This paper aims to pay attention to the development of Islamic education based on Contextual Teaching and Learning (CTL) theory as a solution to the crisis experienced by Islamic education. In fact, Islamic education is sidelined in public schools because it uses conventional learning methods that are boring and do not provide a significant educational product. Previous research found that the accuracy of lecture-based conventional learning only gave 11% level of meaning for students. This fact is in contrast to the theory of CTL or contextual learning and teaching which emphasizes the contextualization of knowledge. In the end, this study found that CTL learning emphasizes the process of involving students in finding the material being studied and connecting it to real-life situations. This learning model encourages students to be able to apply it in everyday life. There are six characteristics of CTL learning, namely: meaningful learning, application of knowledge, higher order thinking, curriculum which is symbolized by standards, responsiveness to culture, and authentic assessment. In addition, CTL has seven principles that underlie the implementation of the learning process using the CTL learning model, namely: constructivism, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, and real assessment. CTL learning is very necessary, especially in efforts to develop Islamic education, because it invites students to be more active in learning.
ABSTRAKMakalah ini bertujuan memberi perhatian kepada pengembangan Pendidikan Agama Islam berbasis teori Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai solusi dari krisis yang dialami Pendidikan Agama Islam. Kenyataannya, Pendidikan Agama Islam dikesampingkan di sekolah umum karena menggunakan metode pembelajaran konvensional yang membosankan dan tidak memberi produk pendidikan yang signifikan. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa akurasi pembelajaran konvensional berbasis ceramah hanya memberi 11% tingkat kebermaknaan bagi siswa. Kenyataan ini berbanding terbalik dengan teori CTL atau pembelajaran dan pengajaran kontekstual yang menekankan kontekstualisasi pengetahuan. Pada akhirnya, penelitian ini menemukan pembelajaran CTL menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata. Model pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari. Terdapat enam karakteristik pembelajaran CTL, yaitu: pembelajaran bermakna, penerapan pengetahuan, berpikir tingkat tinggi, kurikulum yang dilambangkan berdasarkan standar, reponsif terhadap kebudayaan, dan penilaian autentik. Selain itu, CTL memiliki tujuh asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL, yaitu: konstruktivisisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, modelling, refleksi, dan penilaian nyata. Pembelajaran CTL sangat diperlukan terutama dalam upaya pengembangan pendidikan agama Islam, karena bersifat mengajak peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran.