Jurnal Nasional Pariwisata
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

33
(FIVE YEARS 19)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gadjah Mada

2775-6246, 1411-9862

2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Annisya Rakha Anandhyta ◽  
Rilus A. Kinseng

Abstrak Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah macam-macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Salah satu kawasan pariwisata yang dimiliki Indonesia adalah wilayah pesisir. Pengembangan kawasan wisata dapat dilakukan melalui partisipasi aktif masyarakat dalam rangka menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menyejahterakan masyarakat.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat kesejahteraan anggota Pokdarwis Baron Indah dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Baron. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara serta observasi lapang. Teknik dalam penentuan responden penelitian menggunakan cluster accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anggota Pokdarwis Baron Indah berada pada tingkat partisipasi sedang. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara tingkat partisipasi dengan tingkat kesejahteraan. AbstractBased on Law No. 10 of 2009 concerning tourism, tourism is defined as a variety of tourism activities and supported by various facilities and services provided by the community, entrepreneurs, government, and local governments. One of the tourism areas that Indonesia has is a coastal region. The development of tourism areas can be done through active community participation in order to create new jobs and improve the welfare of the community. This study aims to investigate the relationship between the level of participation with the level of welfare of members of Pokdarwis Baron Indah in the development of the Baron Beach tourism area. The method used is a quantitative approach and supported by qualitative data. Quantitative data obtained through questionnaires and qualitative data obtained through in-depth interviews using interview guides and field observations. Respondents were selected by “accidental sampling cluster” method. The results showed that the level of participation of most of the Pokdarwis Baron Indah members fall within the medium category. This study also shows that the level of participation and the level of welfare of Pokdarwis members are positively and significantly correlated.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 140
Author(s):  
Destha Titi Raharjana ◽  
Heddy Shri Ahimsa Putra

Abstrak Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang sangat fokus terhadap pengembangan sektor wisata melalui konsep desa wsiata. Beberapa desa wisata tersebut telah cukup dikenal baik secara nasional maupun internasional. Namun demikian, masih terdapat desa-desa wisata lainnya yang belum banyak dikunjungi wistawan yang disebabkan oleh kurangnya promosi yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola desa wisata setempat. Keterbatasan kompetensi SDM menjadi salah satu penyebab minimnya usaha promosi yang dilakukan. Di sisi lain, perkembangan teknologi menuju era digital seharusnya semakin memudahkan upaya pemasaran atau promosi wisata karena kemudahan akses dan jangkauan yang luas melalui media online digital (e-marketing). Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh SDM desa wisata di Kabupaten Malang dalam upaya promosi atau pemasaran khususnya dengan menggunakan e-marketing. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskripstif kualitatif untuk memaparkan keadaan SDM dan promosi di desa-desa wisata Kabupaten Malang secara faktual. Data dianalisis secara langsung dengan langkah reduction, data serving, dan verification. Penelitian ini menyimpulkan bahwa SDM desa wisata Kabupaten Malang memiliki kendala dalam melalukan kegiatan promosi atau pemasaran secara e-marketing. Berlandaskan kesimpulan tersebut, penelitian ini berimplikasi praktis bagi Disparbud Kabupaten Malang khususnya, sebagai salah satu acuan penyusunan langkah-langkah penguatan SDM dalam e-marketing agar upaya promosi melalui media online digital dapat dimaksimalkan. Dengan demikian, diharapkan kunjungan wisata akan meningkat sebagai dampak dari meningkatnya kompetensi SDM dalam melakukan upaya promosi atau pemasaran online. AbstractMalang Regency is one of the districts in Indonesia which is very focused on developing the tourism sector through the concept of a wsiata village. Some of these tourist villages are well known both nationally and internationally. However, there are still other tourist villages that have not been visited by many tourists due to the lack of promotion carried out by the local tourism village management human resources. Limited competency of Human Resources (HR) is one of the causes of the lack of promotional efforts undertaken. On the other hand, technological developments towards the digital era should make tourism marketing or promotion efforts easier because of the ease of access and wide reach through digital online media (e-marketing). Based on these conditions, this study aims to identify the obstacles faced by human resources in tourism villages in Malang Regency in promotion or marketing efforts, especially by using e-marketing. This research was conducted with a qualitative descriptive approach to explain the condition of human resources and promotion in tourist villages in Malang Regency factually. Data were analyzed directly with reduction, data serving, and verification steps. This study concludes that the human resources of the tourist village of Malang Regency have obstacles in carrying out promotional or marketing activities by e-marketing. Based on these conclusions, this research has practical implications for Disparbud Malang Regency in particular, as a reference for preparing steps to strengthen human resources in e-marketing so that promotional efforts through digital online media can be maximized. Thus, it is hoped that tourist visits will increase as a result of the increased competence of human resources in conducting online promotion or marketing efforts.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Sotya Sasongko ◽  
Janianton Damanik ◽  
Henry Brahmantya

