scholarly journals HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PENANGANAN DEMAM PADA BAYI 0-12 BULAN DI DESA DATARAJAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGARIP KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2018

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Ani Kristianingsih ◽  
Yona Desni Sagita ◽  
Imas Suryaningsih

tidak ditangani maka dapat mengakibatkan kerusakan rangkaian khususnya sistem saraf pusat dan  otot, sehingga mengakibatkan kematian. Penanganan pertama demam dapat berupa terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang demam dengan penanganan demam pada bayi 0-12 bulan di Datarajan Wilayah Kerja Puskesmas Ngarip Kabupaten Tanggamus tahun 2018.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Waktu pelaksanaannya pada tanggal 11 – 13 Februari 2018 tempatnya di DesaDatarajan Wilayah Kerja Puskesmas Ngarip Kabupaten Tanggamus. Populasi yaitu ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan berjumlah 60 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan total population dengan jumlah 60 ibu.Hasil analisis menunjukan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang demam dengan penanganan demam dengan P-value 0,000 (<0.05) dengan odds Ratio sebesar 25.375 (6.357-101.287). Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu dengan pengetahuan kurang baik. Ibu dapat mengikuti sosialisasi kesehatan. Sehingga ibu dapat melakukan penanganan demam yang baik didorong dengan adanya informasi kesehatan baik dari tenaga kesehatan ataupun orang tua dan saudara ibu dalam penanganan demam.

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Siti Komariah ◽  
Hary Nugroho

Latar Belakang:Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penyebab komplikasi kehamilan diantaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilannya, usia pasien < 20 tahun dan > 35 tahun serta anak lebih dari 3.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III.Metode Penelitian:Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga sampel adalah ibu hamil trimester III yang berkunjung di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda berjumlah 84 orang. Analisis yang digunakan uji chi square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, terdapat usia berisiko antara < 20 tahun dan > 35 tahun, terdapat paritas berisiko > 3 orang anak dan komplikasi kehamilan berupa hipertensi, anemia, preeklempsia dan plasenta previa. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,001 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,800 > 1). Ada hubungan usia dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,003 < α : 0,05 dan odds ratio : 5,837 > 1). Ada hubungan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,002 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,250 > 1).Kesimpulan: Terdapat pengetahuan kurang baik berjumlah 27 responden (32,1%), usia berisiko (< 20 tahun dan ≥ 35 tahun) berjumlah 25 responden (29,8%), paritas berisiko (1 atau ≥ 3 orang anak) berjumlah 21 responden (25%) dan ada komplikasi kehamilan berjumlah 18 responden (21,4%), Ada hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda.


2020 ◽  
Vol 16 ◽  
Author(s):  
Salman Khazaei ◽  
Erfan Ayubi ◽  
Saeid Bashirian ◽  
Ronak Hamzehei ◽  
Ensiyeh Jenabi

Background: The relationship between gestational diabetes and postpartum depression (PPD) is poorly understood and seldom studied. Objective: In an effort to explore this issue, the present study investigated the relationship between gestational diabetes and PPD. Methods: The present cross-sectional study was performed with 342 women who were referred to four urban health centers of Hamadan city, west of Iran. We used convenience sampling as a method to recruit women in each health center. We used a researcher-made checklist for gathering data on socio-demographic characteristics and potential risk factors of PPD. The Persian validated version of the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) was used to assess PPD. Univariate and multivariable binary logistic regression was applied to estimate the odds ratio (OR) (95% confidence interval [CI]). Results: Gestational diabetes was identified as the most important risk factor for PPD with OR (95% CI) of 2.19 (1.11, 4.31); P-value=0.02 after adjusting for other variables. Moreover, the adjusted odds ratio showed that PPD among lesseducated women (primary school) was 3.5 times higher compared to women with a university education (OR=3.54, 95% CI: 1.27, 9.84; P-value=0.01). Conclusion: Our findings suggested that PPD is more likely among women with gestational diabetes and those who were less educated. Interventional and educational activities for reducing the risk of PPD can be targeted for use with this population.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 442-450
Author(s):  
Rosyita Rosyita ◽  
Nova Sumaini Prihatin ◽  
Hendrika Wijaya Kartini Putri

