Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk

2797-2585, 2442-5907

Author(s):  
Diana Elfiyatul ◽  
Abdur Rohman

Kategorisasi seseorang menjadi wali atau tidak sangat sulit diukur oleh orang awam. Oleh karena itu, dibutuhkan barometer khusus mengenai kategorisasi seseorang menjadi wali. Salah satu caranya adalah menggunakan kacamata antropologi. Penelitian ini menggunakan kacamata antropologi sebagai tolak ukurnya, bukan hakikat apakah seseorang itu menjadi wali Allah atau tidak. Penelitian ini menyimpulkan delapan poin agar seseorang dikategorisasikan menjadi wali. Dari kedelapan kategori tersebut bisa jadi seseorang hanya memiliki satu kategori untuk menjadi wali, bisa juga dua, tiga atau lebih. Kedelapan kategori itu adalah: Pertama, memiliki trah atau genealogi keturunan dari Nabi Muh}ammad atau kerajaan. Kedua, memiliki reputasi atau jabatan publik. Ketiga, memiliki jasa terhadap lembaga atau organisasi. Keempat, menjadi orang yang pertama kali menghuni suatu desa (babat desa). Kelima, memiliki karomah. Keenam, laki-laki. Ketujuh, dampak sosial; dan kedelapan harus NU (Nahdlotul Ulama)


Author(s):  
Sri Lestari ◽  
Bowo Cahyono
Keyword(s):  

Al-Qur’an adalah kitab pedoman umat Islam. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang memberikan kode untuk ditelusuri lebih lanjut dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah psikologi. Metode penelitian di dalam hal ini adalah kualitatif library research dengan pendekatan psikologi. Kesimpulan artikel ini adalah surah al-A‘ra>f [7]:34 menggambarkan psikologis manusia senantiasa menghindari kematian; Surah Yu>nus [10]:12 menggambarkan bahwa pada saat manusia mengalami kesulitan, mereka akan mendekat kepada Tuhan. Sedangkan pada saat mereka dalam keadaan lapang, mereka lupa saat-saat sulit itu. Surah Yu>suf [12]:63 menggambarkan psikologis manusia bahwa pada saat mereka mengharapkan sesuatu dari orang lain, mereka akan sok akrab kepadanya. Sedangkan kondisi sebaliknya dijelaskan di dalam surah Yu>suf [12]:81, yaitu pada saat orang lain itu terkena musibah, ia sok tidak kenal; Psikologis orang yang cinta dijelaskan di dalam surah T{a>ha> [20]:17-18 yang menggambarkan sosok Mu>sa yang ingin berlama-lama munajat dengan Allah. Surah al-Ah}za>b [33]:10 menggambarkan kondisi psikologis orang yang dikepung musuh yaitu hati mereka menyesak ke tenggorokan. Sedangkan surah ‘Abasa [80]:38-42 menggambarkan psikis orang yang mendapatkan kebahagiaan dan mendapatkan kesedihan.


Author(s):  
Abu Muslim

Secara historis, Nabi melakukan pengajaran membaca al-Qur’an kepada sahabat dengan talaqqi untuk memudahkan dalam mempraktikan al-Qur’an yang di ucapkan oleh Nabi. Namun di era milineal seperti saat ini di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo mempraktikan pengajaran al-Qur’an menggunakan metode talaqqi online, melalui video call aplikasi Imo dan Skype. Aplikasi ini bisa mempertemukan seseorang dilayar kaca handphone meski dalam tempat yang berbeda. Penelitian ini menggunakan kajian living Qur’an, yang berusaha menampilkan pola sosial terhadap al-Qur’an. Fokus kajian dalam penelitian ini ada dua, yaitu: bagaimana motif talaqqi itu tetap terjadi? dan apa yang melatar belakangi pergeseran praktik tallaqi tersebut? Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama, di dasari oleh keyakinan bahwa para penghafal al-Qur’an memiliki derajat istimewa di sisi Allah. Selain itu, mereka juga berkeyakinan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang agung dan harus tetap dijaga. Kedua, pergeseran itu terjadi karena adanya kecanggihan teknologi yang merubah sebagian besar tatanan kehidupan, termasuk pendidikan al-Qur’an. Kendala geografis antara guru dan murid masih bisa ditolong dengan menggunakan aplikasi Imo dan Skype.


