Jurnal Teknologi Pertanian Andalas
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

100
(FIVE YEARS 51)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Perpustakaan Universitas Andalas

2579-4019, 1410-1920

2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Umbu A Hamakonda ◽  
Edelnia Bere ◽  
Muhamad Muhdin ◽  
Fatu L Lalus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan putaran mesin pencacah terhadap kualitas hasil cacahan dan menentukan kecepatan putaran mesin dengan hasil cacahan yang berkualitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimental untuk menganalisis ragam pengaruh perlakuan  terhadap pengaruh perbedaan kecepatan  putaran mesin. Dengan  metode ini  dapat menganalisis dan diketahui perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas kerja tertinggi terdapat pada RPM 3400 sebesar 13,11 gr/menit yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kapasitas kerja alat terbaik terdapat pada perlakuan C dengan nilai rata rata sebesar 5,43 gram/menit. Hasil uji jarak berganda duncan terhadap keseragaman hasil cacahan menunjukkan bahwa pada pada kecepatan putaran 3400 rpm menghasilkan ukuran cacahan terbaik dengan ukuran 2 cm paling besar yaitu sebanyak 5,43 gram, yang berbeda nyata dengan kecepatan putaran mesin lainnya.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Zulham Effendi ◽  
Siti Aisyah ◽  
Suhermansyah Pratama

Unjuk kerja pompa sentrifugal ditandai dengan besarnya efisiensi, head, dan kapasitas pompa tersebut apabila digunakan dengan daya yang sama. Untuk memperbaiki unjuk kerja tersebut, maka dibutuhkan penelitian dan kajian yang mendalam untuk mendapatkan karakteristik pompa sentrifugal yang diinginkan dalam mendistribusikan air ke deaerator dengan temperatur yang maksimal tanpa mengalami kavitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui headloss serta proses kavitasi yang terjadi pada pipa di PKS Tebing Tinggi. Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka telah diketahui total headloss yang terjadi pada sistem perpipaan ketinggian 6 m sebesar 2,8498 m, ketinggian 8 m sebesar 3,4648 m , ketinggian 10 m sebesar 4.0698 m, ketinggian 12 m sebesar 4.6798 m. Kemudian proses terjadi kavitasi pada sistem perpipaan hanya terjadi pada ketinggian 6 m pada temperatur 102°C - 105°C dan ketinggian 8 m terlihat pada temperatur 105°C. Selanjutnya pada ketinggian 10 meter dan ketinggian 12 meter proses terjadinya kavitasi itu sudah tidak ada. Maka dari itu berdasarkan potensi yang telah diperhitungkan bahwa semakin tinggi instalasi deaerator kecil kemungkinan terjadinya kavitasi serta pada nilai efisiensi yang ideal terjadi pada ketinggian 10 meter dan 12 meter.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Intan Nurhaliza Irmanto ◽  
M. Indra Darmawan ◽  
Yuliana Ningsih

UD. Donesi merupakan suatu industri yang bergerak dibidang pembuatan kue kering tradisional. Saat ini kondisi tata letak fasilitas produksi di UD. Donesi masih kurang efisien dalam pengaturan material handling. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tata letak fasilitas pabrik yang efisien dengan menggunakan metode ARC dan menganalisis secara kuantitatif dengan meminimalkan material handling, waktu dan menghitung ongkos material handling Pendekatan yang digunakan pada perancangan ulang tata letak fasilitas produksi di UD. Donesi dengan menggunakan analisis kualitatif menggunakan Activity Relationship Chart (ARC) dan analisis kuantitatif melalui perhitungan jarak, waktu dan ongkos material handling dalam menentukan keberhasilan proses perancangan ulang tersebut. Hasil yang diperoleh dari rancangan Layout usulan berdasarkan analisis ARC yaitu jarak material handling berkurang sebesar 68,5 m dan waktu material handling  menjadi 358,46 detik serta  ongkos  material handling Rp 20.664.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 114
Author(s):  
Wibawa Pradana ◽  
Anas Bunyamin
Keyword(s):  

Keberadaan kayu kaliandra yang melimpah karena produktivitasnya yang tinggi tentunya perlu dimanfaatkan secara bijak dan baik. Produksi teh di Provinsi Jawa Barat yang juga tinggi menghasilkan limbah yang juga perlu diolah. Teknologi briquetting dirasa tepat untuk memaksimalkan karakteristik kayu kaliandra sebagai kayu energi dan juga limbah teh yang juga dapat dijadikan bioenergi. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dalam pembuatan serta pengujian mutu berdasarkan SNI dan juga dilakukan menggunakan pendekatan design thinking untuk mengetahui respon konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan komposisi kayu kaliandra 75% dan limbah teh 25% merupakan komposisi terbaik dari segi SNI. Hasil analisis mutu berdasarkan SNI menunjukkan bahwa 2 dari 5 sampel lulus SNI.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 73
Author(s):  
Masyhura MD ◽  
Misril Faudi ◽  
Surnaherman Surnaherman

Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi maltodekstrin terhadap kadar protein, total mikroba, total asam dan kadar air pada yogurt bubuk dari biji nangka. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap non-faktorial dengan konsentrasi maltodekstrin (M) terdiri dari 4 taraf (M1= 10%, M2= 15%  M3= 20%, M4= 25%) dan 3 ulangan. Penelitian ini menggunakan analisis secara kuantitatif yaitu kadar protein, total mikroba, total asam dan kadar air. Parameter penelitian ini diolah secara ANOVA dan dilanjutkan uji DMRT 5% menggunakan software IBM SPSS Statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan konsentrasi maltodekstrin dari 10-25% menunjukkan peningkatan kadar protein, total mikroba, dan kadar air, namun menurunkan total asam pada yoghurt bubuk biji nangka dengan konsentrasi terbaik terdapat pada 25%.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Shinta Elystia ◽  
Zultiniar Zultiniar ◽  
Juniwarnis Juniwarnis

Nanomaterial merupakan material fungsional yang berukuran dibawah 100 nm. chitosan merupakan nanomaterial dari alam yang ramah lingkungan, mudah terurai dan tidak beracun. Kemampuan chitosan menjadi bionanomaterial dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadsorpsi logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakterisasi chitosan menggunakan FTIR dan ukuran bionanomaterial chitosan menggunakan XRD serta mengetahui kemampuan penyisihan logam Cr menggunakan bionanomaterial chitosan dengan variasi massa 2, 4, 6, 8 gram dan waktu pengadukan 30, 60, 90 menit menggunakan jart test dengan kecepatan putaran 100 rpm.  Hasil adsorpsi dianalisa konsentrasinya menggunakan spekrofotometer serapan atom (AAS). Dari hasil spektrum FTIR Chitosan yang dibuat pada penelitian ini terdapat gugus fungsi Chitosan serta diperoleh nilai DD sebesar 90,9%. Ukuran partikel bionanomaterial chitosan dari hasil analisa XRD yaitu 73,73 nm. Efisiensi penyisihan optimum logam Cr pada limbah cair elektroplating yaitu pada massa 4 gram selama 30 menit sebesar 97,528% dengan konsentrasi akhir 0,534 mg/L. Sehingga dapat disimpulkan bahwa


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 104
Author(s):  
Wenny Surya Murtius ◽  
Alfi Asben ◽  
Risa Meutia Fiana ◽  
Indah Khairun Nisa

Penelitian ini menggunakan tauge dari kacang hijau sebagai sumber nitrogen untuk memproduksi nata dari bengkoang. Tauge yang digunakan adalah dari 4 kondisi tauge yang berbeda, dengan tujuan penelitian menentukan kondisi tauge terbaik sebagai sumber nitrogen berdasarkan karakteristik nata yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan 4 perlakuan dan 2 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan kondisi tauge berbeda diantaranya adalah; tunas tauge, tauge segar, tauge akan busuk dan tauge layu. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah total gula dan nitogen pada bahan baku, serat kasar, rendemen, ketebalan, berat, tekstur dan organoleptik meliputi; warna, tekstur, aroma dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tauge yang berbeda menyebabkan serat kasar, rendemen, ketebalan, berat, tekstur dan snsory yang berbeda. Berdasarkan karakteristik fisik dan kimia produk perlakuan D (tauge layu) merupakan produk terbaik dengan rata-rata nilai serat kasar 5,82%, rendemen 81,73%, ketebalan 1,05 cm, berat 335,07 g, tekstur 123,58 N/cm.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Rijal Budiman ◽  
Eri Gas Ekaputra ◽  
Isril Berd
Keyword(s):  

