necator americanus
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

304
(FIVE YEARS 52)

H-INDEX

37
(FIVE YEARS 3)

2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 138-149
Author(s):  
Tr Mulyo Wati

Soil Transmitted Helminth (STH) merupakan nematoda usus penyebab infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah untuk perkembangan menjadi bentuk infektif. Spesies yang termasuk nematoda usus golongan STH yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale, Necator americanus dan Strongyloides stercoralis. Manusia dapat terinfeksi apabila tidak sengaja menelan telur cacing atau melalui penetrasi kulit akibat kontak langsung dengan tanah tanpa APD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase petani sawah di Desa Munggur Kecamatan Manyaran Wonogiri yang terinfeksi nematoda usus STH. Metode penelitian ini menggunakan metode jenis observasional dengan pendekatan cross sectional. Pemeriksaan pada sampel feses menggunakan metode langsung dengan larutan NaCl 0,9% dan larutan lugol 1-2%, sedangkan sampel kuku menggunakan metode sedimentasi dengan larutan NaOH 0,25% ditambah larutan lugol 1-2%. Hasil pemeriksaan pada sampel feses ditemukan adanya telur nematoda usus STH, sedangkan pada kotoran kuku tidak ditemukan adanya telur nematoda usus STH. Simpulan penelitian ini adalah adanya telur nematoda usus STH pada sampel feses nomor 12,13 dengan ditemukannya telur Hookworm. Persentase hasil pemeriksaan pada sampel feses dinyatakan positif sebesar 10% dan sampel feses negatif dinyatakan negatif sebesar 90% sedangkan sampel kotoran kuku dinyatakan positif 0% dan sampel negatif dinyatakan 100%.   Kata kunci : Soil Transmitted Helminth, feses, kotoran kuku. 


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 41-47
Author(s):  
Puji Hastuti ◽  
Dwi Haryatmi

Penyakit cacingan merupakan masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di dunia, hampir 2 miliar orang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH). Cacing yang tergolong STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Diagnosis penyakit cacingan ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopis tinja yang ditunjang dengan pewarnaan. Eosin dan lugol selama ini digunakan sebagai pewarna pada pemeriksaan mikroskopis tinja. Daun jati (Tectona grandis Linn.f) mengandung senyawa antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan rendaman daun jati dalam mewarnai stadium telur parasit STH jika dibandingkan dengan pewarna eosin 2% dan lugol 2%. Metode pemeriksaan tinja yang digunakan adalah metode sedimentasi. Rendaman daun jati diperoleh dengan cara merendam daun jati dengan Etanol 96% dan HCl pekat selama 24 jam. Hasil pewarnaan menggunakan rendaman daun jati memberikan nilai efektif 100% pada telur Ascaris sp. dan Trichuris sp., dan memberikan nilai efektif 66,7% pada telur Hookworm. Berdasarkan perhitungan uji Chi-square dan tabel Fisher Exact dapat disimpulkan bahwa rendaman daun jati  memiliki kemampuan yang signifikan seperti eosin 2% dan lugol 2% dalam mewarnai stadium telur parasit STH.Kata Kunci : rendaman daun jati, telur STH, pewarna alternatif


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Javier Gandasegui ◽  
Berta Grau-Pujol ◽  
María Cambra-Pelleja ◽  
Valdemiro Escola ◽  
Maria Antonietta Demontis ◽  
...  

Abstract Background There is an urgent need for an extensive evaluation of benzimidazole efficacy in humans. In veterinary science, benzimidazole resistance has been mainly associated with three single-nucleotide polymorphisms (SNPs) in the isotype-1 β-tubulin gene. In this study, we optimized the stool sample processing methodology and resistance allele frequency assessment in Trichuris trichiura and Necator americanus anthelmintic-related SNPs by pyrosequencing, and standardized it for large-scale benzimidazole efficacy screening use. Methods Three different protocols for stool sample processing were compared in 19 T. trichiura-positive samples: fresh stool, egg concentration using metallic sieves with decreasing pore size, and egg concentration followed by flotation with saturated salt solution. Yield of each protocol was assessed by estimating the load of parasite DNA by real-time PCR. Then, we sequenced a DNA fragment of the β-tubulin gene containing the putative benzimidazole resistance SNPs in T. trichiura and N. americanus. Afterwards, resistant and susceptible-type plasmids were produced and mixed at different proportions, simulating different resistance levels. These mixtures were used to compare previously described pyrosequencing assays with processes newly designed by our own group. Once the stool sample processing and the pyrosequencing methodology was defined, the utility of the protocols was assessed by measuring the frequencies of putative resistance SNPs in 15 T. trichiura- and 15 N. americanus-positive stool samples. Results The highest DNA load was provided by egg concentration using metallic sieves with decreasing pore size. Sequencing information of the β-tubulin gene in Mozambican specimens was highly similar to the sequences previously reported, for T. trichiura and N. americanus, despite the origin of the sample. When we compared pyrosequencing assays using plasmids constructs, primers designed in this study provided the most accurate SNP frequencies. When pooled egg samples were analysed, none of resistant SNPs were observed in T. trichiura, whereas 17% of the resistant SNPs at codon 198 were found in one N. americanus sample. Conclusions We optimized the sample processing methodology and standardized pyrosequencing in soil-transmitted helminth (STH) pooled eggs. These protocols could be used in STH large-scale screenings or anthelmintic efficacy trials. Graphical Abstract


