Jurnal Teknik Industri dan Kimia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 7)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas WR Supratman Surabaya

2620-8377, 2621-5020

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Bambang Sutejo, ST,MT

Sari Penelitian “Model kuantitatif Optimasi Sumber Energi Alternatif Bahan Bakar Minyak (BBM)”, dengan menggunakan metode pendekatan goal programing akan dihasilkan model matetatik yang komperhensif untuk penentuan kibijakan dalam bidang energi alternatif selain bahan bakar minyak. Hasil Penelitian ini yaitu model analisis sensitifitas dan model optimasi energi altenatif BBM. Model yang dikembangkan adalah goal programming untuk optimasi energi alternatif BBM. Implementasi model dilakukan terhadap energi alternatif BBM diantaranya   batubara, gas alam dan hidro, Dan hasil  perhitungan dengan Expert Choice Version 9.0 diperoleh tipe energi alternatif batubara dengan bobot prioritas relatif 36.8 % pada overall consistency index 0.04 atau 4%. Implementasi model optimasi dilakukan terhadap rencana tipe energi alternative bahan bakar minyak dengan perhitungan dengan menggunakan program Quantitative System 3.0 yang  diperoleh batubara = 9.809274, gas = 0.8409028, hidro = 0, Minimal objective = 18.69225. Kata Kunci : Energi Alternatif, Proses Hirarki Analitik, Goal Programing   ABSTRACT The purpose of this research is to make the selection model, sensitivity analysis and optimize model of the alternative energy fuel oil. The analysis developed in this research was the sensitivity of Analytical Hierarchy Process for selection model, and goal programming for optimize model. Implementation model of the alternative energy fuel oil is a geothermal, coal, gas and hydro. From the result of calculation with Expert Choice Version 9.0 and Quantitative System 3.0. And the result calculation used Expert Choice Version 9, it is found out  coal type energy alternative with relative priority weight of 36.8  % at index consistency overall 0.04 or 4% . With the calculation of Quantitative System 3.0 it is obtained the level at decisive variable for several alternatives it is found out  coal = 9.809274, gas = 0.8409028, hydro    =  0, minimal objective = 18.69225. Key words:  alternative energy, analytical hierarchy process, goal programming


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Bambang Poedjojono

Abstract Sintesa biodiesel merupakan langkah yang strategis dalam mengatasi kelangkaan energi dan penurunan kualitas lingkungan. Namun, biodiesel selama ini dproduksi dengan metode konvensional menggunakan katalis homogen basa /asam yang mempunyai banyak kelemahan. Kendala utama adalah  pemisahan hasil dengan katalis, yang membutuhkan bahan kimia tambahan dan peralatan yang cukup kompleks sehingga mengakibatkan biaya produksi menjadi mahal. Kendala lain yang tidak kalah penting adalah bahan baku yang digunakan selama ini adalah minyak sawit yang harganya relatif mahal karena berkompetisi dengan bahan pangan. Pemanfaatan minyak goreng bekas dan penggunaan katalis komposit berpromotor ganda merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien untuk menurunkan biaya produksi. Penelitian tentang penggunaan katalis padat dalam pembuatan biodiesel sudah ada namun masih terbatas pada proses batch yang belum bisa diaplikasikan dalam sekala industri. Penelitian ini berhasil melakukan sintesis katalis dengan komposisi 30% loading CaO dan 30% loading KI terhadap ?-Al2O3 dan kalsinasi katalis dilakukan pada 650oC selama 4,5 jam. Hasil karakteristik katalis BET (luas permukaan menjadi 16,508 m2/g, diameter pori 77,904 Angstrom dan volume pori 0,049 cm3/g); SEM (bentuk tak beraturan dan ukuran meso partikel, yaitu 2 – 50 nm). Pada tahap penelitian ini juga didapatkan treatment terbaik untuk menurunkan kadar FFA adalah treatment menggunakan sabut kelapa 7,5% terhadap berat minyak kemudian dicuci, dengan kadar FFA 0,22%   Kata kunci: biodiesel, katalis komposit, minyak goreng bekas, sabut kelapa                


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Bambang Pudjojono ◽  
Suhadi .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah parameter interaksi energi dari persamaan Wilson, NRTL dan UNIQUAC yang dioptimasi dari data kesetim uap-cair sistem-sistem biner aseton-n-butanol, aseton-etanol, n-butanol-etano kehilangan keakuratannya jika digunakan dalam memperkirakan kesetimbangan uap-cair sistem terner aseton-n-butanol-etanol. Parameter energi interaksi biner dari masing-masing persamaan Wilson, NR UNIQUAC ditentukan dari data kesetimbangan uap-cair sistem biner aseton-n-t aseton-etanol, n-butanol-etanol yang diperoleh secara percobaan. Berdasarkan par, parameter yang diperoleh dari data sistem biner tersebut selanjutnya diper kesetimbangan sistem terner aseton-n-butanol-etanol dan dilakukan evaluasi terhadi perkiraan dari ketiga persamaan tersebut. Hasil perkiraan kesetimbangan uap-cair sistem terner aseton-n-butanol-etar persamaan Wilson NRTL dan UNIQUAC berdasarkan parameter biner yang dipero masing-masing pasangan binernya tidak menunjiikkan perbedaan yang berarti. S< untuk perkiraan sistem terner tersebut disarankan menggunaan persamaan Wilson bentuk persamaannya lebih sederhana.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 13-18
Author(s):  
Bambang Poedjojono ◽  
Suhadi . ◽  
Agus F.

