scholarly journals STABILITAS EMOSI PELAKU PERNIKAHAN DINI DALAM MENDIDIK ANAK BALITA

QAWWAM ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 123-134
Author(s):  
Syamsul Hadi

Angka pernikahan dini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor internal keluarga, dan faktor pergaulan. Kebanyakan pelaku pernikahan dini masih SMP dan SMA yang belum memiliki stabilitas emosi yang baik dan cenderung melakukan segala yang diinginkan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Banyak dari pelaku pernikahan dini telah memiliki anak, dimana dalam mendidik anak terutama ibu dengan nikah dini secara tidak sadar menerapkan pola pendidikan permisif. Keadaan pribadi dan sikap setiap anak yang berbeda, menjadikan tugas mendidik menjadi berat untuk dilaksanakan, dan berpengaruh pada keadaan emosi orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kestabilan emosi pelaku pernikahan dini dalam mendidik anak belum baik, hal ini dikarenakan pelaku pernikahan dini masih mudah terpengaruh emosi negatif yang dapat dilihat dari respon emosi yang ditunjukkan. Respon emosi berlebihan tidak sesuai dengan pengertian stabilitas emosi, yaitu keadaan emosi yang tetap, tidak mudah berubah, dan respon yang ditunjukkan tidak berlebihan. Dalam meredakan emosi negatif dan menyelesaikan permasalah yang terjadi, pelaku pernikahan dini lebih sering menyerahkan pada keadaan dengan anggapan bahwa emosi tersebut akan hilang jika dibiarkan, tanpa ada usaha untuk mencari jalan keluar atau metode penyelesaian masalah yang sesuai. Meski pelaku pernikahan dini belum memiliki stabilitas emosi yang baik, namun beberapa pelaku pernikahan dini telah mampu untuk menjaga stabilitas emosi mereka dengan cara menenangkan diri terlebih dahulu dan menyelesaikan permasalahan yang menjadi sumber emosi.    

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document