Based on WHO (World Health Organization) data showing nearly 43 million more (18.3%) of the total population is teenagers. The famous issues among teenagers one of them related to sexual behavior. The purpose of this study to analyze the relationship of communication media  with risky sexual activity in adolescent boys in MAN of  Kota Lhokseumawe in 2018. This research uses mixed methods with cross sectional design on quantitative research and sequential explanatory strategy in qualitative research. The population in this research are students of class X and XI a number of 120 students. The sample that used for quantitative research is total population while for qualitative research is 18 people with inclusion and exclusion criteria. Collecting data on quantitative research is by distributing questionnaires while in qualitative research with in-dept interview and Focus Group Discussion (FGD). Analysis of bivariate data using chi square test. Qualitative data analysis is done by Thematical Analysis.The result of bivariate analysis about communication media obtained result p value = 0,000, RP = 2,519. The result of indept-interview is found that besides communication media factor to risky sexual activity such as peer factor, parents, faith and drug users. It is expected that policy makers should increase supervision over existing school rules.   Abstrak Berdasarkan data WHO (Word Health Organization) menunjukkan hampir 43 juta jiwa lebih (18,3%) dari keseluruhan total jumlah penduduk adalah remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja salah satunya terkait dengan perilaku seksual. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan media komunikasi dengan aktivitas seksual berisiko pada remaja laki-laki di MAN Kota Lhokseumawe tahun 2018. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan desain cross sectional pada penelitian kuantitatif dan strategi sequential explanatory pada penelitian kualitatif. Sampel yang digunakan untuk penelitian kuantitatif sejumlah 120 orang dan untuk penelitian kualitatif berjumlah 18 orang. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dengan cara penyebaran kuesioner sedangkan pada penelitian kualitatif dengan cara indept interview dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data bivariat menggunakan uji chi square. Analisis  data kualitatif dilakukan degan cara Thematical Analysis. Hasil analisis bivariat tentang media komunikasi diperoleh hasil p value =0,000, RP=2,519, hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan media komunikasi dengan aktivitas seksual berisiko. Hasil indept-interview didapatkan bahwa selain faktor media komunikasi terdapat faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas seksual berisiko yaitu faktor teman sebaya, orang tua, keimanan dan pengguna NAPZA. Diharapkan kepada pengambil kebijakan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap peraturan yang sudah berlaku disekolah.


2019 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 333-337
Author(s):  
Astriana Astriana ◽  
Nita Evrianasari

Latar Belakang : Gizi pada  bayi dan balita merupakan indikator pembangunan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama pembangunan  kesehatan yang menentukan suatu bangsa. Saat ini indonesia dihadapkan tidak hanya pada masalah gizi kurang akan tetapi dihadapkan  pada permasalahan gizi ganda (double burden) yaitu gizi lebih dan kurang. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menangani masalah gizi diindonesia, salah satunya adalah dengan membuat suatu wadah pelayanan kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat yaitu pos pelayanan terpadu (posyandu). Dalam observasi langsung pada kegiatan penimbangan bayi dan balita di posyandu kader tidak melakukan sesuai langkah penimbangan yang telah ditetapkan sehingga hasil penimbangan tidak valid. hal ini akan mengakibatkan  gambaran status gizi yang dihasilkan menjadi kurang tepat, selain itu kader juga tidak menggambarkan grafik pada buku KMS dan tidak melakukan penyuluhan.Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan dengan keterampilan  kader dalam menimbang bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Natar Lampung Selatan.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di posyandu wilayah kerja Pukesmas Natar Lampung Selatan. Jumlah sampel penelitian sebanyak 132 responden menggunakan teksnik sampling simple random sampling.Analisa data menggunakan chi-SquareHasil: Uji statistic menggunakan chi-square  diperoleh  p-value  0,000 < α 0,05, yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau berarti ada hubungan pengetahuan dengan keterampilan kader dalam menimbang bayi dan balita di wilayah kerja puskesmas natar lampung selatan. Dengan nilai  Odds Ratio sebesar 416,667.                Kesimpulan : Ada hubungan pengetahuan dengan keterampilan kader dalam menimbang bayi dan balita di posyandu wilayah kerja puskesmas Natar Lampung Selatan.Kata kunci: Pengetahuan kader, keterampilan, menimbang


