Jurnal Anala
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

37
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Dwijendra

2722-5682, 1907-5286

Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 63-75
Author(s):  
I Putu Widiarsana
Keyword(s):  

Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung merupakan destinasi wisata alam yang dalam beberapa tahun terakhir dari segi kunjungan mengalami peningkatan yang sangat pesat, pada tahun 2016 jumlah kunjungan mencapai 18,754 wisatawan dan tahun 2017 mencapai 31,636 wisatawan. Namun perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas yang ada, kondisi fasilitas saat ini tidak tertata dengan baik dan masih sangat minim untuk dapat mengimbangi jumlah kunjungan tersebut, sehingga pengembangan dan penataan fasilitas pada Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung sangat diperlukan. Dari uraian di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut. Bagaimana konsep Pengembangan dan Penataan Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung? Fasilitas apa saja yang dibutuhkan pada Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung? Dalam Pengembangan dan Penataan Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung, konsep dasar yang diterapkan pada Pengembangan dan Penataan Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung adalah Rekreatif dan Nyaman. Sedangkan tema yang akan diterapkan yaitu Green Architecture, Green Architecture atau Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Tema ini ditentukan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan fungsional, pendekatan iklim dan lingkungan dan  pendekatan latar belakang budaya. Konsep Pengembangan dan Penaataan Rekreasi Wisata Alam Air Terjun Tukad Cepung terdiri dari konsep zoning, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, jalur pejalan kaki, ruang terbuka dan penanda.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-22
Author(s):  
I Putu Hartawan

Perkembangan suatu daerah menjadi kawasan parwisata memberikan pengaruh terhadap, tata ruang, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat. Hotel adalah salah satu akomodasi wisata yang mememagang peranan penting pada daerah wisata. Ubud terkenal dengan keunikan seni dan budaya yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Perkembangan Ubud menjadi daerah tujuan pariwista menyebabkan munculnya akomodasi pariwisata seperti penginapan, restoran, galeri, dan biro perjalanan. Penginapan di kawasan parawista Ubud terbagi mejadi beberapa jenis seperti, homestay, villa, bungalow, dan hotel resort berbintang. Hotel resort merupakan salah satu jenis penginapan yang paling banyak menghabiskan lahan, karena terdapat -fasilitas fasilitas yang ditawarkan. Keberadaan hotel resort berbintang di Kawasan Parawisata Ubud tentu menyumbang pendapatan daerah dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Selain dampak positif , keberadaan hotel resort juga memberikan dampak negatif, yaitu banyak terdapat ahli fungsi lahan dan kerusakan lingkungan. Peneliti akan melihat secara detail bagaimana pola persebaran hotel resort berbintang di Kawasan Parawisata Ubud dan faktor-faktor yang berpengaruh. Beberapa temuan dalam penelitian ini antara lain, kecendrungan pola persebaran hotel berbintang di Kawasan Pariwisata Ubud berbeda-beda tergantung pada kelasnya, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pola persebaran hotel berbintang adalah akses dan potensi pemandangan alam.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 29-40
Author(s):  
I Kadek Oka Sumantara ◽  
Ayu Putu Parthami Lestari ◽  
Ngakan Putu Ngurah Nityasa

