UPACARA POSA DI PURA DALEM DESA PAKRAMAN BANTANG KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI (KAJIAN ŚIWAISTIK)
<p>Masyarakat Indonesia apabila mendengar kata Hindu, pasti akan diidentikkan dengan ritual atau upacara-upacara keagamaan. Umat Hindu melaksanakan <em>Panca Yajña </em>yaitu lima macam <em>yajña</em> merupakan suatu kewajiban bagi umat Hindu dalam rangka membayar tiga hutang (Tri Rna) serta sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan kehidupan manusia serta alam semesta. Salah satu dari sekian banyak upacara keagamaan yang ada yakni Upacara<em> Posa </em>di Pura Dalem<em> </em>yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa <em>Pakraman</em> Bantang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli merupakan suatu Upacara yang unik yang merupakan tradisi keagamaan yang diterapkan oleh para leluhur terdahulu.</p><p>Prosesi upacara<em> Posa </em>dibagi menjadi tiga tahap yakni : (1) Tahap Perencanaan atau persiapan upacara; (2) Tahap Pelaksanaan dengan berbagai prosesinya; (3) Tahap Akhir dengan membagikan <em>titrha</em> <em>wangsuh pada,</em> <em>surudan</em> atau <em>lungsuran</em> bertempat di pura Bale Agung. Upacara Posa memiliki fungsi (1) Fungsi Religius yaitu sebagai permohonan keseimbangan alam kehadapan <em>Sang Hyang Widi Wasa; (2) </em>Fungsi Pelestarian Budaya yaitu upacara <em>Posa</em> diwariskan atau dialih turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya (3) Fungsi Sosial yaitu mengintegrasikan seluruh masyarakat Desa <em>Pakraman</em> Bantang dalam suatu semangat kebersamaan <em>ngayah.</em> Adapun Konsep <em>Śiwaistik</em> yang terkandung dalam pelaksanaan upacara<em> Posa </em>lima aktivitas <em>Śiwa</em> yaitu : (1)<em> </em>Penciptaan<em> (Srsti);</em>(2) Pemelihara<em> (Sthiti</em>); (3) <em>Samhara</em> (penghancur); (4) Menutupi/pengaburan<em> (Tirobhawa);</em> dan (5) Karunia (<em>Anugraha)</em></p>