Nuansa
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

51
(FIVE YEARS 23)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu

2684-9542, 2086-4493

Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Saipul Annur ◽  
Ulia Audina

Peran Humas Dalam Membangun Citra Sekolah Berbudaya Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang (Studi Kasus Terhadap Peran Humas Dalam Membangun Citra Di MAN 1 Palembang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif untuk mengetahui peran Humas dalam membangun citra sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang digunakan untuk menghimpun data tentang keadaan peran humas dan lain-lain. Peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah sudah menjalankan peran dan fungsinya dalam katagori cukup baik. Hal tersebut digambarkan dengan kontribusi Waka Humas maupun staf kehumasan dalam perumusan rencana serta pelaksanaan program Humas, peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu adanya dukungan yang tinggi dari pihak pimpinan Madrasah, adanya komunikasi yang baik antar anggota Humas sehingga dapat berbagi informasi mengenai berita-berita yang ada di Madrasah maupun di luar Madrasah. Faktor penghambat peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya adalah belum maksimalnya sosialisasi dan terbatasnya waktu yang dimiliki pihak Humas karena berperan ganda, selain sebagai Humas juga menjadi guru mata pelajaran.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
A. Suradi Suradi ◽  
Aam Amaliyah

Aktualisasi Kurikulum Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia:Studi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Bengkulu. Penelitian ini untuk mengungkap tentang kesiapan perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu dalam implementasi kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia (KKNI), tenaga pengajarnya, serta sarana dan prasarana. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifi kasi. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kesiapan perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI tergolong belum siap, hal ini dapat di lihat dari beberapa indikator bahwa 1). Steckholder belum pernah mengikuti workshop, pelatihan atau diklat tentang penyusunan kurikulum berbasis KKNI, 2). Belum pernah mendapatkan sosialisasi mengenai kurikulum yang mengacu kepada KKNI, dan 3). Belum mempunyai panduan penyusunan kurikulum tentang KKNI. Kesiapan dosen dalam implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI di perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu juga tergolong belum siap, hal ini dapat di lihat dari kurangnya pemahaman dosen-dosen tentang kurikulum yang mengacu kepada KKNI, sistem pengajaran yang di sampaikan oleh para dosen masih cenderung secara konvensional. Dari segi sarana dan prasarana dapat di katakan sudah cukup memadai dalam implementasi kurikulum yang mengacu kepada KKNI.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Anton Anton

Etika Kemanusian. Merenungkan akan apa dan siapa sebenarnya manusia ini secara mendalam hakikat makna tentu memerlukan waktu yang tidak singkat. Akan bermunculan wacana dan pendapat tentang pandangan siapa manusia sesungguhnya makhluk sosial yang mempunyai ratusan potensi. Manusia yang berakal dan berjasad merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam ruang kehidupan tempat dan waktu. Bagi manusia untuk menggali segala hal yang ada dalam kehidupannya sangat bergntung pada salah satu komandan kehidupnnya. Etika, ya inilah sesuatu yang akan membuat manusia tersebut mempunyai nilai yang tiada ternilai harganya. Etika membuat manusia akan mempunyai nilai jual yang tiada terhingga, dalam kehidupan sosial ini kemugkinan yang disebut dengan manusia sempurna tanpa celah. Sesuatu yang baik pun akan kelihatan tidak baik jika tidak menggunakan etika. Sesuatu tanpa etika yang baik maka akan terasa hampa bagi kehidupan. Terkait dengan hal ini etika dan kemanusiaan tidak dapat dipisahkan karena manusia akan mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang sesuai dengan makhluk berpikir dengan baik jika menjunjung ni lai dan etika yang sudah dibenarkan oleh konsep kehidupan.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Eka Yanuarti ◽  
Desti Yunita

Upaya Perangkat Desa Air Hitam Kecamatan Ujan Mas Dalam Mencegah Timbulnya Tindakan Asusila. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bangaimana upaya Desa Air Hitam Kecamatan Ujan Mas dalam mencegah tindakan Asusila. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian kualitatif. Hasil penelitian mengenai upaya Desa Air Hitam Kecamatan Ujan Mas dalam mencegah tindakan Asusila adalah pertama adanya peraturan seperti cuci dusun, denda dan upaya-upaya lainnya seperti pola asuh yang harus lakkan oleh setiap orang tua dan untuk terus mengawasi anaknya, kedua adanya pendekatan langsung kepada masyarakat dengan berbincang langsung, serta menegakan peratutan peraturan pemerintahan yang ditetapkan seperti denda bagi pelaku tindakan asusila dan kemudian juga melalui sosialisasi yang dilakukan melalui pertemuan-pertemuan di desa, ketiga faktor –faktor yang mempengaruhi upaya pemerintah desa dalam Mencegah Timbulnya tindakan asusila ada dua yaitu pengahambat yang meliputi kondisi penduduk, partisipasi masyarakat dan fasilitas dan peralatan sedangkan faktor pendukungnya adalah kewibawaan dan kekuasaan pemerintah desa itu sendiri.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Suryani Suryani

