scholarly journals Jalan Panjang Pemberitaan Terorisme di Indonesia Sejak Masa Kolonial Hingga Kini

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 89
Author(s):  
John Nedy Kambang ◽  
Rahmi Surya Dewi ◽  
Ernita Arif

Media massa yang sudah ada sejak orang Eropa masuk Indonesia, telah mengalami banyak perkembangan. Media cetak pertama yang diterbitkan orang Eropa, Bataviasche Nouvelles, hanya memuat informasi-informasi mengenai pemerintahan VOC, Perdagangan, Hiburan, Iklan Lelang dan Sejarah Koloni Belanda di Hindia. Juga tentang penyebaran Agama Katolik dan Protestan, serta perkembangan gereja di Hindia. Pada perkembangan selanjutnya, mulai bermunculan berbagai media massa seperti koran dan majalah yang tidak hanya milik orang Belanda saja, tetapi juga dibuat oleh kalangan rakyat pribumi, seperti Medan Prijaji, Otoesan Hindia dan banyak lagi lainnya. Media terus berkembang hingga hari ini. Tidak ada yang berubah dalam tujuan media, dari dulu hingga kini, yaitu untuk menyampaikan informasi. Namun metode penyampaian dan isi berita tampaknya jauh berbeda. Salah satunya dalam penyampaian berita mengenai perang dan terorisme. Di masa Belanda, berita mengenai perang dan terorisme tidak diberitakan dengan gamblang. Sementara itu, hari ini media massa seolah-olah terbagi menjadi dua fungsi, sebagai pelindung bagi para pejabat pemerintahan, dan sebagai penyebar propaganda. Dalam pemberitaan mengenai terorisme, media hari ini bahkan sangat terbuka dalam memberitakannya. Penangkapan anggota terorisme yang di dalamnya memuat aksi tembak-menembak juga disiarkan secara langsung. Telah terjadi pergeseran pola penyampaian media dari era Penjajah Belanda hingga Era Reformasi, terutama dalam isu sensitif seperti terorisme. Artikel ini menggunakan gabungan pendekatan naratif dengan pendekatan historis, dalam melihat perkembangan media massa melakukan pemberitaan terorisme dari masa penjajahan Belanda hingga masa reformasi hari ini. Kecenderungan penelitian ini adalah historis, yang dicampur dengan narasi-narasi yang dibangun oleh tokoh yang menjadi  sumber informasi. Metodologi yang digunakan dalam artikel ini menggunakan studi literatur berupa arsip-arsip media massa sebagai sumber data, dan dilengkapi dengan wawancara dari ahli terorisme sebagai narasumber sebagai penguat analisis.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document