scholarly journals INVESTIGASI SEDIMEN BAWAH LAUT MENGGUNAKAN SURVEY SEISMIK REFLEKSI DANGKAL: STUDI PENGEMBANGAN LAPANGAN ENDAPAN TIMAH PLASER

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 305-316
Author(s):  
Wahyu Vian Pratama ◽  
Nomensen Ricardo Marbun

ABSTRAK Sejak 200 tahun yang lalu timah plaser telah dieksplorasi dan diproduksi di Indonesia. Studi pengembangan lapangan pada endapan timah plaser perlu dilakukan untuk mengetahui apakah masih ada potensi keterdapatan bijih timah pada lapangan-lapangan yang sudah berproduksi. Adanya lubang bor eksplorasi yang tidak menyentuh kong dan proses penambangan yang tidak mencapai batas bawah kaksa semakin memperkuat alasan studi ini dilakukan. Daerah penelitian berada di Perairan Tempilang, Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa 34 lintasan seismik 2D refleksi dangkal dan 9 lubang bor. Lintasan seismik dan data lubang bor diolah, dianalisis serta diinterpretasi menggunakan perangkat lunak, yang menghasilkan Sekuen A, Sekuen B, dan Sekuen C. Sekuen C diinterpretasikan sebagai geometri lembah purba yang terendapkan secara tidak selaras di atas kong, Sekuen B merupakan endapan sedimen yang terendapkan pada lingkungan transisi, dan Sekuen A menggambarkan batimetri dan kondisi dasar laut terkini. Mineral kasiterit (mineral pembawa bijih timah) terakumulasi pada Sekuen C dengan karakteristik material berupa kerikil, pasir kasar hingga pasir halus. Berdasarkan data lubang bor, urutan pengendapan sedimen secara vertikal menunjukkan karakter menghalus ke atas sebagai indikasi pendalaman lingkungan pengendapan. Berdasarkan hasil interpretasi seismik dan data lubang bor diketahui bahwa terdapat lembah berupa alur sungai purba pada bagian timur Blok B di daerah penelitian yang diduga masih berpotensi menghasilkan bijih timah dan belum diproduksi sampai saat ini. Alur sungai tersebut memiliki orientasi relatif baratdaya-timurlaut yang merupakan kemenerusan percabangan sungai purba utama. Ketebalan sedimen plaser di Perairan Tempilang yang berpotensi menghasilkan bijih timah berkisar antara 5-20 milidetik. Kata Kunci: timah, plaser, seismik, tempilang dan sungai purba.   ABSTRACT Since 200 years ago tin placer had been explored and produced in Indonesia. The field development studies on tin placer deposits need to be carried out to determine whether the area still have potential or not. The two reasons why this study conducted are the existence of some exploration drill hole that does not reach basement (kong) and the mining process that does not reach the bottom limit of ore (kaksa). The research area is located in Tempilang Waters, West Bangka, Bangka Islands. Data that used in this study are 34 two dimension (2D) shallow reflection seismic and 9 drill holes. Seismic lines and drill hole data were processed geophisically, analyzed and interpreted geologically. Those produce three main horizons consisting of Sequence A, Sequence B, and Sequence C. Sequence C is interpreted as ancient valley geometry, Sequence B is the sediment layer that deposited in transitional zone and Sequence A describes as bathymetry. Cassiterite mineral (tin-bearing mineral) are accumulated at Sequence C with ore characteristics consist of gravel, coarse to fine sand sediment. Furthermore, from the bore hole data it can be seen that vertical succession shows deepening upward and fining upward. Based on seismic interpretation and borehole data it has been known that there are valley in the form of ancient channel path which are potentially contain tin ore and have not been produced untill now. The channel orientation has relatively northeast-southwest which is the continuity of branching of main ancient channel. Finally, the thickness of the potentially tin placer sediment in the Tempilang Waters ranges from 5-10 milliseconds. Keywords: tin, placer, seismic, tempilang, and ancient channelABSTRAK Sejak 200 tahun yang lalu timah plaser telah dieksplorasi dan diproduksi di Indonesia. Studi pengembangan lapangan pada endapan timah plaser perlu dilakukan untuk mengetahui apakah masih ada potensi keterdapatan bijih timah pada lapangan-lapangan yang sudah berproduksi. Adanya lubang bor eksplorasi yang tidak menyentuh kong dan proses penambangan yang tidak mencapai batas bawah kaksa semakin memperkuat alasan studi ini dilakukan. Daerah penelitian berada di Perairan Tempilang, Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa 34 lintasan seismik 2D refleksi dangkal dan 9 lubang bor.Lintasan seismik dan data lubang bor diolah, dianalisis serta diinterpretasi menggunakan perangkat lunak, yang menghasilkan Sekuen A, Sekuen B, dan Sekuen C. Sekuen C diinterpretasikan sebagai geometri lembah purba yang terendapkan secara tidak selaras di atas kong, Sekuen B merupakan endapan sedimen yang terendapkan pada lingkungan transisi, dan Sekuen A menggambarkan batimetri dan kondisi dasar laut terkini. Mineral kasiterit (mineral pembawa bijih timah) terakumulasi pada Sekuen C dengan karakteristik material berupa kerikil, pasir kasar hingga pasir halus. Berdasarkan data lubang bor, urutan pengendapan sedimen secara vertikal menunjukkan karakter menghalus ke atas sebagai indikasi pendalaman lingkungan pengendapan.Berdasarkan hasil interpretasi seismik dan data lubang bor diketahui bahwa terdapat lembah berupa alur sungai purba pada bagian timur Blok B di daerah penelitian yang diduga masih berpotensi menghasilkan bijih timah dan belum diproduksi sampai saat ini. Alur sungai tersebut memiliki orientasi relatif baratdaya-timurlaut yang merupakan kemenerusan percabangan sungai purba utama. Ketebalan sedimen plaser di Perairan Tempilang yang berpotensi menghasilkan bijih timah berkisar antara 5-20 milidetik. Kata Kunci: timah, plaser, seismik, tempilang dan sungai purba.    ABSTRACT Since 200 years ago tin placer had been explored and produced in Indonesia. The field development studies on tin placer deposits need to be carried out to determine whether the area still have potential or not. The two reasons why this study conducted are the existence of some exploration drill hole that does not reach basement (kong) and the mining process that does not reach the bottom limit of ore (kaksa). The research area is located in Tempilang Waters, West Bangka, Bangka Islands. Data that used in this study are 34 two dimension (2D) shallow reflection seismic and 9 drill holes.Seismic lines and drill hole data were processed geophisically, analyzed and interpreted geologically. Those produce three main horizons consisting of Sequence A, Sequence B, and Sequence C. Sequence C is interpreted as ancient valley geometry, Sequence B is the sediment layer that deposited in transitional zone and Sequence A describes as bathymetry. Cassiterite mineral(tin-bearing mineral)are accumulated at Sequence C with ore characteristics consist of gravel, coarse to fine sand sediment. Furthermore, from the bore hole data it can be seen that vertical succession shows deepening upward and fining upward. Based on seismic interpretation and borehole data it has been known that there are valley in the form of ancient channel path which are potentially contain tin ore and have not been produced untill now. The channel orientation has relatively northeast-southwest which is the continuity of branching of main ancient channel. Finally, the thickness of the potentially tin placer sediment in the Tempilang Waters ranges from 5-10 milliseconds. Keywords: tin, placer, seismic, tempilang, and ancient channel

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document