SOSIETAS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

81
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

2528-4657, 2088-575x

SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Talitha Zhafira

Masa remaja merupakan masa peralihan, dimana seorang remaja tumbuh menuju kematangan. Kematangan yang dimaksud merupakan kemantangan dari segi emosi, cara berpikir dan bertingkah laku bagi remaja tersebut memasuki lingkungan masyarakat yang sesungguhnya. Namun, globalisasi telah banyak mempengaruhi remaja yang pada dasarnya dituntut untuk menjalankan tugas-tugas remaja yang harus dijalani. Remaja saat ini merupakan generasi millennial yang sudah dikelilingi dengan kemjauan- kemajuan teknologi sejak kecil. Banyak dari remaja sekarang yang mempunyai sikap asosial, dimana mereka kurang termotivasi untuk terlibat interaksi dengan individu atau kelompok individu lain. Selain itu kurang memiliki kepekaan sosial, tidak sedikit dari mereka yang bertingkah laku sesuai dengan kehendaknya dengan mementingkan diri sendiri dan terkadang hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sikap asosial pada remaja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner tertutup. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja siswa/i SMA Negeri 20 Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat asosial pada remaja di SMA Negeri 20 Bandung adalah sebesar 69,1% dengan kategori rendah.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Firdaus Aulia Rahman ◽  
M. Fasha Rouf ◽  
Fajar Nugraha Asyahidda ◽  
Achmad Hufad

Saat ini persaingan politik di Indonesia semakin kontras terlihat, berbagai kalangan maju menjadi seorang politisi dengan tujuan memajukan serta menyejahterakan bangsa ini. Alih-alih merubah bangsa ini, tetapi justru menambah polemik bangsa dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliknya. Komunikasi politik gencar dilakukan dengan perencenaan yang matang oleh actor politik yang ingin menjadi orang nomer satu di Indonesia ini, berbagai strategi pemasaran politik pun dilakukan demi menaikan popularitas serta citra positif dihadapan khalayak. Melalui sebuah media massa komunikasi politik dilakukan, masyarakat yang pasif mungkin tidak pernah tahu bias tayangan yang disajikan oleh media, dan dampak kedepannya terhadap demokrasi bangsa ini. Media massa yang seharusnya menjadi kebutuhan ruang publik serta menjaga netralitas dan ideologinya malah diselewengkan dan justru di manfaatkan oleh kelompok tertentu saja. Untuk itu, artikel ini mencoba memaparkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan mendeskripsikan berbagai kasus mengenai kepentingan kekuasaan actor politik dibalik sebuah media yang dimiliki, serta dikaitkan dengan beberapa literatur yang berkaitan dengan permasalahan ini.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Hartati Sulistyo Rini ◽  
Rizki Wulan Afriyani

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi edukasi yang ada di Taman Patih Sampun Pemalang, dan untuk mengetahui tantangan pemanfaatan taman terkait dengan fungsi edukasinya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 24 orang dengan sebaran yang berasal dari kategori pengunjung, pengelola taman bacaan, petugas kebersihan dan parker, dan pemerintah setempat. Teknik analisis sata kualitatif yang dugunakan adalah model interaktif. Alat analisis yang digunakan adalah konsep ruang publik Habermas dan Carr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat beberapa fungsi edukasi di taman ini seperti edukasi lingkungan, sebagai tempat stimulan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, dan sebagai ruang belajar alternatif, 2) Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi seperti pengabaian larangan membuang sampah sembarangan oleh beberapa pengunjung, pengelola fasilitas membaca yang tidak rutin beroperasi, serta minimnya tempat teduh sebagai tempat yang sering digunakan untuk melakukan kegiatan belajar atau kerja kelompok.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Aqmarina Septi Amalia

