scholarly journals WALILOGI

Author(s):  
Diana Elfiyatul ◽  
Abdur Rohman

Kategorisasi seseorang menjadi wali atau tidak sangat sulit diukur oleh orang awam. Oleh karena itu, dibutuhkan barometer khusus mengenai kategorisasi seseorang menjadi wali. Salah satu caranya adalah menggunakan kacamata antropologi. Penelitian ini menggunakan kacamata antropologi sebagai tolak ukurnya, bukan hakikat apakah seseorang itu menjadi wali Allah atau tidak. Penelitian ini menyimpulkan delapan poin agar seseorang dikategorisasikan menjadi wali. Dari kedelapan kategori tersebut bisa jadi seseorang hanya memiliki satu kategori untuk menjadi wali, bisa juga dua, tiga atau lebih. Kedelapan kategori itu adalah: Pertama, memiliki trah atau genealogi keturunan dari Nabi Muh}ammad atau kerajaan. Kedua, memiliki reputasi atau jabatan publik. Ketiga, memiliki jasa terhadap lembaga atau organisasi. Keempat, menjadi orang yang pertama kali menghuni suatu desa (babat desa). Kelima, memiliki karomah. Keenam, laki-laki. Ketujuh, dampak sosial; dan kedelapan harus NU (Nahdlotul Ulama)

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document