Author(s):  
Mubaidi Sulaeman ◽  
Yuslia Styawati
Keyword(s):  

Pada abad pertengahan, filsafat diambil alih oleh para filosuf muslim. Di mana perkembangan filsafat Kristen tengah mengalami zaman kegelapannya. Di antara filosuf Muslim yang termashur di dunia Barat maupun dunia Islam yaitu al-Ghaza>li> dan Ibnu Rushd. Al-Ghaza>li> seorang pemikir besar Islam yang mengkritik sikap fasik para filosuf muslim yang bersifat parepatetik dan dianggapnya telah melampaui batas dalam berfilsafat. Akhirnya ia mengkritik keras ajaran-ajaran para filosuf tersebut. Ada kesan bahwa al-Ghaza>li> membunuh semangat intelektual dalam dunia filsafat Islam, hingga hadirlah Ibnu Rushd yang mencoba membangkitkan kembali semangat intelektual tersebut dengan mengkritisi pemikiran al-Ghaza>li>.


Author(s):  
Firsa Asa ◽  
M. Luqman Hakim

Mentaati perintah Allah dan Rasul adalah sebuah kewajiban setiap muslim. Namun dalam ranah sosial, kewajiban ibadah tersebut jangan sampai melanggar hak-hak orang lain karena sesungguhnya perintah agama itu sangat lentur dan tidak mengabaikan aspek-aspek sosial. Dalam Islam, zikir merupakan printah al-Qur’an maupun hadis yang memiliki banyak manfaat, seperti menenangkan jiwa, menyembuhkan penyakit dan mengingat kematian. Zikir hukumnya sunnah, oleh karena itu tidak boleh bertentangan dengan yang wajib. Pemanfaatan sarana umum dalam interaksi sosial saat ini tidak bisa dihindari seperti ibadah di mushala pinggir jalan, SPBU, Mall, tempat rekreasi dan sebagainya. Semua pengunjung memiliki hak yang sama, oleh karena itu, zikir yang hukumnya sunnah tidak boleh mengalahkan antrian pengunjung yang akan shalat. Akibatnya, jika ada orang yang terlalu lama zikir sedangkan tempat shalatnya sempit, maka akan  mengakibatkan orang lain kehilangan waktu. Solusi atas persoalan tersebut adalah menggantikan zikir auqa>t ke zikir sirri.


Author(s):  
Ziada Hilmi

Sudah sepatutnya sebagai umat muslim untuk mengkritisi isi dalam Al-Qur’an. Terlebih dengan zaman  yang sudah sangat canggih. Dalam kitab Allah yaitu Al-Qur’an menyimpan  pesan-pesan melewati perumpamaan, salah satunya virus. Virus adalah makluk Allah yang sangat ekslusif yang Allah ciptakan sebagai tamthi>l ( perumpamaan) seperti yang ada di dalam Al-Baqarah ayat 26. Penulis mengkaji secara konteksual dan menemukan fakta-fakta unik. Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang  menarik untuk di kaji lebih dalam. Terutama ayat tentang virus. Penelitian ini menggunakan metode komparasi, mengkaji penafsiran ulama klasik dan kontemporer yaitu Fakhr al-Ra>ziy dan Buya Hamka. Hasil penelitian ini menunjukan: Pertama, al-Ra>ziy menafsirkan ba‘u>d}atan fama> fawqaha> disebut sebagai nyamuk atau yang lebih kecil dari pada itu. Sedangkan Buya Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar berpendapat bahwa ba‘u>d}atan fama> fawqaha> itu nyamuk atau lebih kecil. Jadi kedua mufasir sepakat bahwa ba‘u>d}atan fama> fawqaha> adalah nyamuk atau bisa disebut juga dengan virus. Kedua, makhluk yang dianggap remeh ternyata dapat menunjukan kekuasaan Allah yang begitu besar. Ketiga, jangan pernah meremahkan hal-hal kecil bisa jadi berdampak yang sangat luar biasa, seperti covid-19. Dengan adanya ini seharusnya manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Author(s):  
Achmad Faisol Haq

Theology is the foundation for a religion, whereas the thought of the theology of a thinker, will have a very significant impact in the reality of life, because being a religious foundation, the theology is a foothold in the behavior of a person, therefore in today's contemporary period there needs to be a theology that can be applied in daily life, the discussion of a theology is not only theological, but also needs a theology that anthropocentric, this anthropocentric theology, carried out by Hasan Hanafi, is based on a theoccentric theology whose nature is digitized in the dilectic of the discussion, then under the anthropocene so that it can be directly implemented in the daily life of society. In this study tried to examine the theological thinking towards the anthropocentric Hasan Hanafi. This research is a library study, looking for sources of references related to the theme of research, as well as taking from the opinions of various figures, then elaborated and observed until it becomes a research paper


