Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

2685-1261, 2654-4466

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 161-170
Author(s):  
Agung Dwi Putra ◽  
Robby Ferdian ◽  
Hengki Armez Hidayat

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa analisis kritis tentang formulasi ritmis dan karakteristiknya dalam pembelajaran musik. Pembahasan Ritmis dalam pembelajaran musik menjadi sangat penting untuk dipelajari karena berkaitan dengan proses pembelajaran musik pada tahap selanjutnya. Pendekatan Desain Based Research digunakan sebagai landasan awal dalam mengkaji formula ritmis dalam pembelajaran musik. Penelitian ini dilakukan pada mata kuliah Teori Musik pada Prodi Pendidikan Musik, Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam jenis-jenis silabel ritmis. Salah satu karakteristik dari ritmis yang sering dijumpai adalah ketika mahasiswa tidak memahami secara menyeluruh tentang nilai atau durasi pada not, maka mahasiswa akan mengalami kendala dalam membaca ritmis dengan tepat. Selanjutnya, mahasiswa akan mengalami kendala dalam menuliskan notasi baik pada notasi balok maupun notasi angka. Seluruh karakteristik tersebut nantinya akan bermuara pada mata kuliah Praktik Instrumen Mayor. Penelitian ini masih pada tataran analisis singkat terkait dengan kendala yang dihadapi pada pembelajaran ritmis, sehingga diharapkan pembahasan tentang ritmis dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 96-110
Author(s):  
Michael Hari Sasongko

Musik tidak hanya dipahami dari perspektif psikologi musik, yang melibatkan melodi, harmoni, dan ritme untuk menganalisis perilaku manusia. Ada cara lain untuk menelaah perilaku itu yaitu analisis makna. Kekuatan makna dipandang mampu mengubah perilaku manusia. Melalui teori komunikasi kekuatan makna itu dapat diidentifikasi, melalui proses interpretasi dan asosiasi, sampai terjadinya perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini juga disebabkan adanya hubungan personal antara manusia dengan trancendent, bahkan hubungan ini memiliki makna yang lebih dalam dari pada musik itu sendiri. Di dalam musik gereja, musik hanyalah sarana, akan tetapi syair-syair di dalamnya mengacu pada Alkitab, maka syair di dalam musik gereja bisa disebut “sastra doa”. Penelitian ini bertujuan menemukan makna di balik lagu-lagu pujian. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan kritik sastra. Teks-teks lagu pujian itu kemudian dianalisis. Objek material di dapat dari berbagai sumber kepustakaan, termasuk beberapa teks lagu pujian yang lazim dinyanyikan di gereja Karismatik. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa aspek syair (kata-kata) yang terdapat di dalamnya menduduki peranan yang lebih penting dibandingkan aspek musikalnya, sebab syair atau lirik lagu memperlihatkan hubungan personal antara manusia dengan Yang Transenden yakni Yesus Kristus


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 133-144
Author(s):  
Yustin Rati Anugerah ◽  
Wahyu Lestari

Musik ma’dandan merupakan pertunjukan dalam penyajian ma’dandan. Penyajian ma’dandan terdapat nyanyian yang mengandung makna dalam kekristenan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk pertunjukan dan fungsi musik ma’dandan dalam Kristen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Hasil penelitian dari bentuk pertunjukan dan fungsi musik ma’dandan dalam Kristen yaitu dilakukan oleh sekelompok kaum wanita, yang dilantunkan dalam bentuk gerakan dan nyanyian, dimana nyanyian tersebut terdiri dari syair yang menggunakan bahasa Toraja dan memiliki fungsi estetika dalam masyarakat Kristen yakni mensyukuri kemurahan Tuhan, lewat berkat-Nya bagi seluru rumpun keluarga, sehingga dipertemukan dalam keadaan baik dan bersukacita bersama masyarakat setempat atas selesainya pembangunan rumah adat Tongkonan Toraja. Masyarakat Toraja khususnya di Lembang Bululangkan sebagai orang Kristen beranggapan bahwa mengucap syukur adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan, oleh karena masyarakat Toraja meyakini bahwa segala apa yang dimiliki adalah kepunyaan Tuhan. Jadi, dengan melantunkan nyanyian dan tari-tarian merupakan salah satu hal yang penting dalam mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 111-121
Author(s):  
Rajiman Andrianus Sirait

