papua barat
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

642
(FIVE YEARS 373)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 1)

2022 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 257-262
Author(s):  
Vionita Putri ◽  
Elda Irma Jeanne Joice Kawulur ◽  
Febriza Dwiranti ◽  
Sabarita Sinuraya ◽  
Sita Ratnawati

Human has a preference to use their hands for various manual activities. Left-handed preference is people who tend to use their left hand to perform various manual activities, while right-handed people tend to use right-handed. Any researches show that the left-handed preference for more creativity was influenced by the dominant use of the right brain and bigger corpus callosum. The research aims to determine the percentage of left-handed preference and their creativity in Universitas Papua, Manokwari Papua Barat. The method used in this research is the descriptive method. Data collection used a questionnaire to evaluate individual hand preference using Handedness Questionnaire and to determine individual creativity using Adjective Check List. The percentage of left-handed people in UNIPA were 9.3% or lower than right-handed and higher than ambidextrous. Our study supports the statement about selection in handedness in the traditional society which showed a higher percentage of left-hander as advantages related to using hand intensively.  The percentage of left-handed males and females was almost equal and strongly left-handed was higher in females. The percentage of creative people was higher in left-handed, especially in males


2022 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 231-241
Author(s):  
Tepinus Morip ◽  
Keliopas Krey ◽  
Freddy Pattiselanno

Selain sebagai penyedia air bersih, potensi flora dan fauna Taman Wisata Alam Gunung Meja (TWA Gunung Meja), sangat menjanjikan. Karena letaknya yang mudah diakses serta lokasinya yang berada di dalam kota Manokwari, interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan kawasan ini juga sangat tinggi dan berdampak terhadap potensi keanekaragaman hayatinya.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bentuk interaksi antara kelompok etnik Dani dengan TWA Gunung Meja serta merekam informasi etnobiologi mereka dan melakukan penilaian deskriptif dampak pemanfaatan terhadap kondisi lingkungan TWA Gunung Meja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan studi kepustakaan dan semua hasil observasi dan wawancara yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Pendekatan kontekstual digunakan untuk menjelaskan situasi di lapangan untuk melengkapi deskripsi lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies tumbuhan dari enam famili dan enam spesies hewan dari enam famili dimanfaatkan oleh kelompok etnik Dani di kawasan TWA Gunung Meja. Tujuan pemanfaatannya bervariasi untuk kebutuhan sandang, pangan, energi dan pengobatan medis dan asesori budaya. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan berragam terdiri dari batang, ranting, dahan, daun, buah dan kulit, sedangkan daging, lemak, empedu, kulit, cakar dan taring adalah bagian tubuh hewan yang dimanfaatkan kelompok etnik Dani sesuai tujuan pemanfaatannya.ABSTRACTApart from being a provider of clean water, the potential of flora and fauna of the Gunung Meja Nature Tourism Park (TWA Gunung Meja) is very promising. Due to its easily accessible and its location within the city of Manokwari, the interaction that occurs between the community and this area is also very high and creates impact on its biodiversity potential. This study aims to study the form of interaction between the Dani ethnic group and TWA Gunung Meja as well as record their ethnobiological information. We conduct a descriptive assessment of the impact of utilization on the environmental conditions of TWA Gunung Meja. This research is a descriptive study with observation, interview and literature study techniques and all observations and interviews obtained in this study were analyzed using descriptive statistics. A contextual approach is used to explain the situation in the field to complete the description of the research location. The results showed that there were seven plant species from six families and six animal species from six families used by the Dani ethnic group in the TWA Gunung Meja area. The purpose of its use varies for the needs of clothing, food, energy and medical treatment and cultural accessories. The various parts of the plant used consist of stems, twigs, branches, leaves, fruit and skin, while meat, fat, gall, skin, claws and fangs are animal body parts used by the Dani ethnic group according to their intended use