Perbedaan persepsi yang berkembang di masyarakat dalam mengartikan persekolahan menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah bersangkutan khususnya yang berdiri di tengah masyarakat. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan sekolah dalam hal mengembangkan persepsi masyarakat sangatlah penting. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa persepsi yang berkembang dalam masyarakat mengenai bersekolah dan melanjutkan sekolah khususnya ke jenjang sekolah menengah atas itu penting, tetapi ada pula yang beranggapan bahwa dengan bersekolah tidak menjamin untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik bahkan muncul anggapan bahwa “Ngapain sekolah kalau laki-laki ujung-ujungnya jadi kuli, kalau perempuan paling balik lagi ngurusin sumur-dapur”. Hal tersebut membuat sekolah terutama sekolah menengah atas atau sederajat berupaya untuk terus memberikan pengertian pada masyarakat untuk bersekolah yang diantaranya dengan melakukan berbagai pendekatan yakni pendekatan langsung pada masyarakat, partisipasi warga sekolah dan alumni, pendekatan pada tokoh masyarakat, transparansi biaya pendidikan, mengadakan dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, serta pemberian tambahan keterampilan pada peserta didik.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Rio Adriandita ◽  
Yani Achdiani

Artikel ini membahas menganai pola asuh orang tua yang memiliki anak tuna rungu, namun lebih berfokus pada tipe pola asuh yang digunakkan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pola asuh orang tua yang memiliki anak tuna rungu. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Informan penelitian ini mencangkup orang tua, anak tuna rungu, dan guru. Hasil penelitian ini menunjukan pola asuh demokratis menjadi pola asuh yang dominan digunakan oleh orang tua yang memiliki anak tuna rungu.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Camelia Arni Minandar

Piil pesenggiri adalah salah satu kearifan lokal yang berasal dari daerah Lampung. Piil pesenggiri ini merupakan falsafah hidup bagi orang Lampung. Dengan kata lain, piil pesenggiri merupakan nilai dan norma yang mengatur tata hidup masyarakat Lampung sebagai makhluk sosial. Piil pesenggiri ini dijadikan sebagai landasan dalam berpikir, bertindak dan juga berperilaku oleh masyarakat Lampung dimana pun mereka berada. Terdapat 4 aspek dalam piil pesenggiri, tetapi dalam penelitian ini hanya difokuskan pada 3 aspek saja, yaitu nemui nyimah (ramah tamah dalam menyambut tamu), nengah nyappur (mudah berbaur dalam masyarakat), dan sakai sambayan (tolong menolong dan bergotong royong). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa Lampung dalam menerapkan piil pesenggiri sebagai falsafah hidup selama ia berada di tanah rantau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan kemudian akan mengambil suatu generalisasi tentang penerapan piil pesenggiri sebagai falsafah hidup mahasiswa Lampung yang sedang menempuh pendidikan di Kota Bandung. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan piil pesenggiri selama mahasiswa Lampung berada di tanah rantau mengalami hambatan. Hambatan ini dirasakan ketika mahasiswa Lampung menerapkan piil pesenggiri ini di lingkungan sekitar tempat tinggal di tanah rantau. Hal tersebut terjadi karena adanya faktor internal yang berasal dari dalam diri mahasiswa Lampung itu sendiri, serta faktor eksternal yang berasal dari luar diri mahasiswa Lampung tersebut. Dari adanya hambatan tersebut, terdapat beberapa upaya yang dilakukan oleh mahasiswa Lampung untuk mengatasi hambatan dalam menerapkan piil pesenggiri di lingkungan sekitar tempat tinggal selama berada di tanah rantau.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Encep Syarief Nurdin ◽  
Asep Dahliayana ◽  
Sri Wahyuni Tanshzil ◽  
Vini Agustiani Hadian
Keyword(s):  

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran penting dan strategis dalam mengembangan misi membangun kesadaran dan kecakapan generasi muda agar memiliki karakter yang kuat sesuai dengan harapan negara yaitu nasionalisme (Pasal 37 UU No. 20 tahun 2003). Akan tetapi, praktik pembelajaran PKn tidak mendorong kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif apalagi menginternalisasikan nilai nasionalisme. Dengan memperhatikan masalah tersebut, guru perlu dilatih dan diberdayakan dalam menguasai praktik penggunaan model pembelajaran PKn berbasis project yang dapat membina nasionalisme. Proses penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan pola “the dominant-less dominat design”. Pendekatan kuantitatif menggunakan survei dan pendekatan kualitatif sebagai pendalaman menggunakan wawancara. Populasi penelitian adalah guru-guru PKn yang tergabung dalam MGMP Kabupaten Kuningan yang berjumlah 30 orang. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa guru PKn yang mengikuti program pelatihan Project Citizen berpengaruh terhadap pembinaan nasionalisme dengan indeks 87,67 %.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Ayu Ariyana Mulyani ◽  
Wahyu Eridiana