Seni karawitan adalah seni suara yang disajikan menggunakan sistem notasi, warna suara, ritem yang memiliki fungsi dan sifat nada mempunyai aturan dalam sajian instrumental dan vokal. Karawitan adalah kesenian yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan dan kehidupan sehari-hari masyarakat di Bali. Dikatakan tidak ada upacara besar keagamaan yang selesai tanpa ikut sertanya karawitan. Begitu luhur nilai-nilai yang terdapat dalam seni karawitan Bali, sehingga perlu dilakukan pelestarian dengan pengadaan wadah untuk mengumpulkan kesenian, meningkatkan minat generasi muda dan masyarakat, sebagai dokumentasi sejarah serta perkembangan seni budaya Bali. Di Kabupaten Gianyar berpotensi untuk dibangun museum seni karawitan Bali karena berbagai faktor, seperti tingginya seni gamelan, masyarakat sebagian besar pengerajin ukir dan dikenalnya tokoh seniman karawitan yaitu Prof. Dr. I Made Bandem, MA. dan Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST, MA disana. Konsep dasar pada museum seni karawitan Bali di Gianyar ini adalah Preservatif, Edukatif dan Rekreatif. Juga didukung dengan tema arsitektur Neo Vernakular sebagai upaya mewujudkan Gianyar sebagai kota budaya sehingga dapat mempertahankan ciri khas setempat. Di museum seni karawitan Bali terdapat bangunan utama (area pameran tetap dan panggung tertutup) serta bangunan penunjang (workshop, artshop dan cafe). Total luas ruangan pada adalah 10.191 m2 dengan site seluas 12.737 m2. Museum terletak di Jalan Raya Samu, Singapadu Kaler, Sukawati Gianyar. Melalui program ruang dan program tapak kemudian ditentukan konsep perancangan. Konsep perancangan terdiri dari konsep site, konsep bangunan, konsep struktur dan konsep utilitas. Keseluruhan konsep perancangan juga berdasarkan atas konsep dasar dan tema rancangan sebagai acuan dasar dalam mendesain bangunan museum seni karawitan Bali.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 41-54
Author(s):  
Ni Putu Diah Agustin Permanasuri, ST., M.Ars ◽  
Anak Agung Ayu Sri Ratih Yulianasari, ST., M.Ars

Problema klasik suatu perumahan utamanya dilingkup perkotaan dengan penduduk yang heterogen antara lain usaha untuk penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga warga yang tinggal di perumahan tersebut merasa nyaman serta menciptakan suatu kualitas hidup yang baik demi keberlangsungan perumahan tersebut. Perumahan Griya Bama Raya Permai adalah salah satu perumahan yang ada di kota Palangka Raya Kalimantan Tengah, dengan jumlah warga sekitar 163 KK, dengan jumlah ini tentunya harus disediakan sarana dan prasarana perumahan yang memadai, beberapa sarana dan prasarana yang ada belum dikelola dengan baik sehingga berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan warga. Penelitian ini mengidentifikasi sarana dan prasarana yang ada di Perumahan Griya Bama Raya Permai dan dikaitkan dengan aspek kenyamanan warga penghuni perumahan. Metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan menganalisis data berdasarkan wawancara dengan warga perumahan dan data pengamatan lapangan langsung. Pada hasil penelitian, didapatkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana sudah cukup memenuhi standar SNI, masih terdapat sarana dan prasarana yang memerlukan perhatian khusus, diantaranya prasarana jalan (perkerasan aspal dan tanah), jaringan persampahan, jaringan/utilitas drainase, sarana pos keamanan dan sarana ruang terbuka umum. Ketidak nyamanan warga meliputi pada aspek berikut, tenaga kemananan (satpam) yang hanya bertugas pada malam hari, perkerasan jalan aspal yang berlubang, bergelombang dan rusak, pengelolaan sampah yang masing belum optimal, dan ruang terbuka yang kurang terawat. Warga merasa nyaman dengan sarana prasarana yang lain, karena sudah dikelola dengan baik. Sangat diharapkan partisipasi aktif dari warga untuk memelihara fisik lingkungan perumahan dan tugas dari pemerintah kota untuk memperbaiki fisik sarana prasarana yang rusak sehingga dapat lebih bermanfaat untuk warga.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 55-62
Author(s):  
I Nyoman Gede Suaryadinata
Keyword(s):  