Konsep Hadis Dan Sunnah Dalam Perspektif Fazlur Rahman. Tulisan ini berusaha mendiskripsikan pemikiran Fazlur Rahman tentang Hadis dan Sunnah. Kajian hadis dan sunnah sebagai sumber kedua agama Islam memang sangatlah menarik untuk diperbincangkan, karena kedua istilah itu seringkali disamakan dalam memahaminya oleh para ulama’. Namun para pemikir Islam kontemporer banyak yang membedakan konsep kedua istilah itu. Fazlur rahaman misalnya, berpendapat bahwa hadis merupakan tradisi verbal, yang memberikan informasi yang mengandung dua bagian, teks (matan) hadis dan mata rantai tranmisis atau isnad-nya. Sedangkan sunnah merupakan teradisi non verbal yang merupakan konsep pengayoman, yang merupakan sebuah petunjuk arah daripada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Fazlur Rahman membedakan sunnah dengan sunnah normatif atau sunnah edial dan sunnah aktual dan perlu diaktualisasikan dalam kehidupan masa sekarang agar menjadi sunnah yang hidup (living sunnah).


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Rohimin Rohimin

Reposisi Pendidikan Keluarga Bagi Generasi Alfa. Tulisan ini bertujuan melakukan upaya reposisi Pendidikan keluarga bagi anak generasi alfa dan  mencoba menemukan bagaimana konsep dan aplikasi kontruktif dalam mendidik anak generasi Alfa dalam konteks Pendidikan Keluarga menurut al-Quran. Pendekatan penelitian dan analisa data dilakukan dengan pendekatan historis dan deskriftif-filosufis terhadap hasil bacaan yang ditemukan, khususnya terhadap petunjuk utama pesan al-Quran.  Anak generasi alfa secara demografis-sosiologis diasumsikan pada anak yang lahir setelah tahun 2010, generasi yang langsung melek teknolgi serba digital. Orang Tua anak yang lahir dalam rentangan waktu ini sejatinya dituntut siap dan siaga asuh generasi alfa dalam suasan digital. Sifat dan karakeistik generasi alfa bersifat individualistik dan anti sosial. Untuk mendidik anak usia generasi alfa orang tua memang harus betul-betul dapat menyiapkan dirinya secara khusus untuk melakukan pengasuhan dan pendidikan anak yang senada dan seiring dengan era yang sedang mereka hadapi. Pendidikan Keluarga (PK) untuk anak generasi Alfa menurut Al-Quran tidak cukup hanya dengan penghargaan (reward) dan hukuman (fanishment), namun perlu diikuti dengan cinta kasih (mahabbah), tolong-menolong (Ta’awun), Kebersamaan (musawah), dan persaudaraan (muakhkhah). Konsep-konsep ini tidak lagi menjadi konsep sosial kemasyarakatan, tetapi telah menjadi konsep pendidikan dalam keluarga, khususnya bagi anak Generasi Alfa.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Nuraini Nuraini ◽  
Nelly Marhayati

Nilai-nilai Tasawuf Generasi Milenial. Tasawuf atau sufi sme merupakan hasil dari peradaban Islam yang keberadaannya sudah ada sejak dulu. Tasawuf seperti mengalami fase Revitalisasi di era generasi millennial ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak diimbangi dengan ajaran agama yang luhur membuat generasi millennial menjadi rakus dan jauh dari Tuhan. Kehadiran Tasawuf semakin bermakna, ketika tasawuf mampu menjadi oase di padang pasir yang tandus dan gersang bagi masyarakat modern yang mengalami krisis spiritual. Tasawuf dalam bentuk tarekat ataupun dalam bentuk yang sudah termodifi kasi akan menjadi solusi yang tepat ataupun obat bagi modernisasi dengan segala dampak dan konsekuensinya. Tasawuf dengan ajaran kerohaniannya dan akhlak mulianya semakin berperan penting dalam kehidupan masyarakat yang mulai terkikis dengan moral yang luhur. Tasawuf yang dulunya diklaim menjadi salah satu penyebab kemunduran Islam, dan ditanggapi dengan sikap yang negatif oleh beberapa tokoh Islam ketika itu, seperti Fazlur Rahman dan Al-Faruqi, kini semakin mendapat tempat di kalangan generasi millennial yang serba modern.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Zurifah Nurdin

