu dengan membandingkan kasus baru terhadap kasus lama yangdisimpan sebagai pengetahuan (knowledge) pada basis kasus. Kasus lama dicek tingkat similaritasnya satu per satu terhadap kasus baru. Kasus lama yang memiliki kemiripan tertinggi, diberikan kepada user sebagai kandidat solusi untuk menyelesaikan kasus baru. Permasalahannya adalah jika kasus lama pada basis kasus sangat banyak, maka waktu retrieve akan menjadi relatif semakin lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model sistem CBR yang memiliki kinerja optimal dengan memanfaatkan clustering untuk indexing. Metode clustering yang digunakan yaitu complete-linkage. Clustering dilakukan terhadap kasus lama yang dibuat dengan variasi 3, 4, 5, dan 6 jumlah cluster. Pengujian sistem selanjutnya diimplementasikan terhadap kasus penyakit jantung dengan 25 data uji. Hasil pengujian menunjukkan, dengan menggunakan CBR cluster-indexing terjadi peningkatan kecepatan waktu retrieve sebesar 34.18%, yaitu pada variasi 4 jumlah cluster. Akurasi sistem CBR cluster-indexing sama dengan sistem non-ndexing yaitu sebesar 96% pada variasi 4, 5, dan 6 jumlah cluster. Pada variasi 3 jumlah cluster, akurasi CBR non-indexing sebesar 96%sedangkan CBR cluster-indexing sebesar 92%.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Dewi Ls ◽  
Yopi Andry Lesnussa ◽  
Mozart W. Talakua ◽  
Muhammad Y. Matdoan

Analisis klaster merupakan salah satu metode analisis yang bertujuan untuk mengklasterkan objek-objek berdasarkan kemiripan karakteristik yang dimilikinya. Metode yang digunakan pada analisis klaster yaitu metode hierarki. Secara umum metode hierarki dibagi menjadi 5 yaitu : single linkage, complete linkage, average linkage, Ward dan centroid dengan ukuran jarak euclidean. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil pengklasteran kabupaten/kota di Provinsi Maluku berdasarkan Indikator Pendidikan dengan menggunakan  metode Ward. Hasil penelitian pengklasteran kabupaten/kota sebanyak 3 klaster, klaster pertama terdiri dari 2 kabupaten/kota yaitu Maluku Tengah dan Kota Ambon dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Klaster kedua terdiri dari 4 kabupaten yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Buru, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan tingkat pendidikan rendah. Klaster ketiga terdiri dari 4 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Buru Selatan dan Kota Tual dengan tingkat pendidikan sedang.


Jurnal Varian ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 109-116
Author(s):  
Isma Muthahharah ◽  
Agusalim Juhari

Health care facilities are a place used to organize health efforts. Health service data in Makassar City has not shown which sub-districts have excellent service criteria, good enough, and not good. Therefore, it is necessary to group sub-districts with cluster analysis using hierarchy method. The hierarchy method used in this study is only 2, namely complete linkage and ward's method. Complete linkage method is the opposite of the approach to the minimum distance principle that is the furthest distance between objects while Ward's Method is a method that aims to minimize variance between objects in one cluster. There are four health services used, namely Hospitals, Health Centers, Home Care and Telemedicine with 15 sub-districts. This study also used a validity test namely Index Davies Bouldin (IDB) to determine the criteria of health services. The results of the analysis on complete linkage formed 3 clusters, namely cluster 1 with good health services, cluster 2 with excellent health services, and cluster 3 with poor health services. In addition, ward's Method also formed 3 clusters, namely cluster 1 with good health services, clusters 2 with poor service, and cluster 3 with excellent health services.


2021 ◽  
Vol 22 (3) ◽  
Author(s):  
Rahmat Budiarto ◽  
Roedhy Poerwanto ◽  
Edi Santosa ◽  
Darda Efendi

Abstract. Budiarto R, Poerwanto R, Santosa E, Efendi D. 2021. Morphological evaluation and determination keys of 21 citrus genotypes at seedling stage. Biodiversitas 22: 1570-1579. The identification of citrus varieties is generally based on flower, fruit, and mature tree characters. The detailed and comprehensive identification of seedling stage is very limited, therefore present study aimed to identify and distinguish 21 citrus genotypes based on 50 morphological characters of vegetative shoot at seedling stage. Cluster analysis using complete linkage agglomerative method showed broader dissimilarities between C. x limon and C. x microcarpa. Unfortunately, this method was limited to differentiate six genotypes within Citrus reticulata Blanco due to extremely low dissimilarities found. All citrus seedlings have similarities in the forms of habitus, gland spots, arrangement and venation of leaf. The result of PCA determined petiole wing, spine, color, hair and fragrance of leaves as five morphological markers at seedling stage. In addition, there was a positive correlation between spine and leaf pleasant. Moreover, the details of morphological dissimilarities between genotypes were described in arranged determination keys.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 77-82
Author(s):  
Meida Cahyo Untoro

Imbalanced data results in errors in the classification, such as WMMOTE, and can decrease its performance and accuracy. Clustering in MWMOTE can be optimized to improve synthetic data generation and improve MWMOTE performance. This study aims to optimize the MWMOTE algorithm's performance in the clustering process in making synthetic data with complete linkage (CL). The dataset used a variety of data ratios to handle imbalanced data. The decision tree is used to determine the performance of MWMOTE and CL-MWMOTE oversampling. CL-MWMOTE evaluation results provide good, optimal performance and increase precision 0.53 %, 0.66 % recall, 0.67 % accuracy, and f-measure 0.65 %.


2021 ◽  
Vol 59 (3) ◽  
Author(s):  
Sulma Vanessa Souza ◽  
Érika Rosendo de Sena Gandra ◽  
José Francisco dos Reis Neto ◽  
Rodrigo Garófallo Garcia

Resumo: Objetivou-se analisar os fatores críticos de sucesso na produção de frango de corte sob a ótica do produtor integrado na região da Grande Dourados, Mato Grosso do Sul, Brasil. Metodologicamente, esta pesquisa é caracterizada como sendo descritiva, realizada com uma amostra composta por oito produtores integrados, residentes em municípios distintos: Caarapó, Dourados, Douradina, Glória de Dourados, Itaporã, Rio Brilhante e Vicentina. Para a coleta de dados, utilizou-se um questionário estruturado desenvolvido de acordo com os aspectos: estruturais, mão de obra, gestão administrativa, controle financeiro, biosseguridade e parceria integrada (produtor - agroindústria). Com o intuito de agrupar os produtores com características similares, foi utilizada a análise de cluster, pelo método de agrupamento hierárquico complete linkage. O estudo apontou a existência de dois clusters e os resultados demonstraram que, para o cluster 1, o aspecto biosseguridade (cuidados gerais com a saúde do frango, localização do aviário, isolamento e portaria) é considerado o de maior importância para se manter na atividade, sendo que esse cluster demonstrou pouca importância aos aspectos: mão-de-obra, gestão e controle financeiro. Os produtores do cluster 2 também deram maior importância ao aspecto biosseguridade (apenas para o quesito cama de frango) e pouca importância ao aspecto gestão.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document