Author(s):  
Seblum Indey ◽  
Evi Warintan Saragih ◽  
Budi Santoso

Abstract The development of beef cattle needs to be supported by regional potential which includes natural resources and human resources. Sorong Regency is one of the areas for beef cattle development in West Papua Province. This research was conducted for three months, from February to April 2021. The study was conducted in four districts that have a high population of beef cattle in Sorong Regency, West Papua Province. namely Salawati District, Segun District, Mayamuk District, and Moisegen. This research was conducted using a survey method with interview techniques and field observations. Breeding experience, education, age have a relationship with the number of livestock kept. The result showed that farmers were in the productive age and had low education. The traditional rearing with extensive system was a common management practice with less than six cows per household.   The experience of rearing cattle, age and education had a correlation with number of cows per household (r<0.05). However, there was not very strong relationship with the variable number of beef cattle. The land area factor does not affect the number of livestock and education was not influence management system.  It concluded that livestock activity purposed was not up to business level but it was only for saving purposes.  Keywords: Beef cattle; Development; Potential; Production; Sorong   Abstrak Pengembangan ternak potong perlu didukung oleh potensi wilayah yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Kabupaten Sorong merupakan salah satu wilayah pengembangan ternak potong di Provinsi Papua Barat. Penelitian dilakukan di empat distrik yang memiliki populasi ternak sapi potong yang cukup tinggi di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. yaitu Distrik Salawati, Distrik Segun, Distrik Mayamuk, dan Moisegen, pada bulan Februari sampai dengan April 2021. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan teknik wawancara dan observasi lapangan. Kriteria responden pada penelitian ini adalah memiliki sapi > 3 ekor dan memiliki pengalaman beternak lebih dari 3 tahun.  Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peternak antara lain: berada pada usia produktif, memiliki pendidikan yang cukup rendah, pengalaman beternak yang cukup lama dan tingkat kepemilikan ternak yang rendah. Sistem pemeliharaan ternak bersifat tradisional dengan pemberian pakan dan pengobatan seminimal mungkin. Pengalaman beternak, pendidikan, umur memiliki hubungan dengan jumlah ternak yang dipelihara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefiesien korelasi r= (r <0.05). Pengalaman beternak dan pendidikan memiliki keeratan hubungan yang tidak terlalu kuat terhadap variabel jumlah ternak sapi potong. Faktor luas lahan tidak mempengaruhi jumlah ternak yang dipelihara. Hal ini dikarenakan sistem pemeliharaan yang dilakukan peternak dominan dengan sistem umbar terbatas dan pemberian pakan ditambah dari sumber lain seperti pinggir jalan dan sumber lain. Faktor luas lahan tidak mempengaruhi jumlah ternak yang dipelihara. Berdasarkan hasil penelitian ini  dapat disimpulkan bahwa peternak di sentra peternakan sapi Kabupaten Sorong masih bersifat tradisional yang bertujuan untuk tabungan keluarga dan secara umum belum berorientasi bisnis. Kata kunci: Pengembangan; Potensi; Produksi; Sapi potong; Sorong.


JURNAL TRITON ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 66-78
Author(s):  
Yuli Ataribaba ◽  
Petrus Selestinus Peten ◽  
Carolina Diana Mual
Keyword(s):  

Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura sayuran daun yang banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya enak, mudah didapat, dan budidayanya juga tidak terlalu sulit. Produksi sawi dapat ditingkatkan melalui budidaya yang baik, yaitu pemeliharaan dan pemupukan yang tepat. Pemupukan dengan menggunakan pupuk hayati sangat baik untuk pertumbuhan sawi dengan kualitas yang baik dan dapat meningkatkan produksi sawi caisim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati di Kampung Andai Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat dan efektivitas penyuluhan serta pengaruh faktor karakteristik petani terhadap perubahan pengetahuan petani di Kampung Sidomulyo, Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat. Metode kajian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan menggunakan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan diuji pada tanaman sawi, variabel yang diukur meliputi luas daun, jumlah daun, tinggi tanaman dan berat segar tanaman. Pelaksanaan penyuluhan diikuti oleh 20 responden dengan materi penyuluhan tentang penggunaan pupuk organik hayati menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara. Jumlah skor pada tes awal sebesar 790 point, dengan rata-rata 39,50 point berada pada kriteria cukup. Jumlah skor pada tes akhir sebesar 1.110 point, dengan rata-rata 55,50 point berada pada kriteria sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Perlakuan pupuk organik hayati dengan dosis 50 cc/10 liter berpengaruh terhadap luas daun, jumlah daun, tinggi tanaman dan berat bersih tanaman sawi (Brassica juncea L.) bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan pupuk urea. Faktor umur, Tingkat pendidikan dan lama bertani secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan petani dan sasaran penyuluhan namun secara persial tingkat pendididikan dan lama bertani benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan petani sasaran penyuluhan.