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkritisi dari pandangan Ulrich Zwingli terhadap musik di dalam ibadah gereja. Pada penulisan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif deksriptif dengan studi literatur. Penekanannya adalah pada kajian sejarah terhadap sumber-sumber pustaka dan menguraikannya dalam sebuah kerangka analisis yang dimulai dari latar belakang Ulrich Zwingli, lalu secara khusus diarahkan untuk meneliti dan mengkritisi dari pandangan Zwingli terhadap musik di dalam ibadah gereja. Dari hal tersebut didapatkan bahwa banyak sekali kurang cermatnya dari Zwingli dalam memandang tentang musik di dalam ibadah gereja. Bahkan di dalam Alkitab sendiri musik sudah menjadi bagian dalam proses ibadah. Alkitab sendiri menunjukkan bahwa doa, pujian dan penyembahan sudah menjadi bagian yang esensial dalam suatu ibadah dan itu semua sudah di dukung baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Musik tidak hanya sebatas instumen seperti piano, gitar dan sebagainya semata, akan tetapi manusia dan alam juga merupakan bagian dari musik tersebut. Hal tersebut menjadi jawaban krusial dalam menanggapi kontroversi Ulrich Zwingli.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 122-132
Author(s):  
Ratih Sulistyowati ◽  
Putra Andino Nugrahhu ◽  
Ni Nyoman Astrini Utami
Keyword(s):  

Gereja Kalimantan Evangelis Palangka I menyelenggarakan ibadah dengan menggunakan alat musik pengiring yang beragam dengan menggunakan nuansa musik dalam setiap jam ibadah menjadi berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh musik iringan terhadap minat jemaat beribadah di Gereja Kalimantan Evangelis Palangka I Palangka Raya. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Populasi berjumlaah 800 jemaat dengan sampel berjumlah 80 jemaat yang diambil dengan teknik random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa musik iringan memiliki pengaruh terhadap minat jemaat beribadah di Gereja Kalimantan Evangelis Palangka I ditunjukkan dengan besar koefisien determinan adalah 0,569 yang berarti bahwa variabel musik iringan memberikan sumbangan pengaruh atau kontribusi pengaruh terhadap minat jemaat beribadah di Gereja Kalimantan Evangelis Palangka I Palangka Raya sebesar 56,9%. Sedangkan sisanya 43,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian, hipotesis diterima bahwa musik iringan berpengaruh positif terhadap minat jemaat beribadah di Gereja Kalimantan Evangelis Palangka I Palangka Raya.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 145-160
Author(s):  
Riyan Hidayatullah

Konser merupakan istilah untuk pertunjukan musik yang disajikan di depan penggemarnya. Selain berfungsi sebagai sarana interaksi antara musisi dan penikmat musik, konser juga dapat menjadi alat politik tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori komunikasi musikal dan politik. Tujuannya untuk mengidentifikasi makna dibalik pesan-pesan politik dan musikal pada penyelenggaraan konser Musik untuk Republik (MUR) yang diadakan 18-20 oktober 2019 yang lalu. Fitur-fitur dalam aplikasi NVIVO12 digunakan untuk mengidentifikasi kata kunci yang banyak dibicarakan, sentimen, hubungan dan makna dibalik respon masyarakat terhadap MUR, dan mempertajam temuan dan konsep. Sebanyak 14 situs berjenis halaman web dan kanal YouTube diakses untuk mengumpulkan informasi tentang konser MUR dan tanggapan-tanggapannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat komunikasi politik yang ingin disampaikan oleh musisi kepada pemerintah. Pertemuan antara musisi dengan Presiden Jokowi dianalisa sebagai upaya membangun akses ke pemerintahan, membangun kedekatan (proximity), dan kaderisasi musisi di parlemen. Pesan-pesan persatuan juga disampaikan oleh Presiden kepada masyarakat melalui konser MUR. Konser musik MUR juga digunakan sebagai medium untuk memberikan informasi publik.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 82-94
Author(s):  
Daniel Sema

Musik ialah seni abstrak yang sulit dijelaskan dengan kata-kata karena bunyi hampir tak ada sangkut pautnya dengan pengalaman kehidupan manusia sehari-hari. Di dalam keabstrakannya inilah ada tuntutan kepada penikmat seni untuk memberikan perhatian yang lebih besar daripada seni lain yang lebih nyata. Orang pada umumnya mendengarkan musik sebagai aktivitas sampingan, bukan yang terutama, sebab musik biasanya dianggap sebagai sarana hiburan. Oleh karena itu, musik tidak boleh membebani pendengarnya. Akan tetapi, mendengarkan musik sesungguhnya bukan dilakukan dengan cara demikian, sebab pada pengertian hakiki mendengarkan musik ialah mendengarkan dengan seksama demi tercapainya kemampuan apresiasi terhadapnya dan mampu mengalami pengalaman estetis darinya. Agar dapat mendengarkan musik dengan baik dan berhasil (terutama musik seni), seseorang harus memiliki modal yang cukup, yaitu pengetahuan musik yang memadai, yang mencakup mulai dari hal-hal teknis hingga bentuk musik yang kompleks. Kemampuan intelektual seorang pendengar untuk merangkai, mengurai, menyusun pola-pola tertentu yang berkaitan dengan musik akan membuat sejauh mana musik tersebut bermakna. Pengetahuan ini akan membuatnya mengerti apa yang didengarnya dan membawanya kepada pengalaman estetis yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 41-51
Author(s):  
MS Viktor Purhanudin ◽  
R. Agustinus Arum Eka Nugroho