Abstrak Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada keadaan pariwisata di Pulau Karampuang dan pengembangan yang telah dilakukan. Isu kelestarian alam mendorong penulis untuk mengkaji tentang pengembangan produk wisata Karampuang dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ekowisata bahari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh manakah prinsip ekowisata bahari diterapkan dalam usaha maupun program pengembangan produk wisata Karampuang yang meliputi aksesibilitas, atraksi wisata, dan fasilitas wisata. Selanjutnya, diharapkan aspek-aspek pengembangan yang belum menerapkan prinsip ekowisata bahari dapat menjadi fokus perhatian untuk program pengembangannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsitf kualitatif yang berusaha untuk memaparkan keadaan pariwisata di Karampuang secara apa adanya. Pengambilan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara, studi pustaka, dan studi dokumen terkait. Data dianalisis dengan secara langsung dengan tahapan a) reduction, b) serving, dan c) verification. Setelah melalui tahapan tersebut, data kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa secara garis besar, usaha dan program pengembangan prouk wisata Karampuang telah menggunakan prinsip ekowisata bahari sebagai acuannya demi menjaga kelestarian alam yang pada akhirnya akan mewujudkan sustainable tourism. Namun demikian, terdapat beberapa aspek yang masih dapat ditingkatkan dalam hal penerapan prinsip ekowisata bahari dalam pengembangan atau pengelolaan wisata di Pulau Karampuang. Sementara itu, penelitian ini memiliki implikasi praktis untuk pengelola wisata Karampuang sebagai dasar untuk pengembangan produk wisata dengan berpedoman pada prinsip ekowisata bahari demi terwujudnya sustainable tourism di masa depan. AbstractThis research was conducted based on the state of tourism in Karampuang Island and the developments that have been carried out. The issue of nature preservation encourages the author to study the development of Karampuang tourism products based on the principles of marine ecotourism. The purpose of this study is to identify the extent to which the principles of marine ecotourism are applied in the business and development program of Karampuang tourism products which include accessibility, tourist attractions and tourist facilities. Furthermore, it is hoped that development aspects that have not applied the principles of marine ecotourism can become the focus of attention for their development programs. This research is a qualitative descriptive study that seeks to describe the state of tourism in Karampuang as it is. Data were collected by participatory observation, interviews, literature study, and related document studies. Data were analyzed directly with the stages a) reduction, b) serving, and c) verification. After going through these stages, the data is then interpreted to get a final conclusion. The results of this study indicate that broadly speaking, the Karampuang tourism product development program and business have used the principle of marine ecotourism as a reference in order to preserve nature which will ultimately create sustainable tourism. However, there are several aspects that can be improved in terms of the application of the principles of marine ecotourism in the development or management of tourism in Karampuang Island. Meanwhile, this research has practical implications for Karampuang tourism managers as a basis for developing tourism products based on the principles of marine ecotourism for the realization of sustainable tourism in the future.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Risky Ayu Andriani ◽  
Agung Ayu Wibowo ◽  
Joko Ayu Winarno

