scholarly journals DINAMIKA PERUBAHAN KEMASAN SIGARET KRETEK DI INDONESIA SEBAGAI WUJUD WARISAN BUDAYA

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 45-57
Author(s):  
Dewi Isma Aryani ◽  
Kristianus Satrio Budi Nugroho

Menilik adanya tradisi sigaret kretek di Nusantara, tak lepas dari sejarah cengkeh di Kepulauan Maluku yang diperdagangkan oleh Bangsa Arab di abad ke-8, Bangsa Portugis, Belanda, dan Spanyol di abad ke-15, hingga titik awal ditemukannya Benua Amerika dan awal kolonialisme Bangsa Eropa. Terlepas dari pro kontra sigaret kretek, pengolahan tembakau menjadi kretek telah menjadi tradisi sejak abad ke-17 ketika tanaman tembakau pertama diinduksi dari Meksiko ke Filipina kemudian dibawa ke Jawa oleh Bangsa Spanyol dan Portugis. Selanjutnya proses tersebut diwariskan turun-temurun sebagai wujud pengetahuan masyarakat. Sigaret kretek dapat disebut sebagai wujud dari kebudayaan fisik sesuai jabaran Koentjaraningrat bahwa suatu benda hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia bersifat konkret. Tradisi tersebut dapat digolongkan ke dalam warisan budaya tak benda berdasarkan rujukan sumber tradisi lisan oleh Haji Djamhari pada rentang 1870-1880, berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2010 Bab III Pasal 5 tentang syarat ditetapkannya sebuah benda/tak benda menjadi warisan budaya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan dipaparkan sejauh mana pengaruh dan dinamika perubahan kemasan sigaret kretek di Indonesia berkaitan dengan tradisi meracik tembakau di beberapa wilayah Indonesia.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document