Pada tahun pertama telah dilakukan penelitian dengan menggunakan batuan pospat dengankadar phosphat rendah, menjadi pupuk phosphat dengan kadar tinggi, tetapipermasalahannya adalah pupuk tersebut masih setengah jadi, masih memerlukanpengeringan. Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadidalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yangditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerimaan uapcairan Faktof-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan yaitu : faktor yangberhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan udara, kelembapan, dimanamakin tinggi udara pengering makin cepat pula proses pengeringan berlangsung dan faktoryang berhubungan dengan bahan yang dikeringkan seperti ukuran bahan, kadar air awalbahan.Pengeringan dilakukan dengan metode Continuos drying (suatu pengeringan bahan dimanapemasukan dan pengeluaran bahan dilakukan terus menerus) dan Direct drying (Pada sistemini bahan dikeringkan dengan cara mengalirkan udara pengering melewati bahan sehinggapanas yang diserap diperoleh dari sentuhan langsung antara bahan dengan udara pengering,biasanya disebut dengan pengeringan konveksi).Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan batuanphosphat kadar rendah dapat ditingkan menjadi batuan phosphat kadar phosphat tinggimelalului rekayasa teknik kimia, dan untuk pengeringan yang baik adalah dengan laju alirantara 100 kg sampai 125 kg, karena mempunyai kadar air yang ideal dan kadar phosphatyang masih tinggi dan sangat ideal untuk digunakan sebagai pupk phosphat.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Yanatra budi Pramana

This study aims to study the effect of temperature, flow velocity in the reactor and product flow velocity on FAME yield in the transesterification process of nyamplung seed oil into biodiesel in packed bed columns. As a whole the process involved includes degumming, acid catalyzed esterification and alkaline catalyzed transesterification. The transesterification process is carried out in a packed bed column. In the transesterification process, the fixed variable is the molar ratio of methanol to oil and the amount of NaOH catalyst to oil. While the independent variables are temperature, flow velocity in the reactor and the transesterification product flow rate and the response variable is (percentage)% FAME in the product. To obtain% FAME, product samples were analyzed using GC with internal standard methods.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Doddy - Lombardo ◽  
Edward Rosyidi

ABSTRACTION   PT Jasa Marga (Persero), Tbk is a company engaged in the development and movement of toll roads having a Current, Safe and Comfortable Quality Policy increasingly demanded to improve the quality of its services. The number of substations that have been repaired at the Kuningan Toll Gate 2 against 4 substations cannot receive currents that increase during rush hour. The queue exceeds the service standards set by the government for a maximum of 5 vehicles for each substation. In this study used the FIFO Queue Model and Distribution testing using the Promodel 7.0 Version of Student Software to find out the distribution of arrival rate and service level data. To test the average value is used the One-way ANOVA test which was previously carried out also the test of adequacy, uniformity and normality of the data. Data collection is taken when a long queue is carried out at the Toll Gate. After passing the test, the next data ? is equal to 2,004 vehicles / hour and ? is = 417 vehicles / hour with Service Time = 8.63 seconds / vehicle, if it is done with Queuing Theory. Results Processing data with queuing theory obtained N (optimal) = 6 and n (Number of vehicles in the system) = 5 vehicles, q (Number of vehicles in queue) = 4 vehicles, d (Time of vehicle in system) = 43.37 seconds, w (Time of vehicle in queue) = 34.74 seconds. The results of data preparation are further processed to obtain optimal Employee Scheduling using tables so that there will be 3 employees in shift 1, 9 in Shift 2 and 2 in shift 3. on weekdays and 3 people on shift 1, 3 on Shift 2 and 2 on shift 3 on holidays. Keywords: Queue Method, Toll Gate, Planning, Optimization                                                                                     