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 251-260
Author(s):  
Riska Wandini ◽  
Setiawati Setiawati ◽  
Dea Pratiwi

ABSTRACT : THE CORRELATION BETWEEN WEANING FOODS AS BREAST MILK COMPLEMENT AND NUTRITIONAL STATUS OF TODDLERS AT SATELIT HEALTH CENTER OF BANDAR LAMPUNG  Introduction : According to pre-survey data of Satelit Health Center on 16 February 2020, there were ten babies aged 6 to 18 months taking height and weight measurement and age record, revealing that six of them having low nutritional status with 2SD and the other two babies had over nutritional status with > 2 SD. After interviewing the mothers, it was known that six women did not know what weaning food is even they did not know the menu or type of the weaning food to be given.  The objective of this study was to identify the correlation between weaning foods as breast milk complement and nutritional status of toddlers at Satelit Health Center of Bandar Lampung in 2020.Method : This was a quantitative study with survey analytical design and cross sectional approach. The population of this study consisted of 46 mothers registered at Satelit Health Center of Bandar Lampung. The sampling technique was total population resulting 46 respondents whose babies are 6 to 18 months. Results: It was known in Satelit Health Center of Bandar Lampung that there were 24 respondents (52.2%) who gave weaning foods properly to their babies.  Unfortunately, there were 27 respondents (58.7%) having babies with low nutritional status.Conclusions : There is correlation between weaning food as breast milk complement and nutritional status of toddlers aged 6 to 18 months at Satelit Health Center of Bandar Lampung in 2020 with p value 0.032 or p value < 0.05. The heath practitioners at the health center should inform the mothers about menus of weaning foods for breast milk complement based on the need of the toddlers.  The facilities on weaning foods of the health center should be provided.Keywords      : weaning foods & Nutritional Status   INTISARI : HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS SATELIT BANDAR LAMPUNG Pendahuluan : Berdasarkan data prasurvey Di Puskesmas Satelit Pada Tanggal 16 Februari 2020, diketahui ada 10 bayi usia 6-18 bulan, dimana setelah dilakukan pengukuran TB, BB dan pencatatan usia, diketahui 6 bayi mengalami gizi kurang dengan hasil pemeriksaan <-2SD dan 2 bayi mengalami gizi lebih dengan hasil pemeriksaan > 2SD. Setelah dilakukan wawancara kepada ibu dengan bayi, 6 ibu mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang MP-ASI baik menu apa saja yang harus diberikan ataupun jenis MP-ASI yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi Pada Bayi Di Puskesmas Satelit Bandar Lampung Tahun 2019Metode : Jenis penelitian kuantitatif rancangan penelitian menggunakan survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai Bayi Di Puskesmas Satelit Bandar Lampung berjumlah 46 responden dengan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-18 bulan Di Puskesmas Satelit Bandar Lampung berjumlah 46 responden. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah total sampling Hasil : Diketahui bahwa Di Puskesmas Satelit Bandar Lampung Tahun 2020, sebagian besar responden memberikan MP-ASI dengan baik yang berjumlah 24 responden (52,2%) dan responden yang mengalami gizi kurang baik yang berjumlah 27 responden (58,7%)Kesimpulan : Terdapat hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada bayi usia 6-18 bulan Di Puskesmas Satelit Bandar Lampung Tahun 2020 dengan p-value 0,032 atau p-value < 0,05. Diharapkan kepada pihak Puskesmas agar dapat membuat daftar menu pemberian MP-ASI sesuai dengan kebutuhan balita dan menyediakan fasilitas sarana prasarana tentang menu MP-ASI sesuai dengan kebutuhan balita. Kata Kunci         : MP-ASI & Status Gizi  


2019 ◽  
Vol 39 (1) ◽  
pp. 37-43
Author(s):  
Mirsyam Ratri Wiratmoko ◽  
Chandrika Karis Adhalia