JURNAL TRITON ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 48-58
Author(s):  
Rinjani Alam Pratiwi ◽  
Arya Bima Senna
Keyword(s):  

Kabupaten Manokwari memiliki banyak potensi apabila dilihat dari sumber daya alamnya. Salah satunya adalah potensi tanaman perkebunan yang dapat dikembangkan dengan tepat sasaran. Menurut data tahun 2018 ke 2019 terdapat penurunan luas lahan tanaman kelapa sebesar 38 ha. Namun demikian untuk jumlah produksi kelapa mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni 55.568 ton atau sebesar 62 kali lipat dari produksi tahun sebelumnya. Tanaman kelapa merupakan tanaman mempunyai beragam manfaat bagi manusia karena hampir semua bagian dari tanaman kelapa bisa dimanfaatkan mulai dari produk makanan, minuman, kesehatan hingga kecantikan. Daging buah kelapa biasanya hanya diambil santannya, sedangkan ampas dari kelapa tersebut menjadi limbah dan dibuang begitu saja atau dijadikan sebagai pakan ternak. Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ampas kelapa dapat dijadikan sebagai tepung. Tepung kelapa diperoleh dari proses pengeringan ampas kelapa yang kemudian dihaluskan hingga menjadi tepung yang mempunyai nilai jual. Hal ini dapat dijadikan alternatif untuk membuat olahan makanan salah satunya adalah kukis. Pengolahan kukis ampas kelapa memerlukan 300 gram tepung kelapa, 300 gram tepung terigu, 300 gram margarin, 3 butir telur, 300 gram gula halus, 6 sendok makan tepung maizena, 1,5 sendok teh soda kue dan chocochip sesuai selera dengan jumlah modal yang dikeluarkan sebesar Rp 73.500 dan menghasilkan kukis dengan berat bersih 1,2 kg. Harga jual kukis per kemasan 200 gram adalah Rp 60.000, sehingga total pendapatan petani senilai Rp 360.000. Keuntungan yang dapat diperoleh petani Rp 286.500.


Kebudayaan ◽  
2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Agustinus Mawara
Keyword(s):  

Di pesisir Teluk Triton, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat pada masa lampau terdapat pelabuhan niaga Pulau Mawara (kini disebut Pulau Miwara) yang ramai dikunjungi para pedagang asal Seram. Pelabuhan niaga tersebut memiliki kedudukan penting sebagai pusat perdagangan tradisional masa lampau, yang menghubungkan wilayah Papua dengan Maluku, khususnya daerah Seram Timur. Kurangnya catatan sejarah tentang pelabuhan kuno tersebut menyebabkan kejayaan perdagangan masa lampau di Teluk Triton, yang menghubungkan simpul-simpul budaya Nusantara jarang diketahui orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) manfaat pelabuhan niaga Pulau Miwara dalam perdagangan antar wilayah di masa lampau, (2) pengaruh perdagangan terhadap kehidupan sosial budaya di kawasan Teluk Triton, (3) bukti sejarah yang berhubungan dengan perniagaan masa itu. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui tinjauan pustaka, wawancara, dan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan pelabuhan niaga Pulau Miwara sebagai pusat perdagangan masa lampau di Teluk Triton, Kaimana, Papua Barat telah memberi manfaat sosial dan ekonomi di kawasan ini. Pengaruh perdagangan pada masa itu, antara lain: terjalin hubungan kekerabatan dengan orang-orang Seram karena perkawinan serta terjadi akulturasi budaya. Kedudukan pelabuhan niaga Pulau Miwara sebagai pusat perdagangan telah ada jauh sebelum terbentuk kekuasaan Namatota yang menjalin kerja sama dengan para pedagang asal Seram di kawasan ini.