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Suhadi . ◽  
Agung Rasmito

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sabun padat transparan dengan Standrat Industri yang dipengaruhi oleh komposisi bahan seperti gliserin, gula dan alkohol. Adapun prosedur percobaan dari penelitian ini adalah memasukkan asam asetat 7 gr, minyak kelapa 20 gr dan kaustik soda 18 gr ke dalam wadah lalu dipanaskan antara suhu 55-75?C sambil terus mengaduknya selama kurang lebih 1/4 – 1/2 jam. Kemudian menambahakan alkohol 15 gr, gula 4 gr, gliserin 10 gr, NaCl 2 gr dan asam sitrat 3 gr ke dalam campuran tadi. Setelah kurang lebih 5 menit meenambahkan pewarna dan parfum sambil terus mengaduknya sampai homogen. Lalu mengangkatnya dari pemanas dan memasukkannya ke dalam cetakan. Dengan cara yang sama seperti di atas dilakukan untuk variable yang lain, yaitu : gula sebanyak 6 gr, 8 gr, 10 gr, 12 gr, alkohol 96% sebanyak 17 gr, 19 gr, 21 gr, 23 gr dan gliserin sebanyak 12 gr, 14 gr, 16 gr, 18 gr. Kemudian mengangkatnya dari pemanas, mencetaknya dan mendinginkannya antara suhu 10-20?C. Setelah itu dilakukan analisa hasil sabun. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa untuk mendapatkan produk sabun padat transparan dipengaruhi oleh adanya penambahan komposisi bahan seperti gliserin, gula dan alkohol 96%. Pada pengaruh penambahan gula dan alkohol 96% dalam berbagai analisa kekerasan sabun, analisa transparasi sabun, analisa kelembutan sabun pada kulit dan analisa secara kimia. Semakin banyak penambahan gula dan alkohol maka hasil produk sabun padat transparan sesuai dengan SNI.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 16-29
Author(s):  
Agung Rasmito ◽  
Suhadi .
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar logam berat pada limbah cair  industri emas (PT X)  di Surabaya. Limbah industri PT. X ini memiliki kandungan logam – logam berat yang dapat disetarakan dengan limbah industri Electroplating. Limbah cair dari industri perhiasan emas sebagian besar merupakan limbah anorganik dengan kandungan asam yang cukup tinggi (pH rendah). Metode yang digunakan adalah metode presipitasi(pengendapan) dengaan beberapa variable yaitu jenis bahan pengendap(NaOH dan CaOH), pH larutan dan waktu pengendapan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa , dengan penambahan Ca(OH) maupun NaOH semakin tingi pH , maka semakin besar pula % Removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe. Demikian pula  dengan variable waktu flokulasi maka semakin lama waktu flokulasi maka semakin besa.% Removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe. Untuk pH optimum yang  dapat menurunkan kadar logam Cu, Ni, Zn dan Fe adalah pada pH 12. Besarnya % removal logam Cu, Ni, Zn & Fe dengan penambahan koagulan NaOH berturut – turut adalah 99.993% , 99.877%, 99.946% dan 99.935%. Besarnya % removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe dengan penambahan koagulan Ca(OH)2 berturut – turut adalah 99.994%, 99.936%, 99.949% dan 99.941%. Sedangkan waktu flokulasi optimum untuk menurunkan kadar logam Cu, Ni, Zn dan Fe adalah pada waktu flokulasi 30 menit.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 10-15
Author(s):  
Hermien Noorhajati ◽  
F Agus Santoso
Keyword(s):  

Untuk memperoleh tanin dari kayu pinus kita menggunakan metode ekstraksi. Sedangkan data operasi ekstraksi tanin dari kayu pinus belum begitu banyak, sehingga penelitian ini masih layak dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk megetahui pengaruh konsentrasi solvent, lama ekstraksi dan rasio sample-solvent terhadap yield tanin. Caranya mencampurkan 20 gram pinus dengan larutan alkohol sebagai solvent dalam berbagai konsentrasidan berbagai volume sebagai variable dalam labu leher tiga, selama berbagai waktu sebagai variabel ekstraksi ini dilakukan pada suhu 60o C. Hasilnya disaring, dianalisa kandungan taninnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan data yield tannin, kemudian dievaluasi dan diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar konsentrasi solvent, yield tanin semakin besar, semakin lama waktu ekstraksi, yield tanin semakin besar, tetapi pada waktu tertentu yield tanin konstan. Semakin besar volume solvent yield tanin semakin besar. Yield tanin terbesar pada penelitian ini diperoleh pada kondisi operasi waktu ekstraksi 5 jam, volume pelarut 300 ml, suhu 70o C, rasio berat sample per volume pelarut (gr/ml) : 20 gr / 300ml yaitu sebesar 8,85 %.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Badryah .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis ragi jumlah ragi dan lama fermentasi umbi talas terhadap kadar etanol yang dihasilkan. Adapun prosedur percobaan dari penelitian ini adalah menghaluskan umbi talas beserta air kemudian memanaskan campuran tepung talas dan air disertai pengadukan sampai terbentuk gel (larutan kental) lalu menambahkan enzim ?-amilase dengan mengaduknya sampai homogen, dan mendiamkan selama 30 menit. kemudian menambahkan ragi tape dan ragi roti masing-masing 0,1; 0,8; 1,5; 2,2 gram dan menyimpan pada ruang gelap selama 2 hari, 3 hari, dan 4 hari. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa semakin besar massa ragi yang ditambahkan maka semakin besar kadar etanol yang dihasilkan. Ragi roti memiliki kemampuan menghasilkan kadar etanol yang lebih tinggi daripada ragi tape. Yield etanol tertinggi yang dihasilkan  ragi roti sebesar 7,879 % dan ragi tape sebesar 6,4483 %. Peningkatan waktu fermentasi 2 – 4 hari  menyebabkan semakin besar kadar etanol yang dihasilkan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document