B. Pemanfaatan Tanah Galian-C menjadi Pupuk Phophat

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 13-18
Author(s):  
Bambang Poedjojono ◽  
Suhadi . ◽  
Agus F.

Pada tahun pertama telah dilakukan penelitian dengan menggunakan batuan pospat dengankadar phosphat rendah, menjadi pupuk phosphat dengan kadar tinggi, tetapipermasalahannya adalah pupuk tersebut masih setengah jadi, masih memerlukanpengeringan. Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadidalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yangditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerimaan uapcairan Faktof-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan yaitu : faktor yangberhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan udara, kelembapan, dimanamakin tinggi udara pengering makin cepat pula proses pengeringan berlangsung dan faktoryang berhubungan dengan bahan yang dikeringkan seperti ukuran bahan, kadar air awalbahan.Pengeringan dilakukan dengan metode Continuos drying (suatu pengeringan bahan dimanapemasukan dan pengeluaran bahan dilakukan terus menerus) dan Direct drying (Pada sistemini bahan dikeringkan dengan cara mengalirkan udara pengering melewati bahan sehinggapanas yang diserap diperoleh dari sentuhan langsung antara bahan dengan udara pengering,biasanya disebut dengan pengeringan konveksi).Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan batuanphosphat kadar rendah dapat ditingkan menjadi batuan phosphat kadar phosphat tinggimelalului rekayasa teknik kimia, dan untuk pengeringan yang baik adalah dengan laju alirantara 100 kg sampai 125 kg, karena mempunyai kadar air yang ideal dan kadar phosphatyang masih tinggi dan sangat ideal untuk digunakan sebagai pupk phosphat.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document