Background: Shisha is one method of consuming tobacco similar to cigarette but in a different form. Lately it became a trend in Indonesian people, especially teenagers, without knowing any hazards contained in shisha which could cause cancer or even death. Lack of study about shisha in Indonesia was the main reason to do this study so further impact of shisha could be understood. Methodology: This study was analytical observational with cross sectional design. Data of this study was obtained from examination using CO analyzer and from questionnaire filling by respondents from the shisha Bogor community and smokers in Bogor. Results: Among 60 samples we obtained mean expiratory air CO levels of 8,62 ppm for smokers and 20,67 ppm for shisha users. There were also a significant correlation between shisha consumption duration per times and CO expiratory air levels, with P-value of 0,004 and odds ratio 12,52. Conclusion: Expiratory air CO levels in shisha users were higher than smokers, also there were a significant correlation between shisha consumption duration per times and the increasing levels of expiratory air CO. (J Respir Indo 2019; 39(1))


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Desiana Yudi ◽  
Jon W. Tangka ◽  
Ferdinand Wowiling

Abstract : Patient safety is an important thing that must be considered by nurses inproviding nursing care. Excessive physical and mental workload can affect the quality ofhealth services provided. The purpose of the study was to determine the relationship betweenphysical and mental workload of nurses with the application of patient safety. Method uses acorrelation analytic research design with a cross sectional approach. The sample of this studyused a total population of 30 nurses working at the emergerncy unit and ICU GMIMPancaran Kasih HospitalManado. Results of the study used the chi square test at asignificance level of 95%, significant for physical workload with the application of patientsafety (p value 0.023 ; α 0.05) and not significant for mental workload with the application ofpatient safety (p value 0.089 ; α 0.05). Conclusion, nurse’s physical workload is significantlyrelated to the application of patient safety and the nurse’s mental workload is notsignificantly related to the implementation of patient safety in the emergency unit and ICURSU GMIM Pancaran Kasih Manado.Keywords: physical workload, mental workload, patient safety.Abstrak : Patient safety merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat dalammemberikan asuhan keperawatan. Beban kerja fisik dan mental yang berlebihan dapatmempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yang diberikan. Tujuan penelitian untukmengetahui hubungan beban kerja fisik dan mental perawat dengan penerapan patient safety.Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatancross sectional. Sampel penelitian ini menggunakan total populasi yaitu seluruh perawat yangbekerja di IGD dan ICU RSU GMIM Pancaran Kasih Manado sebanyak 30 responden. Hasilpenelitian dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kemaknaan 95%, signifikan untukbeban kerja fisik dengan penerapan patient safety (nilai p 0,023 ; α 0,05) dan tidak signifikanuntuk beban kerja mental dengan penerapan patient safety (nilai p 0,089 ; α 0,05).Kesimpulan, beban kerja fisik perawat berhubungan secara bermakna dengan penerapanpatient safety dan beban kerja mental perawat tidak berhubungan secara bermakna denganpenerapan patient safety di IGD dan ICU RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.Kata Kunci : beban kerja fisik, beban kerja mental, patient safety.


2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Putri Diah Pemiliana ◽  
Pratiwi Nasution

Pendahuluan; Setiap wanita hamil tentunya menginginkan kehamilan yang sehat, untuk mendapatkannya harusnya selalu memeriksakan kehamilannya sehingga terhindar dari komplikasi-komplikasi kehamilan. Berdasarkan data WHO (World Health Oranization) pada tahun 2015, rasio kematian ibu (AKI) didefinisikan sebagai jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup diperkirakan 216 secara global. Tujuan; Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hipertensi Pada Kehamilan Di Puskesmas Setabu Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018. Metode; Desain penelitian yang digunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Setabu Provinsi Kalimantan Utara. Waktu penelitian pada bulan Juli sampai dengan Oktober Tahun 2018. Populasi penelitian ini seluruh ibu hamil yang mengalami hipertensi sebanyak 55 orang. Pengambilan sampel menggunakan total population dimana seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 55 orang. Hasil; Berdasarkan dari hasil uji statistik chi-square diperoleh hasil nilai p-value sebesar 0,006 < sig α (0,05), yang artinya ada hubungan umur ibu hamil dengan hipertensi pada kehamilan, hasil uji statistik chi-square diperoleh hasil nilai p-value sebesar 0,024 < sig α (0,05), yang artinya ada hubungan paritas ibu hamil dengan hipertensi pada kehamilan, hasil uji statistik chi-square diperoleh hasil nilai p-value sebesar 0,003 < sig α (0,05), yang artinya ada hubungan  riwayat hipertensi ibu hamil dengan hipertensi pada kehamilan. Kesimpulan; Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : ada hubungan umur dengan hipertensi pada kehamilan, ada hubungan paritas dengan hipertensi pada kehamilan dan ada hubungan riwayat ibu dengan hipertensi.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 19-27
Author(s):  
Astri Nur Amalia

