Pemanfaatan pohon moke dalam lingkungan masyarakat Malanuza masih sebatas sebagai penghasil tuak moke saja dikarenakan latar belakang pengetahuan serta pendidikan masyarakat yang masih minim. Padahal pohon moke mempunyai potensi yang lebih ekonomis dan memiliki nilai gizi jika dapat dioptimalisasi pemanfaatannya. Tujuan dari pengabdian ini adalah (1) masyarakat mampu mengolah hasil dari pohon moke menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga nantinya dapat dipasarkan, (2) masyarakat memiliki wawasan tentang pengolahan buah moke menjadi makanan olahan yang bernutrisi tinggi, cara pengemasan, dan cara pemasarannya, (3) masyarakat mampu berwirausaha dengan menjual hasil olahan produknya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Metode pemberdayaan yang dilakukan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu pengolahan, pengemasan, dan pemasaran. Pelatihan pengolahan, yaitu memberikan materi tentang potensi pohon moke melalui kegiatan workshop. Kegiatan yang kedua adalah melaksanakan pelatihan tentang cara pengolahan buah moke menjadi makanan olahan yang bernutrisi tinggi. Jenis pelatihan yang dilakukan adalah Pelatihan pembuatan gula moke, pembuatan kolang-kaling moke, dan pembuatan nata moke. Pada tahap pengemasan, semua produk olahan akan dikemas dengan menggunakan alat kemasan yang higienis dan diberikan label sesuai dengan nama produk olahannya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1) masyarakat telah mengolah hasil dari pohon moke menjadi gula moke, kolang-kaling moke, dan nata moke; (2) pengetahuan kelompok wanita tani Desa Malanuza tentang pengolahan moke menjadi gula moke, kolang-kaling moke, dan nata moke ada pada kategori sangat baik; (3) masyarakat telah berwirausaha dengan menjual hasil olahan produk gula moke, kolang-kaling moke, dan nata moke ke pasar, sekolah, dan kampus.