Musik merupakan suatu kajian yang melekat dalam tubuh kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Oleh karena itu, semua peserta didik PAUD diajarkan oleh gurunya materi tersebut. Dengan demikian guru PAUD mesti mengusai musik agar proses kegiatan belajar bidang musik dapat berjalan secara baik yang tunduk terhadap kurikulum 2013 PAUD. Namun sayang, mayoritas guru PAUD kurang begitu mengusai musik, akibatnya tatkala mereka menggelar pembelajaran musik tidak berjalan mulus terkadang juga melenceng dari aturan main kebijakan kurikulum 2013 PAUD. Dalam tulisan ini diungkapkan pelbagai persoalan tentang musik yang berkorelasi dengan PAUD. Pelbagai persoalan tersebut diantaranya: Pertama, deskripsi umum tentang musik. Kedua, posisi musik dalam kurikulum 2013 PAUD. Ketiga, prosedur pelaksanaan kegiatan belajar mengajar musik di PAUD. Dari hasil studi pustaka, musik merupakan entitas yang sangat kompleks, dalam kurikulum 2013 PAUD musik dipakai untuk menstimulasi perkembangan afektif kognitif dan psikomotor peserta didik, sementara inti pembelajaran musik di PAUD dijalankan dengan pendekatan humanistik.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Sunarto Sunarto ◽  
Irfanda Rizki Harmono Sejati
Keyword(s):  

Humanisme memicu Reformasi Protestan di awal abad ke-16. Di Jerman, Martin Luther (1483-1546) ada dalam daftar pengaduan ke pintu Gereja Kastil di Wittenberg pada tahun 1517, ia dalam barisan panjang individu untuk menyuarakan keberatan terhadap berbagai praktik Gereja. Reformasi pertengahan abad ke-16 merupakan upaya yang lebih sistematis dan positif untuk menahan atau memenangkan kembali orang percaya ke Gereja Katolik Roma, sebagian melalui ajaran dan praktik, sebagian melalui musik. Pengaruh Luther memastikan pendekatan yang lebih liberal terhadap liturgi dan musiknya. Seorang biarawan Agustinus dengan pelatihan, dan seorang tradisional oleh Luther berusaha untuk melestarikan sebanyak mungkin upacara Gereja kuno (termasuk plainchant dan polypony), hanya melarang elemen-elemen itu. Martin Luther dianggap sebagai Bapa Reformasi dan meskipun ia berkhotbah tentang perlunya kembali ke iman Kristen Alkitab ia juga mendukung musik. Dia sendiri yang bermain lute dan seruling. Teolog Jerman dan pendiri Gereja Lutheran. Dia mempengaruhi semua reformator Gereja abad ke-16 ke tingkat yang lebih besar atau lebih kecil oleh tulisan-tulisan dan kegiatannya, tetapi tidak seperti beberapa dari mereka, Luther memberikan tempat yang penting untuk musik. Artikel ini menjelaskan peran penting Martin Luther dalam perkembangan musik liturgi Kristen di Eropa.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 11-21
Author(s):  
Rajiman Andrinus Sirait

Dalam ibadah umat Kristen, musik merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Ketika kita berbicara tentang musik dalam ibadah gereja, pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini sering ada seperti: Peran apa yang dimainkan musik dalam ibadah sehingga dapat memotivasi jemaat untuk menyembah Tuhan? Apakah fungsi dan tujuan dari musik dalam sebuah ibadah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif studi pustaka untuk lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam. Dari metode tersebut juga hasil penelitian diharapkan dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain. Dari hal ini penulis menemukan bahwa musik ini menjadi bentuk ekspresi dan sarana komunikasi antara umat kepada Tuhan. Lalu dapat juga sebagai sarana pemulihan bagi jiwa kita dan tidak kalah pentingnya dapat sebagai pengantar akan firman Tuhan sebelum hamba Tuhan akan menyampaikan kotbah di atas mimbar. Dari musik yang dibawakan juga dapat menjadi perenungan bagi setiap jemaat yang mengikuti. Tidak saja jemaat bahkan pelayan yang mengambil bagian dalam ibadah tersebut.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document