Kunjungan wisatawan ke Bali tiap tahunnya semakin meningkat, hal ini secara langsung berdampak kepada kepadatan lalu lintas. Khususnya kawasan Seminyak yang merupakan primadona pusat hiburan dan wisata di Bali Selatan. Banyaknya para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Seminyak, berdampak pada meningkatnya jumlah kendaraan yang melintas di kawasan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah tidak seimbangnya antara jumlah kendaraan yang parkir dengan lahan parkir yang tersedia, hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan di kawasan tersebut karena banyak adanya pelanggaran lalu lintas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu diadakannya sebuah wadah guna menampung kendaraan-kendaraan yang akan parkir. Wadah tersebut dapat berupa sebuah Gedung Parkir yang dimana nantinya diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan yang diakibatkan oleh pelanggaran lalu lintas kendaraan yang parkir disembarang jalan. Penelitian menggunakan pendekatan induktif untuk membangun konsep-konsep perancangan dan perencanaan. Konsep tersebut dirumuskan dari beberapa unsur/unit informasi di antaranya: hasil observasi lapangan, wawancara dengan ahli/dinas terkait, studi literatur, studi banding dan studi standar-standar arsitektur serta studi peraturan daerah. Dalam perencanaan dan perancangan Gedung Parkir di Seminyak Kuta-Badung ini menerapkan tema Arsitektur High Tech, yang dimana penerapannya lebih menonjolakan nilai dasar fungsional dari bangunan tersebut dengan cara mengekspos bentuk struktur dan peralatan ME didalamnya. Konsep dasar dari bangunan ini juga mengedepankan nilai fungsional didalamnya yaitu Aman dan Efektif. Seperti maknanya kata “aman” disini memiliki arti yaitu dapat memberikan keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Sedangkan kata “efektif” memiliki arti dapat menciptakan sirkulasi dan ruang yang ada harus ditata dengan baik dan teratur agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 23-28
Author(s):  
Frysa Wiriantari

Perkembangan dunia rancang bangun, mensyaratkan bagi para  arsitek untuk terus berkompetisi dengan tetap berlandaskan etika dan  kode etik professional. Ditengah tuntutan kepentingan berbagai pihak arsitek harus tetap berjalan di aturan dan tetap memberikan “kepuasa” secara maksimal bagi semua pihak. Penelitian ini bertujua untuk memberikan pemahaman bagaimana  etika profesi Arsitek harus tetap bisa diakui dalam gelanggang pembangunan yang penuh kepentingan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data skunder berupa melalui studi litelatur. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa etika berprofesi akan sangat tergantung dari penilaian subjektif masing masing individu.  Etika akan memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap profesi dan apa yang telah arsitek lakukan. Menjaga moral sebagai seorang arsitek untuk tetap diakui oleh masyarakat adalah bagian dari etika yang harus dipertahankan. Dan dalam perspektif etika profesi, arsitek diminta untuk bisa bersikap menghindari konflik kepentingan. Ketika, nilai-nilai yang menjadi dasar bagi para pelaku pembangunan berbeda-beda, maka etika menjadi relatif.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Heribertus Ran Kurniawan ◽  
Frysa Wiriantari, S.T.,M.T

Kampung Todo merupakan salah satu kampung bersejarah yang sampai saat ini masih mempertahankan adat. Salah satu upacara adat yang masih di lestarikan oleh masyarakat todo adalah tradisi tiang utama (Siri Bongkok) pada rumah adat (mbaru gendang). Siri bongkok merupakan salah satu tiang yang sakral dari semua tiang yang ada di rumah adat (mbaru Gendang) Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjunjung tinggi nilai gotong royong dalam mewujutkan persatuan dan kesatuan masyarakat Todo juga masyarakat manggarai pada umumnya, selain itu agar generasi penerus mengerti dan memahami makna simbolik siri bongok sebagai pemersatu kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pola pikir Induktif dalam membahas tradisi siri bongkok diantaranya Studi literartur, Wawancara dan Observasi. Berdasarkan hasil penelitian, penyusun dapat menyimpulkan bahwa Mbaru Gendang memiliki makna simbolik. Makna simbolik Mbaru gendang Masyarakat Manggarai terdiri atas makna individual, makna social dan makna religius. Makna-makna tersebut didasarkan atas interpretasi Masyarakat itu sendiri. salah satu simbolik dalam rumah adat (mbaru gendang) adalah siri bongkok yaitu pemersatu kehidupan masyarakat Todo dan manggarai pada umumnya.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
I Kadek Agus Swiardita

