scholarly journals Kajian Makna Saka Guru di Masjid Gedhé Mataram Kotagede Yogyakarta (Sebuah Tinjauan Arsitektur)

Author(s):  
Ajeng Kusuma

Yogyakarta merupakan satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang dikenal sebagai kota pelajar, kota ini juga berjuluk sebagai kota budaya. Hasil pertimbangan dari 14 kawasan konservasi di Yogyakarta mengerucut pada wilayah Kotagede sebagai salah satu cagar budaya. Eksistensi objek pusaka di Kotagede dianggap relatif baik dan masih terjaga keasliannya. Sejarah mencatat, para raja Nusantara pemeluk agama Islam berganggapan masjid sebagai pelengkap ibukota kerajaan. Konsepsi masjid-makam secara garis besar menjadi suatu sinergi yang tidak dapat terpisahkan dari sejarah Masjid Gedhé Mataram Kotagede sebagai masjid tradisional. Hal menarik dari Masjid Gedhé Mataram Kotagede yakni pada ruang utama terdapat empat tiang sebagai penopang atap, bernama saka guru. Saka guru tidak hanya dimaknai sebagai penopang struktur bangunan, tetapi memiliki makna simbolis tertentu sehingga menarik untuk dikaji. Penelitian menerapkan metode kualitatif dan berproses secara rasionalistik dengan pendekatan semiotika. Pendekatan semiotika model Saussure diggunakan sebab manusia cenderung memiliki keinginan untuk membuat signifikansi makna di atas segalanya. Manifestasi tanda membantu konstruksi utopia spiritual pada Saka Guru. Hasilnya berupa hubungan kosmos, terutama pengalaman manusia saat terkoneksi dengan arah vertikal menghubungkan dunia spatial dan alam kosmos. Saka Guru di Masjid Gedhé Mataram Kotagede memiliki dua orientasi yakni menuju arah kiblat serta arah vertikal menuju hubungan platonik dengan sang pencipta.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document