Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

85
(FIVE YEARS 53)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

2621-8135

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 226-244
Author(s):  
Yuel Sumarno ◽  
Apin Militia Christi ◽  
Febie Yolla Gracia ◽  
Anastasia Runesi ◽  
Hendrik Timadius

Menerapkan strategi pembelajaran merupakan peran penting dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Agama Kristen di masa pandemi Covid-19. Tujuannya ialah meningkatkan perserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang beragam secara kreatif, efektif dan efesien. Maka strategi yang cocok digunakan selama pandemi Covid-19 adalah strategi PAIKEM terpadu. Penulis akan melakukan analisis dan mendefinisikan strategi PAIKEM terpadu yang dilakukan oleh guru-guru pendidikan agama Kristen di masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi PAIKEM terpadu bagi guru kepada siswa pendidikan agama Kristen di era pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi PAIKEM efektif digunakan dalam PTK agar seluruh siswa lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan tiga siklus. Karena itu, dalam tataran kebijakan, strategi PAIKEM Terpadu dapat menjadi model pembelajaran wajib dalam meningkatkan ketercapaian KKM siswa.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 280-297
Author(s):  
Joseph Christ Santo ◽  
Joko Sembodo ◽  
Asih Rachmani Endang Sumiwi ◽  
Mariani Harmadi

Spiritualitas memiliki definisi yang beragam, dalam lingkup kekristenan spiritualitas dikaitkan dengan roh yang merupakan unsur terdalam dari manusia, yang mana roh manusia ini memiliki relasi dengan Allah yang adalah roh. Pada umumnya spiritualitas merujuk kepada hubungan individu tersebut dengan Tuhan; penelitian ini memaparkan sisi lain yang belum banyak dibahas, yaitu sisi sosial dari spiritualitas. Efesus 5:18-21 membahas spiritualitas dalam ibadah, tetapi beberapa kata yang digunakan dalam nas ini mengandung unsur relasional sehingga muncul pertanyaan bagaimana keterkaitan spiritualitas dalam ibadah dengan hubungan antarwarga jemaat. Hasil penelitian eksegesis menunjukkan bahwa spiritualitas orang Kristen adalah kondisi seorang Kristen yang mampu menguasai diri karena rohnya ada dalam kendali Roh Kudus; spiritualitas dalam peribadahan yang didasari penuh dengan Roh akan membentuk relasi yang baik antarwarga jemaat, dan pada akhirnya menghasilkan keharmonisan umat Allah.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 245-261
Author(s):  
Sukardin Zebua ◽  
Talizaro Tafonao ◽  
Dewi - Lidya S ◽  
Ellyzabeth Sinaga ◽  
Ardianto Lahagu

Sikap intoleransi yang ada di Indonesia saat ini telah menciptakan suatu perbedaan didalam masyarakat khususnya di antara siswa di sekolah. Dengan melihat problem tersebut maka diharapkan para guru agama Kristen mampu memberi membimbing kepada setiap siswa. Tujuan penulisan artikel ini adalah melihat sejauhmana keterlibatan para guru pendidikan agama Kristen dalam mendeteksi intoleransi diantara siswa. Metode yang digunakan penelitian adalah kulitatif deskriptif dengan kajian adalah guru Pendidikan Agama Kristen sebagai ujung tombak dalam menekan terjadinya intoleransi di antara siswa di sekolah. Hasil kajian ini adalah guru sebagai pelopor utama dalam mencintai keberagaman, mengajarkan perbedaan sebagai anugerah Tuhan, mengajarkan toleransi sebagai ajaran Tuhan Yesus. Dengan demikian salah satu cara dalam menekan terjadinya intoleransi adalah lewat pengajaran, pendampingan dan pembimbingan oleh guru-guru agama Kristen di sekolah.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 315-325
Author(s):  
Firman Panjaitan
Keyword(s):  

Di kalangan Kristen dikenal Empat Injil yang biasa disebut dengan Injil menurut Markus, Matius, Lukas dan Yohanes. Keempat Injil tersebut telah disahkan menjadi Kanon melalui proses kanonisasi, bersama dengan surat-surat Perjanjian Baru lainnya, yang memakan waktu yang sangat panjang. Dan dalam catatan sejarah, baru pada abad keempat terbentuklah kumpulan tulisan yang akhirnya dikenal sebagai Perjanjian Baru yang dikenal sekarang (hlm. xi). Dalam Keempat Injil yang dikenal, dicatat dan dikisahkan tentang Yesus Kristus yang mengalami kematian akibat ulah Yudas Iskariot, salah seorang murid Yesus yang mengkhianati-Nya. Kisah tentang hal ini telah berjalan sekian ribu tahun, karena sudah ditetapkan menjadi sebuah Kanon yang dipercaya sebagai Kitab Suci orang Kristen.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 159-182
Author(s):  
Damaiyanti Sinaga ◽  
Christina Dameria ◽  
Dewi Sintha Bratanata
Keyword(s):  