ABSTRACT The incidence of infectious diseases due to personal hygiene in orphanages children often occurs. a factor that has an influence is predisposing factors. The purpose of this study is to known the correlation between the level of personal hygiene and predisposing factors in children at Panti Asuhan Al Amal Surabaya. The research type was observation research with cross sectional approach. The research subject’s samples used 67 children from 80 children of total population. Statistical analysis to obtain correlation used chi-square test. The results showed that there is  relationship between age (p value = 0.002), knowledge (p value = 0.039), and facility (p value = 0,001) to the level of personal hygiene. there is no relationship bentween gender (p value = 0.084) and attitude (p value = 0.225) to the level of personal hygiene. So it can be concluded that age and knowledge as predisposing factors are dominant to influence person's behavior. Keywords: personal hygiene, knowledge, predisposing factors, children   ABSTRAK Kejadian penyakit menular karena kurangnya kebersihan diri pada anak di panti asuhan sering terjadi. Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yaitu faktor predisposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat kebersihan diri dan faktor predisposisi pada anak di Panti Asuhan Al Amal Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian obseravional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 67 anak dari total populasi 80 anak. Analisa statistik untuk mendapatkan hubungan menggunakan uji chi-square. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan usia (p value = 0,002), pengetahuan ( p value = 0,039), dan fasilitas (p value = 0,001) terhadap tingkat kebersihan diri. Jenis kelamin (p value = 0,084) dan sikap (p value = 0,225) tidak ada hubungan terhadap tingkat kebersihan diri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia, pengetahuan, dan fasilitas sebagai faktor predisposisi yang  dominan dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Kata Kunci: kebersihan diri, pengetahuan, faktor predisposisi, anak


Author(s):  
Cedric Gide Dagang Nzenou ◽  
Bonaventure Tientche ◽  
Smith Asaah ◽  
Takemegni Wandji Jonas Merlin ◽  
Martin Kenne

Aims: The study aimed to assess an update of the burden of schistosomiasis among primary school children. Study Design:  The study was a school-based cross-sectional study carried out among children aged between 4 to 15 years old. Place and Duration of Study: The study took place in Njombé, Littoral Region, Cameroon from March to April 2017. Methodology: Urine and stool samples were collected were collected from 412 school-aged children and examined using the urine filtration method and the Kato-Katz technique respectively. A questionnaire was administered to assess their water related activities. The data were analyzed using SPSS version 2.0. Logistic regression and odds ratio was used to measure association and strength between variables respectively. P-value < .05 at 95% CI was considered as statistically significant. Results: The overall prevalence of schistosomiasis was 9.7%, with 7,8% and 1,9% of school children infected with S. mansoni and S. haematobium, respectively and 0.7% co-infection with both species. The intensities of S. haematobium and S. mansoni infection were 2.1 eggs per 10 mL of urine, 94 eggs per gram of stool respectively. The multiple regression analysis revealed that itching after bathing in backwater (Odds ratio (OR)= 2.427, confidence interval (CI): 1.080 - 5454, P=.03). And school children attending EPB Alpha (OR= 2.024), CI: 1.203 – 4.804, P=.011).  were predictors of schistosomiasis infection. However, significant association was found between schistosomiasis and playing in the stream and the presence of the river and back water in the vicinity of schools. Conclusion: There was a drastic decline in the prevalence of schistosomiasis infection in school children in Njombé compared to previous reports. The decrease is attributed to the bi-annual deworming campaign by the Public Health Authorities.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document