Shalat Tarawih Bagi Perempuan Di Masjid Era 4.0. Pertumbuhan dan perkembangan teknologi dan media yang sangat pesat dan terbuka sekarang ini disebut era 4.0 yang dapat membuat para perempuan terkontaminasi dengan prilaku yang ada, termasuk prilaku perempuan dalam beribadah shalat tarawih berjama’ah di masjid. Di era 4.0 ini perempuan banyak yang berangkat menuju masjid untuk melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di masjid membawa hand phone, makanan, bersuara keras, berselfi , memakai wangi-wangian berdandan dan berpakaian yang menimbulkan fi tnah serta perbuatan kriminal lainnya, selesai shalat langsung merespon hand phone sehingga dapat menyebabkan ibadah shalat tarawih yang dilakukan oleh dirinya dan bahkan orang lain tidak nyaman dan aman. Prilaku para perempuan ini jelas melupakan fungsi masjid dan tujuan berangkat ke masjid. Oleh karenanya shalat tarawih di rumah itu lebih afdhal bagi perempuan. Untuk itu dalam melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di masjid era 4.0 ini para perempuan harus menyiapkan diri yang dimulai dengan niat yang tulus karena Allah swt semata, atas restu suami/ wali, tidak menimbulkan fi tnah, berpakaian dan berprilaku yang dapat membuat diri sendiri dan orang lain nyaman dan aman dalam melakukan ibadah. Dengan demikian maka perempuan yang melaksanakan ibadah shalat tarawih berjama’ah dimasjid era 4.0 ini mendapatkan nilai ibadah sebagaimana kaum laki-laki.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Pasmah Chandra

Internalisasi Nilai-Nilai Karakter dalam Tradisi Pondok Pesantren. Tujuan dari artikel ini ialah untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam tradisi yang ada di pondok Pesantren. Internalisasi nilai karakter tidak hanya dilakukan pada tataran teoritis melainkan juga seacara praktis. Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Internalisasi nilai-nilai karakter tersebut harus dilaksanakan seara terpadu selama dua puluh empat (24) jam. Salah satu lembaga yang memiliki tradisi untuk menanamkan nilai karakter tersebut ialah Pondok Pesantren. Adapun bentuk internaslisasi nilai karakter tersebut ialah, melalui nilai fundamental, instrumental dan preaktis di Pondok Pesantren, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, serta nilai-nilai keteladanan yang didapatkan langsung melalui sosok kiayi dan ustadz/ustadza yang dijadikan sebagai figur.


Nuansa ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Fardan Mahmudatul Imamah ◽  
Binti Isna Aliyah
Keyword(s):  

Interaksi Perempuan Haid Dengan Alquran: Living Alquran Dengan Pendekatan Fenomelogi Agama. Secara umum, perempun haid tidak diperbolehkan untuk membaca dan membawa Alquran. Namun, beberapa pondok pesantren yang fokus pada menghapal Alquran seringkali memberikan keringanan untuk praktik tersebut. Cara perempuan haid berinteraksi dengan Alquran tidak kaku sebagaimana ketentuan hukum Islam. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana santri lebih memilih beragam cara untuk berinteraksi dengan Alquran. Penelitian living Quran ini, menunjukkan keragaman interaksi tersebut salah satunya berdasarkan pengalaman pribadi santri. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara terhadap pengasuh, pengurus dan santri di dua pesantren, yakni Ponpes Putri Walisongo Jombang dan Ponpes Asy Syafa’atiyyah Blitar. Dengan pendekatan fenomenologi agama, data dibagi menjadi tiga bagian, yakni aspek ideational, aspek behavioral, dan aspek material. Aspek ideational menunjukkan segala yang ideal bagi santri berdasarkan transfer pengetahuan dari ustadz maupun pengasuh serta kebiasaan yang sudah ada di pondok pesantren. Aspek behavioral menunjukan keragaman cara santri mengaji meskipun dalam kondisi haid, seperti membaca dengan suara keras, tetap menyetorkan hapalan, atau sebaliknya. Aspek material, Alquran yang digunakan adalah mushaf Alquran Pojok Menara Kudus terjemah Bahasa Indonesia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document