scholarly journals Mengingat Masa Lalu di Saat Krisis: Pemaknaan terhadap Sosok Anak Kecil dalam Matius 18:2

Author(s):  
Pison Sinambela ◽  
Pelita Hati Surbakti ◽  
Esther Widhi Andangsari

Injil Matius ditujukan bagi komunitas yang tengah mengalami krisis yang sangat hebat. Dalam merespons situasi tersebut, penulis injil menuliskan peraturan komunitas (Gemeindeordnung), yang tertulis dalam Matius 18. Hal yang menarik dari peraturan tersebut adalah, Matius mengawali tulisannya dengan mengangkat kisah Yesus yang menempatkan seorang anak kecil (Mat.18:2). Kisah ini menjadi sebuah kisah yang sangat fenomenal mengingat pada masa itu anak kecil adalah kelompok masyarakat yang rendah dan dianggap tidak begitu penting. Dari kisah yang menarik dan fenomenal ini memunculkan pertanyaan: Mengapa Yesus menggunakan anak kecil? Sejumlah penafsir menyimpulkan bahwa itu adalah semacam simbol. Penafsir lain menyatakan bahwa itu merupakan semacam model. Namun demikian, ada sejumlah penafsir yang menyimpulkan dengan sangat berbeda namun menarik yaitu bahwa penggunaan anak kecil ini adalah terkait dengan masa lalu. Sayangnya penjelasan mengenai pendekatan “masa lalu” yang digunakan oleh Yesus ini belum diuraikan lebih jauh. Melalui tulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa Yesus sedang menggunakan sebuah pendekatan pastoral yaitu nostalgia. Dengan memanfaatkan sejumlah penelitian empiris dalam penelitian psikologi, penulis menilai bahwa penggunaan anak kecil adalah agar para murid dapat kembali kepada masa lalu mereka yang penuh dengan narasi penyertaan Allah, baik kepada para leluhur mereka maupun kepada diri mereka sendiri. Sebagai komunitas yang tengah mengalami krisis, pendekatan ini diharapkan akan menghadirkan harapan. Tema utama Injil Matius - Allah Bersama Kita - dan penelitian empiris tentang nostalgia dalam psikologi akan digunakan sebagai bingkai kerja penafsiran.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document