Terminal illness merupakan penyakit yang menyebabkan penderita mengalami berbagai dinamika kedukaan seperti marah, depresi, menolak bahwa ia seorang penderita dan kematian yang segera terjadi. Karena kematian bagi seorang penderita terminal illness tidak terjadi secara mendadak tetapi proses yang membuat penderita terminal illness semakin lama menjadi sekarat. Dalam proses tersebut, penderita terminal illness membutuhkan pelayanan pastoral. Selain kunjungan pastoral, HKBP juga melayankan perjamuan kudus bagi penderita terminal illnes di HKBP. Tetapi pelayanan ini dilaksanakan atas permintaan keluarga, jika mereka sudah siap untuk melepas keluarga mereka yang sakit. Ada anggapan bahwa perjamuan kudus adalah pelayanan untuk mempersiapkan kematian. Jadi, ada yang menerima dan ada yang menolak. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau dan menganalisis makna teologis dan tujuan pelayanan perjamuan kudus bagi orang sakit di HKBP. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi pustaka serta analisis data dilakukan dengan analisis mengalir, yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menarik kesimpulan. Dari data yang diperoleh bahwa perjamuan kudus kudus mengandung fungsi pastoral seperti menopang, menyembuhkan, dan mendamaikan dan dapat dilayankan sebagai pelayanan tanpa permintaan keluarga atau ijin keluarga. Sebab, perjamuan kudus bukan untuk melegitimasi kematian dari orang yang menerima perjamuan tersebut. Selain itu, perjamuan kudus juga dapat diberdayagunakan sebagai bentuk persekutuan yang mempersatukan keluarga. Melalui persekutuan tersebut atau kehadiran secara fisik, keluarga bisa berdoa dan membuka ruang percakapan pastoral bagi keluarga sehingga keluarga bisa satu hati berdoa bagi PTI.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 298-314
Author(s):  
Paskah Parlaungan Purba

Persoalan remaja Kristen pada masa globalisasi saat ini sangat rentan dengan kemerosotan karakter. Kemerosotan karakter itu seperti menjadi mementingkan diri sendiri dan gampang terpengaruh negatif dari media sosial. Permasalahan ini menjadi tantangan bagi orang tua Kristen dalam mendidik anak remajanya. Penelitian ini mengkaji Pendidikan Kristen Keluarga dengan Pembentukan Karakter Remaja di GBI Cipta Asri Batam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner kepada 30 responden jemaat GBI Cipta Asri Batam. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan Kristen Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Remaja. Data menunjukkan bahwa kenakalan remaja berkurang karena pengaruh pelaksanaan Pendidikan Kristen Keluarga, dimana skor yang diperoleh ialah 53,3 % (berada pada kategori cukup). Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan Pendidikan Kristen Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Remaja.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 183-205
Author(s):  
Yosep Belay ◽  
Yanto Paulus Hermanto ◽  
Rivosa Rivosa
Keyword(s):  

Ragam teori kepemimpinan umumnya berorientasi pada pengembangan karakter, skill dan manajemen kepemimpinan dengan penekanan yang kuat pada sisi pragmatis. Berbeda dengan pendekatan teori tersebut, prinsip Alkitab menekankan pada nilai-nilai spiritualitas sebagai pondasi kepemimpinan Kristen. Signifikansi spiritualitas menjadi permasalahan sekaligus unsur fundamental bagi konsep kepemimpinan Kristen masa kini sebagaimana yang dikaji dalam tulisan ini. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research) dan komparasi. Melalui analisis studi ini, dijumpai bahwa terdapat dua pola dasar kepemimpinan yang berbeda antara konsep Alkitab dan kecenderungan para pemimpin Kristen masa kini. Alkitab menekankan pada pondasi spiritualitas dengan visi Allah sebagai penggerak tujuan akhir, sementara gagasan kepemimpinan Kristen saat ini cenderung menggunakan teori kepemimpinan sekuler dengan penekanan yang kuat pada hal-hal pragmatis yang antroposentris sebagai tujuan akhirnya.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 206-225
Author(s):  
Shirley Lasut ◽  
Johny Hardori ◽  
Sadrakh Sugiono ◽  
Yada Putra Gratia ◽  
Channel Eldad

