Jurnal Penelitian Pertanian Terapan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

212
(FIVE YEARS 83)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Politeknik Negeri Lampung

2407-1781, 1410-5020

2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 91-98
Author(s):  
Vega kartika Sari ◽  
Kacung Haryono ◽  
Basuki Basuki

Pola pengembangan tebu di Pulau Jawa beralih ke lahan kering disebabkan lahan sawah diprioritaskan untuk tanaman pangan yang lain. Lahan kering umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang rendah sampai sedang dan ketersediaan air sebagai faktor pembatas. Silikat (Si) merupakan unsur hara bermanfaat bagi tanaman tebu dan diserap dalam jumlah yang lebih besar dari unsur hara lainnya. Si juga dapat menghindari kerusakan tanaman terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa varietas tebu unggul baru pada kondisi kekeringan dan tanggapannya pada pemupukan Si. Rancangan yang digunakan ialah RAKL tiga faktor, yaitu konsentrasi pupuk Nano Silika (0%; 30%; 45%),  intensitas penyiraman (penyiraman teratur; tanpa penyiraman mulai 45 HST), dan varietas tebu unggul baru (BL; NX 01; NX 02; NX 03; VMC 86-550). Variabel pengamatan meliputi bobot segar brangkasan, bobot segar akar, panjang akar, dan bobot kering brangkasan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Apabila  berbeda  nyata  dilanjutkan  dengan  Uji  BNT  5%.  Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varietas tebu unggul baru yaitu VMC 86-550 toleran kekeringan ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan terbaik pada hampir seluruh parameter pengamatan. Konsentrasi pupuk nano silika 45% sebanyak 2 kali aplikasi menunjukkan pertumbuhan tanaman tebu yang terbaik. Interaksi perlakuan antara kekeringan dan varietas memberikan pengaruh nyata untuk bobot basah brangkasan dan panjang akar tanaman tebu. Perlakuan pemberian nano silika berpengaruh nyata pada bobot kering brangkasan tanaman tebu.   Kata kunci: kekeringan, nano silika, tebu


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 147-157
Author(s):  
Fitriani Fitriani ◽  
Cholid Fatih ◽  
Teguh Budi Trisnanto ◽  
Zainal Mutaqin

Persoalan utama yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan hutan Pesawaran adalah adanya aktivitas perambahan hutan, illegang logging, penambangan liar, dan pergeseran batas yang mengancam fungsi hutan.  Penelitian ini bertujuan untuk memastikan merancang strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat di kawasan hutan agar dapat bertanggung jawab dalam aktivitas rehabilitasi hutan. Desa Gayau Kec. Padang Cermin Pesawaran menjadi lokasi penelitian. Metode penentuan data adalah incidental purposive dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.  Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT untuk menghasilkan rumusan strategi.  Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan hutan masyarakat untuk usahatani berorientasi GAP berada pada kuadran growth (pertumbuhan), maka strategi yang sesuai adalah strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal diversifikasi usahatani. Pengusahaan produksi tanaman tumpangsari yang bernilai ekonomi tinggi menjadi alternatif penting. Peningkatan produktivitas usahatani perlu diakukan melalui perbaikan kualitas budidaya berprinsip GAP.  Strategi ini termasuk dalam strategi pertumbuhan dengan cara memperluas kegiatan masyarakat dan mengembangkan jaringan informasi dan komunikasi pada daerah yang memiliki program yang sama. Eksplorasi tumbuhnya pendapatan alternatif dari usahatani non kayu memerlukan pendampingan lembaga permodalan, kehadiran SDM pendamping, dan akses teknologi.  