Irigasi skala besar pada umumnya memiliki ketersediaan air cenderung tidak merata dari hulu, tengah dan hilir, sehingga mempengaruhi akan produktivitas tanaman padi. Daerah Irigasi Batang Anai merupakan irigasi skala besar dengan luas daerah layanan 13.604 ha tentu membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tinggi untuk melakukan perhitungan produktivitas secara manual. Salah satu teknologi yang dimanfaatkan untuk mendukung perhitungan produktivitas padi adalah dengan memanfaatkan algoritma nilai Normalized Difference Vegetation Indeks (NDVI) dari analisis citra Landsat 8 selama 6 tahunan. Melalui identifikasi umur tanaman padi dapat diketahui pola tanam dan waktu panen. Nilai NDVI pada saat akan panen atau padi berumur 14-16 MST dijadikan acuan untuk pendugaan produktivitas yang dikorelasikan dengan produktivitas data ubinan. Analisis pada umur 14-16 MST didapatkan hubungan negatif. Semakin tinggi nilai NDVI maka produktivitas semakin rendah dengan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,8856. Dengan persamaan regresi yang didapatkan y = -9,4514x + 10,467. Terdapat nilai simpangan tertinggi 10,86 % atau 0,61 ton, sedangkan yang terkecil yaitu 1,45 % atau 0,07 ton. Sebaran produktivitas padi berdasarkan nilai NDVI di Daerah Irigasi Batang Anai dibagi menjadi tiga kawasan yaitu hulu sebesar 6,45 ton/ha GKP, tengah sebesar 6,46 ton/ha GKP, dan hilir sebesar 5,42 ton/ha GKP.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Deni Saputra ◽  
Eri Gas Ekaputra ◽  
Santosa Santosa

Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh faktor pendukung alami yaitu iklim dan tanah, kendala yang sering dihadapi terjadinya perubahan iklim global yang berdampak terhadap pola curah hujan di berbagai wilayah. Dalam menentukan pilihan pola tanam yang efisien pada areal pertanian padi sawah, maka diperlukan upaya monitoring yang mampu mengamati, menganalisis, menyajikan dan memunculkan model keputusan, sehingga aktifitas pertanian padi sawah dapat dilakukan pada waktu yang tepat secara berkelanjutan. Penginderaan jauh (remote sensing) telah berkembang pesat dan penerapannya semakin luas untuk berbagai bidang, salah satunya pada sektor pertanian. Algoritma indeks vegetasi Normalized Difference Vegetation Indeks (NDVI) dan Enhanched Vegetation Indeks (EVI) untuk melakukan identifikasi fenologi tanaman padi. Melalui identifikasi umur tanam padi dapat diketahui pola tanam dan kalender tanam di daerah irigasi Batang Anai. Pola tanam interpretasi citra Landsat 8 selama 6 tahunan dengan menggunakan algoritma NDVI dan EVI adalah 2 kali setahun, musim tanam I pada bulan Januari dan musim tanam II pada bulan Juli. Pola tanam berdasarkan kondisi klimatologi adalah 2,5 kali setahun, musim tanam I pada bulan Januari, musim tanam II pada bulan Juni dan musim tanam III pada bulan November. Musim tanam IV pada bulan Maret dan musim tanam V pada bulan Agustus tahun berikutnya. Sebaran pola tanam dan kalender tanam berdasarkan interpretasi citra Landsat 8 dapat menjadi acuan, karena merupakan kebiasaan masyarakat setempat dan didukung oleh ketersediaan air dari curah hujan dan air irigasi.


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Akbar Surtaya Putra ◽  
Heru Kuncoro
Keyword(s):  

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman obat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu atau obat tradisional. Pengawetan temulawak dibutuhkan untuk memperoleh umur simpan yang lama. Pengeringan adalah salah satu metode pengawetan temulawak. Suhu, kelembaban dan kecepatan udara pada proses pengeringan dapat mempengaruhi hasil pengeringan temulawak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat aktif temulawak akan tetap tinggi apabila pengeringan dilakukan pada temperatur rendah sehingga akan lebih efektif apabila menggunakan mekanisme dehumidifikasi. Untuk meningkatkan kualitas hasil pengeringan, maka perlu dipelajari kondisi proses pengeringan yang dapat menjamin tercapainya kadar air yang dipersyaratkan. Maka pada proses pengeringan harus menghindari dari terjadinya penyusutan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi pengeringan dengan kelembaban dan suhu rendah terhadap penyusutan temulawak. Metode pengeringan menggunakan metode dehumidifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengeringan dengan suhu dan kelembaban rendah tidak mengalami presentase penyusutan yang sangat besar pada awal pengeringan, yaitu pada menit ke 60 mengalami penyusutan dengan nilai presentase 6.55% sampai dengan 15.51%. Pada penelitian ini penyusutan terbesar terdapat pada temulawak kondisi 2 yaitu 29.30%. Ukuran temulawak mempengaruhi waktu proses pengeringan hingga mencapai standar kadar air yang ditentukan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document