Bali memiliki kesan yg magis diantara pulau di Indonesia. Bali terkenal dengan sebutan pulau seribu pura. Dikatakan demikian karena disetiap daerah dan disetiap desa dibangun sebuah pura dari ujung timur sampai ujung barat. Setiap Pura memiliki pelinggih dengan pemujaan yg berbeda beda, namun yg jarang diketahui atau diperhatikan oleh orang yg baru datang di Bali yaitu sebuah tempat seperti Bale yg panjang dengan sebutan Bale Agung. Banyak yg bertanya Bale Agung itu fungsinya apa? Karena Bale Agung mirip dengan Bale santai atau nama orang di sekitar dengan sebutan Bale Bengong. Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut. Apa itu Bale Agung? Bagaimana Fungsi Bale Agung? Bagaimana Merancang Bale Agung Metode penelitian yang di pakai yakni metode pengumpulan data yang meliputi data primer dengan teknik wawancara dan observasi, data sekunder yakni dengan studi kepustakaan dan buku penunjang literatur berupa Bale Agung. Metode analisis data yang meliputi pengelompokan data, analisis dan sintesis dan yang terakhir adalah Metode penarikan kesimpulan yang meliputi metode induktif dan dedukatif. Dalam perencanaan Bale Agung menggunakan Konsep Dasar Tradisional dimana dilihat dari Bale Agung tersebut. Penggunaan Tema Arsitektur Tradisional Lokal pada Bale Agung ini bertujuan agar memahami apa itu Bale Agung, Fungsinya dan Merancangnya.


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Ade Syawal Dwi Krisma ◽  
Dr. Ir. Putu Gde Ery Suardana, M.Erg ◽  
A.A. Ayu Sri Ratih Yulianasari, S.T., M.Ars

Arsitektur merupakan salah satu unsur kebudayaan. Arsitektur tercipta dari ide (gagasan), cara mewujudkan, dan hasil perwujudan ide tersebut.tiga aspek tersebut, mengalami perubahan seiringin dengan perkembangan jaman, baik fungsi dari angkul –angkul, bentuk dan bahan yang di gunakan dalam membangunnya. Angkul – angkul merupakan bangunan tradisonal sebagai pintu masuk kepekaranganyang fungsi awalanya hanya sebagai akses keluar masuk manusia atau penghuni rumah, namum dalam perkembangan jaman fungsi angkul – angkul tidak lagi hanya sebagai akses keluar masuk manusia, namun juga sebagai akses keluar masuk kendaraan bermotor. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk identifikasi perubahan atau pelestarian angkul –angkul serta faktor – fakor yang melatar belakangi perubahan atau pelestarian angkul – angkul tersebut


Jurnal Anala ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 27-34
Author(s):  
I Gede Ngurah Mardiana Putra ◽  
Desak Made Sukma Widiyani, ST, MT.

Arsitektur tradisional Bali sangat erat kaitannya dengan budaya dan agama hindu di Bali. Arsitektur tradisional Bali juga tidak terlepas dari filosofi-filosofi atau konsep yang terkandung didalamnya. Salah satu bale adat yang jarang ditemui adalah Bale Sakaroras, karena hanya beberapa kalangan masyarakat yang memiliki kasta tertentulah yang boleh mendirikan Bale Sakaroras. Bale sakaroras adalah suatu bangunan yang memiliki dua belas tiang juga menempati daerah di bagian kelod suatu pekarangan rumah dan juga tidak bisa di tiduri oleh orang yang sudah bersuami istri. Filosofi yang melandasi Bale Sakaroras adalah Panca Maha Bhuta dan Tri Angga. Fungsi Bale Sakaroras adalah tempat untuk melaksanakan upacara adat agama Hindu. Pembangunan dari Bale Sakaroras ini tediri dari tiga bagian yaitu bataran yang merupakan bagian bawah bangunan, bagian tengah dan juga bagian atas. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan menerangkan  tata letak dan pembangunan Bale Sakaroras karena merupakan warisan dari pendahulu kita yang di dalamnya mengandung nilai-nilai filosofis dan sejarah dan tata letak bangunan Bali.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document