scholarly journals Pengaruh Refleksi Massage Therapy terhadap Penurunan Kualitas Nyeri pada Lansia Penderita Rheumatoid Arthritis

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 220-227
Author(s):  
Andi Ferdi Febriansa ◽  
Akbar Asfar ◽  
Rahmawati Ramli

Lansia merupakan salah satu kelompok atau populasi berisiko, populasi lansia meningkat sangat cepat pada tahun 2020. Keluhan yang sering dialami lansia adalah nyeri yang diakibatkan oleh rheumatoid artritis. Refleksi massage therapy adalah salah satu tindakan nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  refleksi massage therapy terhadap penurunan kualitas nyeri pada lansia penderita rheumatoid arthritis di desa barang kab.soppeng. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment menggunakan pre dan post test design. Adapun pengambilan sampel ialah dengan menggunakan tehnik total sampling dengan besar sampel sebanyak 30 responden. Uji pengaruh  menggunkan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai ρ = 0.000, dimana nilai ρ lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hasil penelitian adalah tingkat nyeri rheumatoid arthritis pada lansia sebelum diberikan refleksi massage therapy; yaitu skala nyeri sedang 18 orang (60.0%); dan nyeri berat terkontrol 12 orang (40.0%), tingkat nyeri rheumatoid arthritis pada lansia sesudah diberikan refleksi massage therapy; yaitu tidak nyeri 8 orang (26.7%); dan nyeri ringan 22 orang (73.3%). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh refleksi massage therapy terhadap penurunan kualitas nyeri pada lansia penderita rheumatoid arthritis dengan nilai ρ = 0.000, dimana nilai ρ<α, maka H1 diterima. Adapun saran dari peneliti yaitu untuk  lansia serta keluarganyauntuk mengatasi nyeri dengan metode non farmakologi seperti menerapkan teknik refleksi massage  therapy.

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 272-277
Author(s):  
Resmi Pangaribuan ◽  
Nina Olivia

Elderly is someone who has reached the age of 60 years and over. Responding to an illness, but it is a process that gradually replaces cumulative changes, is a process of decreasing the body's resistance in dealing with stimuli from inside and outside the body. Many of the elderly are still productive and able to be active in social, national and state life. Efforts to Increase the social welfare of the elderly is essentially a preservation of the religious and cultural values ​​of the nation. Aging or growing old is a condition that occurs in human life. Growing old is a natural process which means that a person has gone through three lives, namely child, adult and old. Knee pain is a regenerative disease of the joints and one of the signs and symptoms of rheumatoid arthritis. One effort to reduce pain with the help of elderly gymnastics. The aim of the study is to provide the implementation of elderly exercise in elderly rheumatoid arthritis with knee pain to reduce knee pain. The benefits of research are joint skills training and reducing the scale of care in the elderly. This research method is quantitative with experimental type and one group pre-post test design. The population in this study are elderly both men and women in the UPT Binjai Elderly Services unit. An instrument or tool that uses a scale forgetting the Analog Analog Scale (VAS) and an observation sheet. The exercise of elderly exercise can be done in the morning before absorption for approximately 15-45 minutes. Instrument or tool that uses the Wilcoxon statistical test. The results of the study address the significant value of knee pain in the elderly. And elderly exercise is effective for reducing knee pain in elderly rheumatoid arthtritis in UPT Binjai Elderly Services.     Abstrak Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua. Nyeri lutut merupakan suatu penyekit regeneratif sendi dan salah salah satu tanda dan gejala dari rheumatoid arthritis. Salah satu upaya untuk menurangi nyeri lutut adalah dengan dengan pemberian senam lansia. Tujuan penelitian adalah memberikan implementasi senam lansia pada lansia rheumatoid arthtritis dengan nyeri lutut untuk mengurangi nyeri lutut. Manfaat penelitian adalah untuk melatih kemampuan otot sendi dan mengurangkan skala nyeri pada lansia. Metode penelitian ini adalah kuanitatif dengan jenis eksperimental dan design one group pre-post test design. Populasi pada penelitian ini adalah lansia baik laki-laki maupun wanita di unit UPT Pelayanan Lanjut Usia Binjai. Instrumen atau alat yang di gunakan berupakan skala nyeri Visual Analog scale (VAS) dan lembar observasi.. Pelaksanaan senam lansia dapat dilakukan pada pagi hari sebelum serapan selama kurang lebih 15-45 menit. Instrument atau alat yang di gunakan uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menujukan bahwa nilai signifikan menurun pada nyeri lutut lansia, dan disimpulkan bahwa senam lansia efektif untuk mengurangi rasa nyeri lutut pada lansia rheumatoid arthtritis di UPT Pelayanan Lanjut Usia Binjai.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Diah Jerita Eka Sari ◽  
Masruroh Masruroh

Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang sering dirasakan setiap penderita rheumatoid arthritis. Nyeri dapat ditangani dengan penatalaksanaan non farmakologis yaitu dengan kompres hangat jahe. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompres hangat jahe terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis. Penelitian ini menggunakan desain Pra-Experimental dengan rancangan One Group Pre-Post Test Design. Populasi sebanyak 48 lansia, jumlah sampel sebanyak 43 lansia, menggunakan teknik purposive sampling. Dianalisis menggunakan uji Wilcoxon signed rank test (p < 0,05). Sebelum diberikan kompres hangat jahe, sebagian besar responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 23 orang (53%), sedangkan sesudah diberikan kompres hangat jahe, sebagian besar responden mengalami nyeri ringan yaitu sebanyak 29 orang (67%). Statistik menunjukkan bahwa p = 0,000 sehingga Hi diterima. Ini berarti kompres hangat jahe memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri rheumatoid arthritis. Ada pengaruh pemberian kompres hangat jahe terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 117-122
Author(s):  
Anastasia Suci Sukmawati ◽  
Ega Pebriani ◽  
Arif Adi Setiawan

Abstract: Older will experiencing physical, psychological, and psychosocial changes will cauthat will lead to the new problem. Anxiety is one of the problems among older people. Complementary therapy is used to reduce a person’s anxiety, namely yoga, meditation, aromatherapy, and relaxation through massage. This study was conducted to determine the effect of Swedish massage on the level of elderly anxiety. Methodology: The design of this study was a quasy experiment with one group pretest-post test design. Respondents in this study were elderly who experienced anxiety by using a total sampling technique in which as many as 15 elderly at the Nursing home of Social Service Center (BPSTW) Budi Luhur Bantul Unit Yogyakarta. The Standard operational procedure of Swedish massage therapy used as a guidance of intervention, while HARS instruments was used to measure the level of anxiety among older people. Respondents measured their level of anxiety before and after a Swedish massage for 1 week. The results of the study were analyzed by Wilcoxon test. Results: There were 8 people (53.3%) in the medium level of anxiety before the Swedish massage given). The anxiety level of older people after intervention was mild level of anxiety as many as 8 people (53.3%). Changes in anxiety levels before and after Swedish massage intervention showed a difference of 2.00. Wilcoxon test results were obtained with a p-value of 0.008 <0.05. Conclusion: Swedish massage therapy able to reduce the level of anxiety among older people at BPSTW Budi Luhur Yogyakarta.Keywords: Swedish massage, anxietyAbstrak: Berbagai macam perubahan akan dialami oleh lansia seperti perubahan fisik, psikologi, maupun psikososial akan menimbulkan masalah baru pada lansia salah satunya adalah kecemasan. Tehnik alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan seseorang yaitu seperti yoga, meditasi, aromaterapi, dan relaksasi melalui pijat (massage). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Swedish mas- sage terhadap tingkat kecemasan lansia. Metodologi: Desain penelitian ini adalah quasy experiment dengan one group pretest-post test design. Responden pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami kecemasan dengan menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 15 lansia di Balai Pelayanan Sosial tresna Wredha (BPSTW) Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta. Instrumen penelitian adalah instrument HARS. Responden diukur tingkat kecemasannya sebelum dan setelah dilakukan Swedish massage selama 1 minggu. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil : Tingkat kecemasan pada lansia di BPSTW Budi Luhur Bantul Yogyakarta sebelum diberikan Swedish massage kategori sedang sebanyak 8 orang (53,3%). Tingkat kecemasan sesudah diberikan Swedish massage kategori ringan sebanyak 8 orang (53,3%). Perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan Swedish massage menunjukkan perbedaan sebesar 2,00. Hasil uji Wilcoxon diperoleh dengan nilai p-value 0,008 < 0,05. Diskusi : Swedish massage berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada lansia di BPSTW Budi Luhur Bantul Yogyakarta.Kata kunci: Swedish massage, kecemasan, lansia


2019 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Abdullah Tamrin ◽  
Hikmawati Masud ◽  
Indah Suci Ramadani
Keyword(s):  

ABSTRAK Berbagai masalah gizi diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan salah satu masalah gizi utama adalah anemia gizi besi. Salah satu upaya untuk memperbaiki pola konsumsi pangan dan pola kebiasaan yang bertujuan untuk menanggulangi anemia dikalangan masyarakat terutama ibu hamil dengan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan penyuluhan gizi dan mengonsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuluhan gizi, asupan gizi dan pemberian tablet tambah darah terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan one-group pre-test and post-test design. Data diperoleh dari hasil Pre test dan Post test menggunakan kuesioner, pengambilan Hb, recall 24 jam dan data tablet tambah darah yang di konsumsi. Kadar hemoglobin ibu hamil pada awalnya anemia (100%) dan pada akhir terdapat sebanyak 8 orang (53,33%). Hasil pre dan post test ibu hamil yang memiliki criteria baik sebelum mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 2 orang (13,33 %) dan setelah mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 4  orang (26,67%). Asupan gizi (energi) ibu hamil yang memiliki criteria asupan baik di awal sebanyak 1  orang (6,67 %) dan di akhir sebanyak 9  orang (60%). Asupan gizi (protein) baik di awal sebanyak 3 orang (20 %) dan di akhir sebanyak 4  orang (26,67%). Pada umumnya asupan Fe di awal dan di akhir dari 15 ibu hamil 100% tergolong kurang. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah dengan baik sebanyak 6 orang (40%). Disarankan ibu hamil turut berpartisipasi setiap pemeriksaan rutin yang diadakan oleh Puskesmas guna mencegah terjadinya masalah gizi.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 01
Author(s):  
Emy Sutiyarsih ◽  
Sr. Felisitas A Sri S