Bunuh diri adalah upaya yang dilakukan seseorang yang lebih memilih kematian dari pada kehidupan, dengan cara membunuh diri sendiri secara sengaja. Bunuh diri merupakan permasalahan sosial, yaitu adanya ketidaksesuaian dalam masyarakat, di mana pada umumnya kebanyakan orang menunda kematian dengan melakukan segala upaya. Namun seseorang malah melakukan tindakan nekat yang dipantangkan oleh seluruh agama. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul yaitu faktor individu, di mana masyarakat tertutup ketika menghadapi masalah dan kurang mampu meresolusi masalah yang dihadapi. Faktor sosial, di mana masyarakat jauh dari keluarga dan rendahnya mobilitas. Faktor ekonomi, di mana masyarakat masih banyak yang bekerja keras di usia lanjut dan terserang sakit menahun. Tidak ada hubungan antara mitos pulung gantung dengan fenomena bunuh diri di Gunungkidul. Persepsi mengenai mitos pulung gantung menyamarkan permasalahan yang sebenarnya terjadi pada korban sehingga memilih bunuh diri sebagai jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Rifqa Tsani Qurrota Ayyun ◽  
Elly Malihah

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa pornografi menjadi suatu permasalahan yang telah menyentuh kehidupan setiap orang tidak terkecuali anak yang masih berusia Sekolah Dasar. Sebagai pihak yang memiliki tugas penting bagi tumbuh kembang anak, keluarga memiliki peran dan fungsi yang tidak bisa dihilangkan atau lepas dari kehidupan anak bahkan sampai mereka berusia dewasa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan penjelasan dan gambaran mengenai peran keluarga dalam suatu upaya pencegahan adiksi pornografi kepada anak usia Sekolah Dasar di Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pada pelaksanan penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik observasi partisipan, wawancara secara mendalam, studi dokumentasi dan studi literatur. Objek pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) sebagai informan pokok dan anak-anak dalam keluarga tersebut sebagai informan pangkal. Adapun hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Orang tua melakukan sosialisasi sebagai pengetahuan awal kepada anak seperti informasi mengenai bahaya pornografi dan pendidikan seks. (2) Terdapat berbagai faktor baik secara internal maupun eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya adiksi pornografi pada anak usia Sekolah Dasar. (3) Penanggulangan dilakukan kepada anak yang telah terpapar pornografi untuk mencegah anak dari adiksi pornografi. Terdapat berbagai upaya yang dilakukan oleh keluarga untuk melindungi dan mencegah setiap anggota dalam keluarga terutama anak dari bahaya pornografi. Dari setiap upaya yang dilakukan oleh keluarga hal ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang muncul pada saat proses pencegahan tersebut.


SOSIETAS ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Apriyani Apriyani ◽  
Nurul Fatimah ◽  
Harto Wicaksono
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana praktik dan evaluasi pembelajaran pasca Full Day School (FDS) di SMA Negeri 1 Kedungreja pasca praktik FDS. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungreja dengan pendekatan kualitatif. Adapun fokus penelitiannya, yaitu rasionalitas kebijakan kembali enam hari sekolah, praktik pembelajaran pasca FDS, dan tanggapan guru, orangtua, dan peserta didik terhadap diberlakukannya kebiajkan enam hari sekolah. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) alasan SMA Negeri 1 Kedungreja kembali pada kebijakan enam hari  sekolah pasca full day school karena dalam pelaksanaan full day school sekolah mengalami kendala yang berdampak pada kualitas pembelajaran, baik pada aspek proses maupun hasil. (2) Proses pelaksanaan pembelajaran dalam sekolah enam hari pasca full day school di SMA Negeri 1 Kedungreja tidak jauh berbeda dengan pembelajaran ketika full day school baik dilihat dari model dan metode yang digunakan. (3) Guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik memberikan tanggapan yang beragam terkait pelaksanaan sekolah enam hari pasca full day school, baik pro dan kontra sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document