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 99-107
Author(s):  
Rajiman Rajiman ◽  
Ananti Yekti ◽  
Siwitri Munambar
Keyword(s):  
Total N ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran  zeolit terhadap perubahan beberapa sifat tanah dan hasil cabai merah. Penelitian dilaksanakan di lahan pasir wilayah Bugel Kabupaten Kulon Progo pada bulan Mei sd September 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 ulangan. Perlakuan berupa takaran zeolit (Z)  yaitu Z0=tanpa zeolit, Z1=zeolit 200 kg/ha dan Z2 = 400, Z3=zeolit 600 kg/ha, Z4 = 800 kg/ha dan Z5 = 1.000 kg/ha.  Parameter pengamatan terdiri tekstur, kadar lengas pF 4,2 dan 2,54, kapasitas menahan lengas, berat volume, berat jenis, porositas, pH, C-organik, N-total, N-tersedia, P-total, P-tersedia, K total, dan K tersedia untuk tanah pasir. Bahan zeolit dan pupuk kandang dilakukan analisis berupa pH, C, N, P, K dan KTK. Parameter tanaman berupa tinggi tanaman, bobot basah per tanaman dan bobot cabai per buah. Data pengamatan tanah dianalisis dengan diskriptif. Data pertanaman dianalisis dengan anova dan uji DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan takaran zeolit telah meningkatkan kandungan lempung, kadar lengas pF 4,2 dan 2,54, kapasitas menahan lengas, berat volume, berat jenis, pH tanah, N tersedia, P tersedia dan K tersedia. Peningkatan takaran zeolit di lahan pasir tidak nyata berpengaruh terhadap tinggi tanaman 2-8 mst, tetapi  nyata  berpengaruh terhadap bobot basah per tanaman dan bobot cabai per  buah. Kata Kunci : cabai merah, pasir pantai,dan zeolit


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 129-146
Author(s):  
Dessy Adriani ◽  
Yandri Ridho Pratama ◽  
Laila Husin

Abstract Increased awareness of the importance of health is also thought to have an impact on the consumption behavior of organic vegetables. So far, more research on purchasing decisions has been analyzed with consideration of microeconomic theory. Along with the development of information and knowledge, purchasing decisions are thought not only to be economic decisions but also to psychological considerations, especially the determinant factors. This research was carried out in the modern market of Palembang city. The research method was a survey method and the sampling method was an accidental sampling technique. Data analysis using Factorial Multivariate Analysis. The results of the analysis show psychological factors that influence purchasing decisions in terms of the importance level are (1) Perception, (2) Learning, (3) Attitudes, and (4) consistency. The analysis results differ with the level of theoretical importance. The level of importance based on the analysis are (1) motivation, (2) perception, (3) learning, and (4) attitude. The results of this study indicate that motivation is no longer a psychological factor in purchasing decisions, and there is a shift in factors where perception is the first and most important determining factor.


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 85-90
Author(s):  
Widianty Widianty ◽  
Nurcahyo Widyo Daru Saputro ◽  
Wagiono Wagiono ◽  
Rika Yayu Agustini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pembungaan tanaman Globba leucantha var bicolor Holttum terhadap volume pemberian air dan pupuk NPK Growmore. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari Bulan September hingga November 2020 pada rumah kasa artifisial berlokasi di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Metode yang digunakan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal sebanyak 12 perlakuan yang diulang 3 kali terdiri dari volume pemberian air dan pupuk NPK Growmore :   100% KAT tanpa pupuk; 100% KAT + pupuk  2 gram/ tanaman; 100% KAT + pupuk  4 gram/ tanaman; 80% KAT tanpa pupuk; 40% KAT + pupuk  2 gram/ tanaman; 80% KAT + pupuk  4 gram/ tanaman; 60% KAT tanpa pupuk; 60% KAT + pupuk  2 gram/ tanaman; 60% KAT+ pupuk  4 gram/ tanaman; 40% KAT tanpa pupuk; 40% KAT + pupuk  2 gram/ tanaman; 40% KAT + pupuk  4 gram/ tanaman. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan volume pemberian air dan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai dan jumlah bunga per malai yang dihasilkan.  Pemberian 100% KAT+ pupuk NPK 4 gram/tanaman menghasilkan panjang malai terbaik (10,43 cm) dan perlakuan pemberian air 40% KAT + pupuk 2 gram/tanaman menghasilkan jumlah bunga per malai terbanyak 24,0 bunga.   Kata kunci : Air, Globba leucantha, Growmore, Pembungaan.