Author(s):  
Ahmad Khanif Rusdiansyah ◽  
Suhartono ◽  
M. Ali Anwar

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pelaksanaan kegiatan ziarah kubur dalam penguatan sikap spiritual santri di Pondok Pesantren Al-Banaat Gebang Sari, Senggowar, Gondang, Nganjuk. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) pelaksanaan program ziarah kubur dalam penguatan sikap spiritual santri di Pondok Pesantren Al-Banaat Gebang Sari, Senggowar, Gondang, Nganjuk, telah terprogram, terjadwal dan terpisah antara santri putra dan santri putri. Jadwal santri putra hari Kamis malam Jum’at dan untuk santri putri Jum’at pagi. Kegiatan ziarah bertempat di Makam Kyai Abdul Karim selaku pendiri Pondok Pesantren Al-Karim. Pada kegiatan ini abah kyai Ahmad Ashari memimpin ziarah. Kemudian ‘amaliyah yang dilakukan kotmil Qur’an, membaca surah Yasin dan tahlil. Saat memasuki area makam, santri membaca salam dan menghadap kiblat (2) Salah satu hambatan pada program ini adalah santri kurang istiqomah yakni izin pulang atau izin ada kegiatan lain seperti ziarah wali atau kuliah. Upaya yang dilakukan untuk menghadapi persoalan tersebut adalah memberikan wawasan kepada wali santri terkait kegiatan pondok tersebut, sehingga semua santri bisa mengikuti ziarah kubur dan menyisihkan sebagian dari hasil pertanian pondok pesantren untuk kegiatan ziarah wali maupun kegiatan lainnya. Abah kyai juga menyarankan santri untuk selalu berdoa dan menjaga shalat jama’ah dengan baik dan istiqomah, dan (3) implikasi program ziarah kubur dalam penguatan sikap spiritual santri di Pondok Pesantren Al-Banaat Gebang Sari, Senggowar, Gondang, Nganjuk, adalah terdapat perubahan yang lebih baik dari segi akidah, ibadah, ataupun akhlak santri. Hal ini terbukti dari keseharian santri dalam ‘amaliyah ibadah dan kegiatan-kegiatan pondok, lebih baik dari sebelumnya. Santri lebih disiplin, ketika adzan dikumandangkan, santri berlarian untuk mengambil air wudlu dan langsung ke masjid pondok. Mereka lebih qana’ah, saling menjaga kebersamaan antar santri, dan lebih sopan santun.


Author(s):  
Abdur Rohman ◽  
Siswo

Islamic boarding schools have a great kindness to this nation. Starting from the struggle to fight off the colonizers to the socio-political sphere. An example regarding contribution of Islamic boarding school in the social sphere is to become a partner of state in the rehabilitation of drug addicts. One of the Islamic boarding schools that contribute to rehabilitating drug addicts is the Darun Najah boarding school in Dawuhan Kidul, Papar, Kediri, East Java. This Islamic boarding school was made choice by BNN Kediri as a partner because it gave evidence to cure drug addicts with a relatively short time. This research concludes that the causes of people becoming drug addicts start from a free drug but it is rejected due to forbidden good, then; second, it appears curiosity and he wants to try when getting problems; third, he is addicted and forced to buy; fourth, he justifies all of ways to obtain the forbidden goods; fifth, hegashes himself and even others. While the characteristics of marijuana addict in cigarettes is to have a smell like burning rubber; the characteristic of a methamphetamine addict is laughing to himself without being funny; their situation is often confused, blank, digressing when he speaks and likes a flu. The rehabilitation process of drug addicts in Darun Najah Islamic boarding school is to combine herbal and spiritual medicine models. Herbal medicines consist of honey, olive oil and kangkung leaves. While spiritual medicines are the prayer activities in midnight, the study of classic book, prayers and having asma’ water and gurah.


Author(s):  
Abu Muslim

This paper aims to reveal how the Islamic Defenders Army, under the affiliation of FPI, carried out the 22 January action against the closure of the protest site in Pamekasan. This article originated from the issue of the LPI sweeping action in Langtolang Hamlet, Ponteh Village, Pamekasan which was charged as an illegal protest site in Pamekasan but resulted in violence and clashes. In the following incident, the Islamic Defenders Army group carried out 22 actions regarding the closure of the protest center in Pamekasan at the Regent's office. This marks a social, political, and symbolic event that is quite complex and interesting to discuss. Talking about symbolic events is ambiguous. In this incident, however, the people of Pamekasan knew that what was called the Defense Action 22 was an opportunistic response to protists in Pamekasan that violated local regulations and Islamic law. First, where this action is seen as a representation of Pamekasan Muslims as a Muslim identity, such as the implementation of Shari'ah law. Second, this event has provided the Laskar Pembela Islam (LPI) opportunity to erase the collective memory of the violence they have committed through political currents


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document