Kemajemukan masyarakat Indonesia yang hidup di berbagai kepulauan memiliki sumber kekayaan alam dan kekayaan budaya yang besar. Namun disisi lain, pluralitas kultural ini memiliki potensi terjadinya disintegrasi atau perpecahan bangsa karena perbedaan pendapat dan pandangan hidup yang dianut. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia belum berhasil mengembangkan pendidikan yang menumbuhkan perilaku memberi apresiasi pada perbedaan-perbedaan budaya, agama maupun kebiasaan masyarakat suku. Fakta ini mendorong pendidikan Agama Kristen untuk segera melaksanakan peranannya dalam mempersatukan kemajemukan yang ada. Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang pendekatan Pendidikan Agama Kristen dalam kehidupan masyarakat majemuk di Indonesia. Prosedur penelitian dari tulisan ini menggunakan metode kualitatif dan kajian kepustakaan khususnya mengenai pendekatan dan pengaturan pendidikan agama Kristen dalam kehidupan masyarakat majemuk. Hasil penelitian menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Kristen dan pengajar di gereja memasukkan pembahasan masyarakat majemuk dalam kurikulum atau ajaran dasar gereja yang selanjutnya dikembangkan dimensi pengetahuan, sosial, spiritual, dan komunal dari peserta didik dan jemaat.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 262-279
Author(s):  
Didimus Sutanto B Prasetya ◽  
Martina Novalina ◽  
Candra Gunawan Marisi ◽  
Joni MP Gultom ◽  
Ronald Sianipar

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Ipoh-Perak, Malaysia sebagian besar memiliki masalah multidimensi dari kampung halaman; umumnya mengalami rendah diri, tidak mempunyai cita-cita, umur relatif muda dan miskin akan pengalaman. Tekanan demi tekanan dari lingkungan pekerjaan, masalah ekonomi, pergaulan buruk dan kekuatiran masa depan di negeri asing justru menambah dampak negatif psikologi. Gereja menjadi bagian penting untuk memberikan pendampingan dan kekuatan iman kepada PMI tersebut, gereja mengelola, mengatur dan melibatkan jemaat dalam pelayanan dan menjaga pengajaran yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui strategi pentingnya peranan pujian dan penyembahan sebagai strategi pemuridan di BCM Ipoh, Malaysia, (2) mengetahui fungsi pujian dan penyembahan sebagai cara yang berkesinambungan dalam pemulihan gambar diri. Tulisan ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka atau literatur. Sebagai hasilnya adalah pujian dan penyembahan dapat menjadi suatu strategi dalam pemuridan yaitu, sebagai pengajaran yang akan menuntun umat kepada pengertian yang benar sehingga menghasilkan respon dan iman kepercayaan (Rom. 10:17). Pujian dan penyembahan memiliki peranan yang penting untuk menyadarkan umat akan posisinya di dalam Kristus dan menyadarkan akan dosa, sehingga bertobat dan berbalik kepada jalan Tuhan, pengalaman pribadi dengan Tuhan, mendatangkan hadirat Tuhan yang membangun iman, harapan dan kasih sehingga menjadi kunci pembuka dalam memulihkan gambar diri PMI di Malaysia.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 99-116
Author(s):  
Eka Nur Cahyani ◽  
Hendi Hendi
Keyword(s):  

Di abad ke-21 yang serba cepat, Gereja umumnya dilihat dari perspektif perusahaan. Model bisnis dengan fungsi sebagai manajer tampaknya lebih unggul daripada model alkitabiah dengan fungsi sakramental. Banyak gereja yang pindah jauh dari terminologi keimamatan, dan telah mengusulkan prinsip-prinsip lain yang tidak alkitabiah dalam menyeleksi calon imam. Gereja dalam merekrut calon imam harus mengutamakan fungsi sakramental yang juga diimbangi dengan fungsi manajemen. Penulis mensintesa ide dari buku Six Books on the Priesthood sebagai buku yang menjadi landasan teori dalam membahas kemuliaan jabatan seorang imam dalam menjalankan pelayanan pastoral bagi kaum awam. Tujuannya adalah memberikan alternatif kepada Gereja dalam merekrut calon iman. Hasilnya adalah Chrysostom menekankan kemuliaan jabatan keimamatan dan membutuhkan kualifikasi khusus, penumpangan tangan dan nafas suci, yang tidak diberikan oleh semua orang. Pertama, seorang imam memengang fungsi sakramental. Kedua, seorang imam adalah pelayanan seperti malaikat. Ketiga, seorang imam harus berkarakter seperti Kristus. Keempat, seorang imam atau gembala adalah pelayanan yang sangat sulit. Jabatan seorang imam adalah mulia sebab berhubungan dengan altar, tempat suci pengorbanan dan wewenang untuk mengikat dan melepaskan seperti teladan dari Sang Gembala Agung Yesus Kristus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document