AbstrakDewi Sambi (Desa Wisata Samiran Boyolali) merupakan salah satu bentuk community-based tourism dan merupakan desa wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan masyarakat yang terlibat dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini memilih wilayah di lereng sebelah timur Gunung Merapi di Desa Samiran di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Dasar utama pemilihan wilayah ini adalah desa wisata ini mengusung konsep pemberdayaan, dimana aktivitas utamanya berasal dari masyarakat lokal dan hasilnya juga untuk masyarakat lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang mengarah ke paradigma konstruktivis. Penelitian ini menggunakan studi kasus yang menyelidiki kebutuhan masyarakat sejalan dengan pengembangan desa wisata.  Analisis kebutuhan dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk diagram pohon masalah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat yang dirasakan menjadi pemicu dalam pengembangan desa wisata. Aspek partisipasi masyarakat, nilai, norma, penghargaan, dan aktualisasi diri menjadi entitas kebutuhan dalam penelitian ini. Analisis kebutuhan menjadi dasar dalam pengembangan desa wisata Samiran Boyolali. AbstractDewi Sambi (Samiran Boyolali Tourism Village) is a form of community based tourism and is a leading tourism village in Boyolali Regency. This study aims to analyze the needs of the people involved in developing tourist villages. This study chose the area on the eastern slope of Mount Merapi in Samiran Village in Selo District, Boyolali Regency. The main basis for the selection of this region is that the tourist village carries the concept of empowerment, where the main activity comes from the local community and the results are also for local people. The method used in this study is qualitative which leads to the constructivist paradigm. This research uses a case study that investigates community needs in line with the development of a tourist village. The needs analysis in this research is illustrated in the form of a problem tree diagram. Data analysis was performed using the Miles and Huberman method. The results showed that the perceived community needs became a trigger in the development of tourism villages. The aspects of community participation, values, norms, appreciation, and self-actualization are needed entities in this research. Analysis of needs is the basis for developing the Samiran Boyolali tourism village.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 106
Author(s):  
Esti Cemporaningsih ◽  
Destha Titi Raharjana ◽  
Janianton Damanik

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya potensi wisata dan ekonomi kreatif di Kledung dan Bansari, Temanggung yang beragam. Namun sayangnya pengelolaan yang dilakukan sejauh ini terkesan apa adanya tanpa konsep, arah, dan strategi yang jelas. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mensinergikan pengelolaan berbagai potensi wisata dan ekonomi kreatif tersebut supaya lebih dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini didekati secara deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, survey, observasi, dan FGD. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara rasional berdasarkan pola logika berfikir terntentu. Setelah itu data dikaitkan dengan gambaran perkembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak pariwisata di lokasi tersebut. Pada akhirnya, hasil analisis akan diformulasikan untuk menarik kesimpulan terkait strategi pengembangan pariwisata berdasarkan ekonomi kreatif. Hasil penelitian ini adalah; 1) kopi Kledung dan keseinan Bansari adalah klaster ekonomi kreatif dengan pengelolaan yang cukup baik di antara klaster lain; 2) orientasi pengembangan pariwisata didasarkan pada penguatan sektor ekonomi kreatif sebagai titik tumpunya; 3) rendahnya kompetensi SDM menjadi fokus utama dalam pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Akhir penelitian ini menyimpulkan bahwa pegelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif belum tersinergikan dengan optimal. Keadaan tersebut kemudian membawa implikasi terhadap formulasi konsep, arah dan strategi yang secara faktual tertuang dalam dokumen visi, misi, tujuan, dan sasaran pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Dokumen tersebut akan menjadi dasar para stakeholder terkait dalam pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif agar fokus dan terarah sehingga akan mendekatkan pada kesejahteraan. AbstractThis research was motivated by the various tourism potential and creative economy in Kledung and Bansari, Temanggung. But unfortunately the management that has been carried out so far has been impressed without a clear concept, direction and strategy. Therefore, this study aims to synergize the management of various tourism potentials and the creative economy so that it can provide more welfare for the surrounding community. This research is approached descriptively qualitatively. Data obtained through in-depth interviews, surveys, observations, and FGD. The data obtained were then analyzed rationally based on certain logical patterns of thinking. After that the data is linked to the description of the development of the creative economy as a driver of tourism in that location. In the end, the results of the analysis will be formulated to draw conclusions regarding the tourism development strategy based on the creative economy. The results of this study are; 1) Kledung coffee and Kledung Bansari coffee are creative economy clusters with fairly good management among other clusters; 2) tourism development orientation is based on strengthening the creative economy sector as its fulcrum; 3) the low competency of human resources is the main focus in developing tourism based on the creative economy. The end of this study concludes that the management of tourism and the creative economy has not been optimally synergized. This situation then has implications for the formulation of concepts, directions and strategies which are factually contained in the document of the vision, mission, goals and objectives of tourism development based on creative economy. This document will be the basis for relevant stakeholders in developing tourism-based creative economy so that it is focused and directed so that it will draw closer to welfare.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 89
Author(s):  
Imma Salistya Sari ◽  
Agustina Salistya Kustulasari