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 21-25
Author(s):  
Dian Islamiati ◽  
Mujahidah Basarang ◽  
Muh. Rifo Rianto ◽  
Tuty Widyanti

Soil Transmitted Helminth atau nematoda usus adalah kelompok parasit cacing usus yang memerlukan media tanah yang basah dan lembab untuk perkembangannya. Kelompok soil transmitted helminth (STH) yakni cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) dan cacing benang (Strongyloides stercoralis). Dilihat dari kondisi lingkungan Kecamatan Baranti terdapat penggunanaan jamban yang tidak layak dan peletakan penampungan air limbah sembarangan mengakibatkan kontaminasi pada tanah yang menjadi tempat berkembangnya nematoda usus. Pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi soil transmitted helminth pada feses anak-anak di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. Jenis pengabdian ini adalah observasi laboratorik. Sebanyak 10 sampel feses dengan menggunakan metode sedimentasi (sentrifugasi). Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukakan ditemukan 2 sampel yang positif mengandung telur cacing. Berdasarkan hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa ditemukan soil transmitted helminth pada anak-anak dengan jenis telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 21-25
Author(s):  
Dian Islamiati ◽  
Mujahidah Basarang ◽  
Muh. Rifo Rianto ◽  
Tuty Widyanti

Soil Transmitted Helminth atau nematoda usus adalah kelompok parasit cacing usus yang memerlukan media tanah yang basah dan lembab untuk perkembangannya. Kelompok soil transmitted helminth (STH) yakni cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) dan cacing benang (Strongyloides stercoralis). Dilihat dari kondisi lingkungan Kecamatan Baranti terdapat penggunanaan jamban yang tidak layak dan peletakan penampungan air limbah sembarangan mengakibatkan kontaminasi pada tanah yang menjadi tempat berkembangnya nematoda usus. Pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi soil transmitted helminth pada feses anak-anak di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. Jenis pengabdian ini adalah observasi laboratorik. Sebanyak 10 sampel feses dengan menggunakan metode sedimentasi (sentrifugasi). Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukakan ditemukan 2 sampel yang positif mengandung telur cacing. Berdasarkan hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa ditemukan soil transmitted helminth pada anak-anak dengan jenis telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura.


2021 ◽  
Vol 22 ◽  
pp. 55
Author(s):  
Teresiama Velikkakam ◽  
Bruna Gazedim ◽  
Érica Alessandra Rocha Alves ◽  
Ricardo Toshio Fujiwara ◽  
Lilian Lacerda Bueno ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Gissela Pascual ◽  
José Alberto Iannacone Oliver ◽  
Abdias Hernandez ◽  
Neil Salazar

Las parasitosis intestinales son un problema de salud en el Perú. El objetivo del presente trabajo fue determinar la prevalencia de enteroparasitosis en 66 pobladores de dos localidades de Yurimaguas: Caserío Grau (Localidad #1) y en cuatro asentamientos humanos: Buena Vista, La Molina, Madeiros y Natividad (Localidad #2), Alto Amazonas, Loreto, Perú. El estudio fue de naturaleza observacional, analítico, descriptivo-transversal y prospectivo realizado entre febrero a marzo del 2010. Se realizaron análisis coproparasitológicos empleando el método directo y la coloración temporal con Lugol. Para la diferenciación de las especies de ancylostomidos se empleó el método de Harada-Mori. Se diagnosticaron un total de 10 enteroparásitos, cinco protozoarios y cinco helmintos. Entre los protozoarios, los de mayor prevalencia fueron Entamoeba coli (Grassi, 1879) (48,4%) y Giardia lamblia (Lamb, 1859) (16,6%). Los helmintos los de mayor prevalencia fueron Ascaris lumbricoides Linnaeus, 1758 (43,8%) y Trichuris trichiura (Linnaeus, 1771) (19,7%). El grupo etario con mayor prevalencia fue el de 4 a 7 años (94,1%). El 24,3% fueron negativos a enteroparasitos, el 22,7% presentó un parásito, 25,7% dos parásitos, y el 22,7% y el 4,6% tres y cuatro parásitos, respectivamente. Las tres muestras positivas a Uncinarias se registraron como Necator americanus (Dubini 1843). Trichuris trichiura fue más prevalente en la localidad #2. Los protozoarios enteroparásitos fueron más prevalentes que los helmintos. Finalmente, se observó coinfección entre E. coli, G. lamblia, y entre A. lumbricoides, T. trichiura.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document