JURNAL TRITON ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 27-37
Author(s):  
Triman Tapi
Keyword(s):  

Perbedaan perspektif menjadi alasan terhambatnya proses pembangunan. Pemerintah pusat, provinsi dan daerah telah berusaha menerapkan beberapa program pembangunan. Pemerintah lebih dominan terhadap nasionalisme dalam modernisasi, memandang Papua sebagai objek, yang mana kontras dengan budaya masyarakat. Oleh karena itu, musyawarah politik memutuskan untuk menyelesaikan perspektif tersebut dengan peraturan No. 21 tahun 2001 tentang peraturan otonomi khusus yang menyebabkan ketergantungan adat tingkat tinggi. Makalah ini membahas perspektif masyarakat suku Arfak di Sairo, Hangouw dan Indesey secara fungsional dan konflik (Mooney et al., 2007).  Metode deskriptif dengan sampel purposif digunakan untuk menjelaskan fenomena bedasarkan data dari peserta. Pengumpulan data berupa kuesioner, kelompok fokus diskusi (FGD), pengamatan, dan wawancara. Secara fungsional, penerapan program pembangunan dilakukan berdasarkan alur perencanaan pembangunan yang disepakati oleh pemerintah daerah dan penguasa local dengan diketahui oleh pemerintah provinsi dan pusat sebagai penyerahan tanggung jawab. Program - program utama yaitu infrastruktur, perumahan, sekolah, rumah sakit, MCK dan air bersih.  Konsep konstruksi sosial yaitu Aske Siros (kemajuan), Oru Eimofoj (menunggu bantuan), Monuh, Ofojingki/Mendes Efes, Ororoisa. Perspektif konflik yaitu adanya pembatasan kuota partisipasi serta penjelasan mengenai program dan anggaran kepada masyarakat. Selanjutnya, konsep Aske Siros tidak berjalan sesuai makna sebenarnya.  Konsep tersebut didominasi oleh penguasa lokal, sementara kepada masyarakat lainya yaitu Oru Eimofoj.  Dengan demikian, secara fungsional, program pembangunan yang diimplementasikan menguntungkan beberapa oknum tertentu. Maka, hal tersebut menjadi suatu ketidakmerataan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi mereka.


Author(s):  
Deny Iyai ◽  
Yusak Sada ◽  
Dwi Nurhayati ◽  
Yubelince Y Runtuboi ◽  
Eliieser V Sirami ◽  
...  
Keyword(s):  

Masyarakat masih memanfaatkan jenis-jenis avifauna secara berlebihan. Teknik budidaya dari jenis avifauna dan bagaimana pemanfaatannya, merupakan focus dari kajian ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan sampel secara acak menggunakan metode wawancara dan observasi. Sebanyak 10 kepala keluarga sebagai responden dipilih dari masyarakat yang memiliki hobi memelihara satwa liar di kota Manokwari. Obyek pengamatan adalah proses domestikasi informasi dasar memelihara satwaliar di kota Manokwari. Obyek pengamatan adalah proses domestikasi informasi burung yang dipelihara, kegiatan berburu pemanfaatan avifauna, sistim perkandangan, makanan, tanda-tanda estrus, penyakit dan pencegahan dan aspek sosial ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur pemelihara untuk kelompok hewan avifauna didominasi oleh kelompok umur 22-44 tahun. Pekerjaaan para pemelihara satwa avifauna di Manokwari didominasi oleh ASN dan TNI/Polri sebanyak 2 orang diikuti oleh kelompok wiraswasta, pelajar dan petani sebanyak 10%. Pemelihara memiliki pendidikan sekolah menengah atas (50%), diikuti oleh sekolah menengah pertama (40%) dan perguruan tinggi (10%). Jenis avifauna yang dibudidaya adalah nuri, kakatua, cenderawasih, mambruk, rangkok, elang dan kasuari. Mambruk dan kasuri mulai terasan sulit ditemukan yang dikategorikan statusnya menjadi near threatened dan least concern. Bahan kandang yang digunakan sebagai dinding kandang adalah berupa kayu (100%), atap kandang terbuat dari seng (100%), serta lantai kandang yang digunakan bervariasi yaitu bambu, kayu, semen dan besi beton. Satwa avifauna diperoleh dengan cara di beli dan berburu. Pemanfaatan avifauna meliputi pemeliharaan hewan kesayangan, hiasan dan konsumsi. Penjinakkan dilakukan dengan memandikan hewan, diberikan makanan (sisa dapur), memberikan air liur dan juga dengan meletakkan hewan tersebut di dalam kandang. Lama waktu menjinakkan adalah 4.8 bulan (1-24 bulan). Masyarakat menjadikan avifauna sebagai hewan hiburan dana tau hiasan yang memiliki nilai estetika.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 115-119
Author(s):  
Apresus Sinaga ◽  
Sostenes Konyep ◽  
Steven Witman ◽  
Igit Atang Sunante
Keyword(s):  