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 167-183
Author(s):  
Zulkarnain Zulkarnain ◽  
Wan Abbas Zakaria ◽  
Ktut Murniati ◽  
Rakhmiati Rakhmiati ◽  
Etik Puji Handayani ◽  
...  
Keyword(s):  

Tujuan penelitian adalah menganalisis bsarnya biaya transaksi pada sistem agribisnis ubi kayu dan menganalisis pengaruh biaya transaksi terhadap pendapatan ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah. Tempat penelitian di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian menggunakan metode survei kepada 141 petani ubi kayu di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah yang diambil secara purposive. Analisis menggunakan metode analisis kuantitatif pada Transaction Cost (TrC); Analisis pendapatan; dan Analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian (1) biaya transaksi pada sistem agribisnis ubi kayu Rp. 732.725,17/ha/petani/musim (2) pendapatan usahatani ubi kayu sebesar Rp. 10.666.036,03/ha yang artinya usahatani ubi kayu layak untuk terus dikembangkan di Kabupaten Lampung Tengah dan biaya transaksi berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani ubi kayu


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 158-166
Author(s):  
Jose Natanael ◽  
Dina Rotua Valentina Banjarnahor
Keyword(s):  

Petani Minang Bangkit Merbabu menerapkan sistem pertanian organik berupa pemberian kompos cair dengan bahan utama urin kelinci, susu sapi, dan telur ayam kampung sebagai penyedia unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos cair hasil pengomposan beberapa campuran bahan organik terhadap pertumbuhan, hasil panen dan kualitas tanaman kale. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Salaran, Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, pada bulan April hingga Mei 2020. Terdapat satu kontrol dan empat perlakuan campuran beberapa bahan kompos cair dengan kode berturut-turut CBK1, CBK2, CBK3, CBK4 yang akan diulang enam kali dan dikalikan dua untuk uji hasil panen dan kandungan vitamin C nya sehingga didapatkan 60 satuan percobaan. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok, dengan kadar vitamin C sebagai parameter kualitas, parameter hasil panen berupa berat berangkasan basah dan kering akar serta tajuk dan parameter pertumbuhan berupa jumlah daun, diameter batang, dan diameter tajuk. Data dianalisis dengan uji sidik ragam dengan uji lanjut BNJ menggunakan taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil uji sidik ragam, campuran beberapa bahan kompos memiliki pengaruh yang berbeda nyata terhadap semua parameter. Perlakuan CBK4 menunjukkan hasil panen terbaik meliputi berat berangkasan akar 10.01 g dan tajuk 101.37 g, jumlah daun 15.17, diameter batang 0.97 cm dan diameter tajuk 52.42 cm. Kandungan vitamin C pada kale menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata pada keempat perlakuan (CBK1, CBK2, CBK3, dan CBK4)


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 108-117
Author(s):  
Basuki Basuki ◽  
Sukron Romadhona ◽  
Vega Kartika Sari ◽  
Iqbal Erdiansyah
Keyword(s):  