AbstrakPerkembangan desa wisata di Indonesia condong kepada peningkatan kuantitas bukan kualitas. Hal tersebut diakibatkan dari kurangnya inovasi dalam pengelolaannya, sehingga banyak desa wisata menjadi stagnan. Dalam praktiknya, pengelolaan atau manajemen desa wisata menjadi faktor kunci dalam pengembangan desa wisata itu sendiri. Namun, pengembangan desa wisata sendiri hanya berdasarkan kebutuhan dan kesadaran masyarakat selaku pengelola, sehingga maju atau tidaknya tergantung dari masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini, keterlibatan berbagai stakeholder dalam sebuah jejaring menjadi hal yang penting. Maka dari itu, analisis network learning menjadi menarik karena network learning mampu menghasilkan pembelajaran (learning) berupa perubahan tata kelola organisasi dalam konteks berjejaring, sehingga pengelolaannya tidak hanya berporos pada satu pihak. Network learning dapat dilihat dari outcome yang dihasilkan seperti perubahan kognitif, sikap, maupun perubahan integratif (Crossan, Lane, White, & Djurfeldt, 1995)dan bisa terjadi di berbagai level (Knight, 2002). Penelitian ini menggunakan studi kualitatif dengan metode wawancara semi-terstruktur serta triangulasi data untuk memvalidasi hasil penelitian. Penelitian ini juga menggunakan data primer dan sekunder serta menggunakan snowball dalam menentukan sample yang diteliti. Penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Pulesari tidak mengalami network learning, namun terdapat pembelajaran di level organisasi atau organisasi belajar didalam jejaring. Sehingga Desa Wisata Pulesari mengalami pembelajaran tanpa mempengaruhi hubungan dalam berjejaring.AbstractThe development of tourism villages in Indonesia is inclined to increase quantity over quality. This is caused by the lack of innovation in its management, so that many tourist villages become stagnant. In practice, management of tourism villages is a key factor in the development of tourism villages themselves. However, the development of the tourism village itself is only based on the needs and awareness of the community as the manager, so that progress is just depends on the community itself. In this case, the involvement of various stakeholders in a network becomes important. Therefore, network learning analysis becomes interesting because network learning is able to produce learning in the form of changes in organizational governance in the context of networking, so that management is not just handled by the community. Network learning can be seen from the resulting outcomes such as cognitive changes, behaviour, and integrative changes (Crossan et al., 1995) and also can occur at various levels (Knight, 2002). This study uses a qualitative study with a semi-structured interview method and data triangulation to validate the results. This study also uses primary and secondary data and uses snowball to determine the sample under study. Research shows that Pulesari Tourism Village does not experience network learning, but there is learning at the organizational level or organizations learns within a network. So Pulesari Tourism Village experiences learning without affecting relationships in networking.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Reni Novianti ◽  
Lukman M. Baga ◽  
A. Faroby Falatehan

Kabupaten Wonosobo memiliki potensi pada sektor pariwisata, salah satunya objek wisata Dataran Tinggi Dieng. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Akan tetapi, kontribusi PAD Wonosobo dalam pembiayaan belanja daerah kurang dari 15 persen. Oleh karena itu, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi objek wisata terhadap beberapa atribut dengan menggunakan analisis IPA; mengestimasi nilai willingness to pay pengunjung dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM); serta merumuskan strategi peningkatan PAD Kabupaten Wonosobo melalui peningkatan retribusi objek wisata Dataran Tinggi Dieng dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis IPA menunjukkan atribut kondisi jalan menuju kawasan wisata, kebersihan, pelayanan, promosi, penanganan keluhan pengunjung, kemacetan, tempat pembuangan sampah, fasilitas toilet dan musholla menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Sedangkan dari hasil analisis CVM diperoleh nilai WTP sebesar Rp16 513 per orang. Berdasarkan hasil analisis tersebut serta hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat teridentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dituangkan dalam matriks SWOT. Terdapat lima strategi yang berperan dalam peningkatan retribusi objek wisata dataran tinggi dieng yaitu: 1) Meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya wisatayang memiliki daya tarik; 2) Membangun sistem yang terintegrasi; 3) membangun dan memperbaiki sarana dan fasilitas umum; 4) memperbaiki akses menuju objek wisata; dan 5) merumuskan peraturan yang mengatur tentang pariwisata, pengelolaan objek wisata beserta elemen-elemennya.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Dyah Widiyastuti

