Water-Soluble Contrast Media in Radiography of Small Bowel Obstruction

1988 ◽  
Vol 29 (1) ◽  
pp. 53-56 ◽  
Author(s):  
A. Stordahl ◽  
F. Laerum ◽  
T. Gjølberg ◽  
I. Enge

Fifty patients with possible gastrointestinal obstruction, referred for enteric follow-through examination, were randomized for a double-blind, parallel comparison of the hyperosmolar contrast medium Gastrografin and the low-osmolar Omnipaque. The result was that Omnipaque retained its radiographic density in the small bowel better than Gastrografin. Omnipaque was thus a better alternative than Gastrografin in follow-through examinations of intestinal obstruction. Also, 23 patients out of 28 with small bowel obstruction due to peritoneal adhesions, had spontaneous relief of symptoms during the observation period following contrast medium ingestion with no significant difference between the two media. This indicated that enteric follow-through procedures may have a therapeutic efficacy similar to the treatment of small bowel obstruction using nasogastric suction and gastrointestinal rest. Possible mechanisms for this action of the contrast media are discussed.

1988 ◽  
Vol 29 (1) ◽  
pp. 53-56 ◽  
Author(s):  
A. Stordahl ◽  
F. Laerum ◽  
T. Gjølberg ◽  
I. Enge

1988 ◽  
Vol 29 (1) ◽  
pp. 53-56 ◽  
Author(s):  
A. Stordahl ◽  
F. Laerum ◽  
T. Gjølberg ◽  
I. Enge

1995 ◽  
Vol 30 (11) ◽  
pp. 683-689
Author(s):  
JOSE MURCIANO ◽  
AMALIA AGUT ◽  
MIGUEL A. SANCHEZ-VALVERDE ◽  
FRANCISCO G. LAREDO ◽  
MARIA C. TOVAR

2020 ◽  
Vol 45 (1) ◽  
pp. 57-70
Author(s):  
Wilner Singarimbun ◽  
Maman Wastaman Rodjak ◽  
Reno Rudiman ◽  
Harry Galuh Nugraha

Pendahuluan: Adhesive small bowel obstruction (ASBO) membutuhkan penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan algoritma diagnostik dan terapeutik yang berlaku. Indikasi dan durasi dari penatalaksanaan terapi nonoperatif serta waktu yang tepat tindakan operasi harus dilakukan masih diperdebatkan. Water soluble contrast medium (WSCM) memiliki fungsi diagnostik dan terapeutik pada pasien dengan ASBO. Metode: Jenis penelitian ini adalah before and after study dengan membandingkan dua kelompok penderita ASBO yang diterapi tanpa pembedahan yang dilakukan pemberian Urogafin dan tidak diberikan Urografin® untuk menentukan efek terapeutiknya pada pasien ASBO. Hasil: Dari karakteristik pasien ASBO ditemukan sebagian besar laki laki (55.8%) dengan rentang usia terbanyak antara 27-38 tahun. Pasien datang ke rumah sakit dengan onset ileus 2-5 hari (74.4%) dengan jenis ileus parsial sebanyak 86%(37 pasien). Interval operasi sebelumnya terbanyak < 12 bulan dengan jenis operasi terbanyak berupa appendektomi perlaparotomi. Terdapat hubungan bermakna antara pemberian WSCM dan kebutuhan terhadap relaparotomi dibandingkan dengan grup kontrol (p:0.043). Urografin® efektif dalam menurunkan Length of Stay (LOS) (p:0.01). Tidak terdapat hubungan antara pemberian WSCM terhadap angka mortalitas pasien ASBO maupun durasi ileus sebelum masuk rumah sakit dengan kebutuhan relaparotomi.  Kesimpulan: Tindakan non operatif harus dipertimbangkan pada pasien ASBO tanpa tanda tanda peritonitis maupun strangulasi. Urografin® terbukti aman dan memiliki fungsi diagnosis (memprediksi tingkat resolusi adhesi dan kebutuhan operasi) dan efektif dalam fungsi terapeutik dalam menurunkan waktu resolusi obstruksi, kebutuhan akan operasi ,dan menurunkan durasi lama perawatan di rumah sakit. Posisi kontras dalam 24 jam pertama dapat dijadikan prediktor dalam memutuskan tindakan selanjutnya bagi ahli bedah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document