scholarly journals RESPON VARIETAS TEBU UNGGUL BARU TERHADAP PEMBERIAN NANO SILIKA DAN CEKAMAN KEKERINGAN

2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 91-98
Author(s):  
Vega kartika Sari ◽  
Kacung Haryono ◽  
Basuki Basuki

Pola pengembangan tebu di Pulau Jawa beralih ke lahan kering disebabkan lahan sawah diprioritaskan untuk tanaman pangan yang lain. Lahan kering umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang rendah sampai sedang dan ketersediaan air sebagai faktor pembatas. Silikat (Si) merupakan unsur hara bermanfaat bagi tanaman tebu dan diserap dalam jumlah yang lebih besar dari unsur hara lainnya. Si juga dapat menghindari kerusakan tanaman terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa varietas tebu unggul baru pada kondisi kekeringan dan tanggapannya pada pemupukan Si. Rancangan yang digunakan ialah RAKL tiga faktor, yaitu konsentrasi pupuk Nano Silika (0%; 30%; 45%),  intensitas penyiraman (penyiraman teratur; tanpa penyiraman mulai 45 HST), dan varietas tebu unggul baru (BL; NX 01; NX 02; NX 03; VMC 86-550). Variabel pengamatan meliputi bobot segar brangkasan, bobot segar akar, panjang akar, dan bobot kering brangkasan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Apabila  berbeda  nyata  dilanjutkan  dengan  Uji  BNT  5%.  Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varietas tebu unggul baru yaitu VMC 86-550 toleran kekeringan ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan terbaik pada hampir seluruh parameter pengamatan. Konsentrasi pupuk nano silika 45% sebanyak 2 kali aplikasi menunjukkan pertumbuhan tanaman tebu yang terbaik. Interaksi perlakuan antara kekeringan dan varietas memberikan pengaruh nyata untuk bobot basah brangkasan dan panjang akar tanaman tebu. Perlakuan pemberian nano silika berpengaruh nyata pada bobot kering brangkasan tanaman tebu.   Kata kunci: kekeringan, nano silika, tebu

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document