scholarly journals TIMUR YANG MISTIS DAN BARAT YANG LOGIS: REPRESENTASI PASCAKOLONIAL DALAM CERPEN "SUSUK KEKEBALAN" (2010) KARYA HAN GAGAS

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Ahmad Mustolih ◽  
Hary Sulistyo

Penelitian ini membahas mengenai cerpen <em>Susuk Kekebalan</em> karya Han Gagas dengan teori Orientalisme Edward W. Said. Cerpen tersebut bercerita mengenai kondisi representasi konflik politik 1965. Dalam konfilk itu, relasi superioritas dan inferioritas tersebut merupakan representasi antara dikotomi oposisi biner antara Barat dan Timur. Selain itu, dalam kacamata Barat, Timur sering kali dianalogikan sebagai pihak yang lemah, mistis, antah berantah, dan tidak logis, sedangkan Barat adalah oposisi biner yang sebaliknya. Penelitian ini melihat aspek  superioritas dan inferioritas, yang mistis dan logis, dan melihat korelasinya dengan kondisi historis khususnya dengan aspek kesejarahan di era kolonial. Timur direpresentasikan dalam diri Warok Wulunggeni dan Warok Wirodigdo, yang mistis dan mudah di adu domba. Representasi Barat dalam diri Bapak bersenapan yang cerdas, superior, dan representasi dari kekuasaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa meskipun Timur dalam kacamata Barat berada dalam posisi lemah dalam hierarki kekuasaan, di sisi lain nilai-nilai Timur seperti setia kawan, jiwa ksatria, dan kemistisan dengan memasang susuk, membuat Timur memiliki nilai dekonstruktif terhadap sudut pandang Barat

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document