Semakin bertambahnya golongan usia lanjut di beberapa negara menjadi segmen pasar baru bagi industri pariwisata. Untuk dapat menangkap peluang pasar lanjut usia tersebut, destinasi pariwisata perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus golongan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta bagi wisatawan lanjut usia, sekaligus untuk mengidentifikasi hambatan yang mereka hadapi dalam melakukan kegiatan wisata.Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif melalui interview dengan wisatawan lanjut usia yang berada di 4 (empat) destinasi wisata utama di Kota Yogyakarta yakni Kebun Binatang Gembira Loka, Taman Sari, Benteng Vredeburg, Taman Pintar dan Kompleks Kraton. Data sekunder didapatkan dari penelitian terkait maupun data kepariwisataan lain. Hasil dari penelitian ini adalah: Kelompok lanjut usia yang mengunjungi ODTW yang menjadi lokasi penelitian sebagian besar berusia 60-65 tahun diikuti kelompok usia diatas 65 tahun dan usia 55-65 tahun. Keinginan berwisata kaum lanjut usia berbeda dengan wisatawan pada umumnya. Wisatawan lansia lebih banyak melakukan kegiatan wisata pasif (passive activities) yakni duduk, membaca, melihat-lihat, makan dan ngobrol. Sementara kegiatan aktif yang dilakukan oleh wisatawan lansia adalah jalan, mengambil foto dan mengasuh cucu. Aktivitas pasif dan aktif yang dilakukan wisatawan tersebut juga ditentukan oleh ada atau tidaknya fasilitas yang mendukung di obyek wisata yang dikunjungi. Keinginan berwisata mereka lebih didorong dengan keinginan untuk berkumpul bersama orang lain, baik bersama keluarga maupun teman-teman komunitas. motivasi yang mendorong lansia untuk berwisata lebih kepada motivasi sosial, impersonal, dan motivasi fisik.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Riska Dwi Noviyanti ◽  
T. Arie Setiawan ◽  
Martin Setyawan

Kuliner merupakan salah satu jenis wisata yang banyak diminati oleh wisatawan, sehingga dibutuhkan media promosi untuk memperkenalkan kuliner yang menjadi ciri khas kota. Pemerintah Kota Semarang membentuk program Ayo Wisata ke Semarang demi mewujudkan pesona wisata dengan membahas jenis wisata di Kota Semarang termasuk wisata kuliner. Media promosi yang sudah ada di Kota Semarang berupa berita melalui video yang dikemas dengan durasi yang panjang dan dirasa kurang efektif. Melalui fakta tersebut, sehingga diperlukan sebuah media untuk mendukung promosi dan memberikan rekomendasi kuliner Kota Semarang berupa video promosi yang lebih memperkenalkan wisata kuliner Kota Semarang dengan menggunakan metode kualitatif dan strategi linier untuk mempromosikan wisata kuliner di Kota Semarang. Hasil video promosi telah dipublikasikan di akun resmi pemerintah Kota Semarang seperti youtube, instagram, dan facebook.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Rossi Evita ◽  
Tita Rosalina

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata Desa Temajuk yang dapat dikembangkan sebagai destinasi pariwisata kabupaten Sambas. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Hasil yang diperoleh yaitu potensiwisata yang ada di Temajuk di antaranya yaitu Dermaga Camar Bulan, Pasar Rakyat, Pesta Ubur-ubur, Pantai Camar Bulan, Jembatan Mangrouve, Pantai Batu Nenek, dan Teluk Atong, Tanjung Dato’, Gang Durian 8 Batang, Gerbang Perbatasan Indonesia-Malaysia. Dalam pengembangan potensi Temajuk, maka strategi yang digunakan adalah strategi maksimalisasi promosi, strategi pengembangan dan pengelolaan atraksi wisata, strategi peningkatan sumber daya manusia, dan strategi peningkatan keamanan serta pengawasan terhadap aktivitas wisata.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document