Padi gogo merupakan tanaman yang mempunyai kelebihan secara agrosistem dan produksi padi gogo dapat meningkatkan penambahan produktivitas padi secara nasional. Kegiatan dilaksanakan di Kampung Mandrat, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, Papua Barat pada bulan Oktober 2020 - bulan Maret 2021. Komponen agronomi yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, jumlah gabah, jumlah gabah berisi dan berat gabah. Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis korelasi untuk menduga hubungan keeratan antar karakter kuantitatif. Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing faktor tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, jumlah gabah, dan jumlah gabah berisi terhadap berat gabah digunakan analisis regresi berganda dengan fasilitas automatic linear modeling. Hasil kegiatan menunjukkan Rata-rata tinggi tanaman padi lokal varietas 100 malam sebesar 154,2 cm dan rata-rata berat gabah per  malai sebesar 1,29 gr. Hasil analisis korelasi, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tinggi tanaman dan gabah berisi terhadap berat gabah. Hasil analisis regresi antar komponen menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan positif antara jumlah gabah (R = 0,84**) dan jumlah gabah berisi (R = 0,99**) terhadap berat gabah padi.


Esensi Hukum ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 170-187
Author(s):  
Arief Fahmi Lubis
Keyword(s):  

Permasalahan penelitian yaitu tentang Pengadaan lahan tanah untuk pembangunan satuan-satuan baru Kodam XVIII Kasuari di wilayah Papua Barat menemui permasalahan yang unik karena dinamika penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan dan bahkan pelepasan hak ulayat masyarakat adat atas tanah, selalu berubah-rubah mengikuti pola perubahan tingkah laku masyarakat atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah tersebut. Kebiasaan praktis sehari-hari di Papua, terutama jika terjadi transaksi jual beli tanah (peralihan hak) sering terjadi penuntutan kembali oleh masyarakat adat terhadap tanah adat/ulayat yang telah dipergunakan untuk pembangunan kepentingan umum seperti bandara, kantor-kantor pemerintah, padahal pada saat pembangunannya masyarakat adat tersebut sudah mendapatkan ganti rugi, disuatu sisi diperlukannya kepastian hukum dalam gelar organisasi Kodam XVIII Kasuari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran untuk memberikan gambaran dan menganalisis dampak dan upaya terhadap hak ulayat masyarakat hukum adat dalam gelar kekuatan satuan di jajaran Kodam XVIII Kasuari di Provinsi Papua Barat. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari para informan yang ditetapkan yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif berdasarkan studi kasus guna mengungkap permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui PP No. 19 tahun 2021 masyarakat adat memiliki kesempatan berhubungan langsung dengan pihak penyelenggaraan pengadaan tanah dan menerima uang ganti rugi sesuai nilai apprisal yang dikeluarkan agar di kemudian hari tidak menjadi permasalahan yang berkepanjangan seperti yang terjadi selama ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Kodam XVIII Kasuari adalah dengan merumuskan strategi penyelesaian aset tanah Kodam XVIII Kasuari yang sesuai dengan aturan PP No. 19 tahun 2021 dari mulai pembentukan tim penataan aset tanah yang menyusun konsep dari mulai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran. Kesimpulan dari penelitian ini perlunya keseriusan antar stakeholder terkait penataan aset tanah di wilayah Papua Barat agar kepentingan pertahanan negara dapat terwujud sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document