Kebutuhan beras semakin meningkat tiap tahun. Produksi beras tidak terlepas dari produksi padi di lapang. Produksi padi dilapang akan optimal apabila varietas sesuai dengan karakteristik tanah dan lahan. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan tujuan evaluasi kesesuaian khasloka varietas padi di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso. Metode penelitian menggunakan metode survei yang terbagi atas 3 tahapan yaitu studi pustaka, survei lapang, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Tegalampel berpotensi untuk ditanami padi yang terbagi atas 3 penggunaan lahan dengan ketinggian tempat < 700 mdpl dengan curah hujan < 2000 mm/tahun yaitu sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan tegalan/lahan kering. Kesesuaian varietas padi untuk lahan sawah irigasi yaitu varietas Ciherang, Inpari 1, Inpari 6 Jete, Mekongga sebesar 16,60%; lahan sawah tadah hujan yaitu varietas Inpari 10, Inpari 12, Inpari 13, Inpari  18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 38, Inpari 39, Inpari 40, Inpari 41, Dodokan, Silugonggo sebesar 26,64%; dan kesesuaian varietas padi untuk lahan tegalan yaitu varietas Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpago 11, Inpago 12 sebesar 26,35%.   Kata kunci: kesesuaian lahan, khasloka, survai, varietas, padi


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 118-128
Author(s):  
Beni Hidayat ◽  
Udin Hasanudin ◽  
Muhammad Muslihudin ◽  
Syamsu Akmal ◽  
Siti Nurdjanah ◽  
...  

The application of semi-solid fermentation has been able to increase the potential for using cassava pulp, an underused biomass from starch processing (tapioca), as foodstuffs which are reflected in an increase in protein content up to 7.07% and a decrease in cyanide content to less than 10 mg/kg (8.78 mg/kg). Further process optimization is required if the cassava pulp fermentation process is to be carried out on an industrial scale. This research was aimed to obtain the optimal fermentation process parameters to produce cassava pulp flour with optimal characteristics as foodstuffs. Optimization of the fermentation process was carried out using the Response Surface Methodology (RSM) with the Central Composite Design model. The optimization results using numerical methods show that the optimal characteristics of fermented cassava pulp flour is obtained in the process parameters: starter concentration 1.58-1.65%, ammonium sulphate concentration 1.00%, and fermentation time 75.01-82.53 hours. The optimal process parameters will produce fermented cassava pulp flour with a protein content of 6.40-6.60%, cyanide content of 7.24-7.61 mg/kg, starch content of 58.14-58.37%, dietary fiber content of 15.83-16.65% and an odour score of 4.50-4.53 (maximum score of 5, like very much) which is very potential to be used as foodstuffs.


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Rizka Novi Sesanti ◽  
Dianto Sudrajat ◽  
Fahri Ali ◽  
Reny Mita Sari
Keyword(s):  

Upaya untuk memperbaiki teknik budidaya pada tanaman pakchoy salah satunya dengan cara pemupukan tanaman. Saat ini pemupukan tanaman pakchoy secara umum dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah dan penurunan kualitas tanaman. Untuk mempertahankan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi dengan disubstitusi oleh pupuk organik. Bahan alami yang berpotensi menjadi pupuk organik cair adalah asap cair (cuka bambu). Penelitian tentang potensi cuka bambu banyak diarahkan pada fungsinya sebagai pengawet makanan dan pestisida nabati, namun demikian, cuka bambu juga memiliki potensi sebagai bahan organik yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia pada budidaya tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi cuka bambu sebagai bahan organik yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia pada budidaya tanaman pakchoy. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 x 5 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi pemberian pupuk yaitu satu kali (F1) dan dua kali (F2). Faktor kedua adalah takaran cuka bambu dan NPK, yaitu 100% cuka bambu (N1), 75% cuka bambu + 25% NPK (N2), 50% cuka bambu + 50% NPK (N3), 25% cuka bambu + 75% NPK (N4), dan 100%  NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cuka bambu dengan takaran 50% konsentrasi (5 ml/liter/tanaman) pada frekuensi pemberian pemupukan satu kali dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK hingga 50 % (hanya 1 gram/tanaman). Namun demikian, jika frekuensi pemupukan dilakukan dua kali maka penggunaan cuka bambu dengan takaran 75% konsentrasi (7,5 ml/liter/tanaman) dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia NPK hingga 75% (hanya 0,5 gram/tanaman). Pemberian cuka bambu + NPK mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia NPK pada budidaya tanaman pakchoy tergantung pada frekuensi pemupukannya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document