Depression in eldery couldn’t be easily detected because physical complaint was more often than emotional complaint. In severe case, depression could cause suicidal behaviour (Irawan, 2013). Therefore, elderly need assistance to deal with depression, and Emotional Freedom Technique (EFT) is one of the solution. Research design is pre-experimental design, using pre-test and post-test design. Before intervention, Geriatric Depression Scale test were given to one group of elder people. EFT intervention were given two times for four weeks, and Geriatric Depression Scale test were tested after intervention. Population was elder people who fulfill inclusion criterias, and 30 elderly were obatained. The significancy result was 0,000 (α = 0,05), it could be inferred that EFT has a strong relationship to depression scale. EFT could significantly reduce depression scale in elderly, so it can bes used effectively.


2017 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Putri Megasari

Hepatitis has become a health problem in the world. The hepatitis virus infected many people. According to the teacher of MTsN 02 Bondowoso more than 20 students have hepatitis A viral infection. The purpose of this research was to know the differences of students' knowledge about hepatitis A before and after counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015. This study used pre-experimental (pre-post test design). This study used stratified random sampling technique, 127 students from 270 sample involved this research,and 143 students was excluded. We used questionnaires to collect data. The results showed that the mean value of the students 'knowledge about hepatitis A before counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015 was 83.96 with the lowest value of 37.5 and the highest value was 100. The mean value of the students' knowledge about hepatitis A after counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015 was 93.21 with the lowest value waf 62.5 and the highest value was 100. Paired t test showed that t (-9.07) > t table (1.98), the null hypothesis (H0) was rejected. There was a difference between students' knowledge about hepatitis A before and after counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015. This study showed that routine counseling by healthcare provider was important to prevent hepatitis A infection.; Keywords: counseling, knowledge of students, hepatitis


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Daniel Akbar Wibowo ◽  
Dini Nurbaeti Zen ◽  
Yalis Agustina

Disease that is often complained by the public today one of the pain in the bone, which is better known by the community with rheumatism. Rheumatism or rheumatoid arthritis is a systemic, progressive, chronic and tendonic inflammatory disease of joints and connective tissue symmetrically. One way of management of rheumatoid arthritis pain is back massage therapy. Back Massage is one of the techniques to give massage action on the back with lotions/balm for 10-15 minutes, the warm sensation leads to vasodilation of blood vessels that will improve blood circulation in the area so that the activity of the cell is increased and will reduce pain, increase comfort, reduce muscle tension and improve physical and psychological relaxation. This study aims to determine the effect of Back massage therapy to decrease the pain level of rheumatoid arthritis patients in Rajadesa Village Rajadesa Sub District Ciamis District in 2018. Type of research using Quasi Experiment Design with one group pretest-posttest design. Total sample 48 respondents with total sampling technique. Data collection using experimental method with VDS (Verbal Descriptor Scale) pain rate measurement tool. The result of statistical test by using Linear Regression shows Sig = 0,000 <0,05, t value = 18,935> 2,012. Then Ha is accepted, and the average value before therapy is 3.27 with a standard deviation of 0.818, whereas after therapy is 2.23 with a standard deviation of 0.881, meaning there is the effect of back massage therapy on the decrease of pain level in patients with rheumatoid arthritis. So to reduce pain in patients with rheumatoid arthritis can be given back massage therapy.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Yitno Yitno ◽  
Asep Wahyu Riawan

Seseorang dengan usia yang sudah tua akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh, begitu pula dengan kepekaanya terhadap insulin. Data WHO tahun 2011 didapatkan jumlah penduduk dunia yang menderita Diabetes Militus meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan rendahnya pengetahuan dalam mengelola gaya hidup sehat oleh karna itu perlu dilakukan kegiatan untuk mengelola pola hidup lansia untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh jalan kaki ringan 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia diabetes melitus tipe 2. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen One-Group Pre-post Test Design. Populasi penelitian ini adalah lansia penderita diabetes melitus tipe 2 di Desa Dukuh yang  dilakukan pada 19 mei 2017, menggunakan tehnik purposive dengan total 24 responden. Pengambilan data dengan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit. Kemudian data diolah dengan tehnik Editing, Coding, Scoring dan Tabulating dan diuji dengan statistik Wilcoxon Sign Rank Test.sebelum dilakukan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit dari 24 responden Sebagian besar mempunyai kadar gula darah acak dalam kategori diabet yaitu 20 responden (83%), sesudah di lakukan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah acak dalam kategori diabet yaitu 14 responden (58.3%). hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh latihan jalan kaki ringan  30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 yang ditunjukkan dengan nilai p=0,000 dan α = 0,05 yang berarti nilai (p≤0,05).Oleh karena itu peneliti berpendapat bahwa pemberian perlakuan jalan kaki ringan 30 menit  sangat penting  bagi penderita diabetes melitus tipe 2 hal ini terbukti bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document