Agrin
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

75
(FIVE YEARS 59)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Jenderal Soedirman

2549-6786, 1410-0029

Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Elida Novita ◽  
Sri Wahyuningsih ◽  
Hendra Andiananta Pradana
Keyword(s):  

Pengolahan kopi menghasilkan air limbah kopi dan limbah padat beruapa kulit kopi. Air limbah pengolahan kopi mengandung flavonoid yang berpengaruh terhadap warna coklat gelap pada air limbah pengolahan kopi. Apabila air limbah pengolahan kopi dibuang langsung ke badan air tanpa adanya pengolahan, akan mengganggu kehidupan air. Kulit kopi mengandung selulosa dan senyawa organik sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai arang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan model adsorpsi isoterm arang aktif kulit kopi terhadap penurunan warna pada air limbah pengolahan kopi. Tahapan penelitian dibagi menjadi dua yaitu pembuatan arang aktif dan penentuan model adsorpsi isoterm. Arang aktif kulit kopi yang digunakan diaktivasi dengan senyawa NaOH 1 M dan dikarakterisasi berdasarkan SNI-06-3730-1995. Selanjutnya, proses adsorpsi arang aktif dianalisis dengan metode adsorpsi isoterm Langmuir dan Freundlich. Arang aktif kulit kopi yang dihasilkan telah memenuhi SNI-0603730-1995 dengan kadar air sebesar 3,43%; kadar abu 2,3%; dan daya serap I2 15231,6 mg/g. Adapun adsorpsi pada penelitian ini mengikuti model isoterm Langmuir. Adsorpsi air limbah pengolahan kopi dapat menggunakan arang aktif kulit kopi dengan kapasitas optimum 39,06 mg/g.Kata kunci: arang aktif, adsorben alami, kesetimbangan, model Langmuir, model Freundlich 


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Dwi Haryanta ◽  
Elika Joeniarti

Tanaman bintaro berpotensi sebagai bahan insektisida botani. Kajian tentang pemanfaatan daun bintaro untuk pengendalian hama belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun bintaro terhadap biologi serangga Spodoptera litura, sehingga dapat diketahui peluang pemanfaatannya untuk mengendalikan populasi hama tersebut di lapangan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan tunggal berupa konsentrasi ekstrak daun bintaro yaitu, 0% (kontrol); 2,5%; 5,0%; 7,5%; 10%; dan 12,5%. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap di antaranya pembuatan ekstrak daun bintaro, pemeliharaan ulat grayak, dan uji kemanjuran ekstrak daun bintaro. Parameter pengamatan meliputi mortalitas hama, umur stadia, dan jumlah konsumsi pakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bintaroberpengaruh terhadap mortalitas serangga S. lituraF., memperpanjang masa stadia larva, mempersingkat masa stadia pupa, menurunkan persentase keberhasilan larva menjadi pupa, menurunkan kualitas imago, dan tidak berpengaruh terhadap selera makan.Kata kunci: biologi serangga, daun bintaro, insektisida botani, ulat grayak


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Wahyu Febriyono ◽  
Affiatin Rahmah

Gulma siam memiliki potensi untuk dijadikan pupuk kompos yang dapat digunakan pada tanaman selada di tanah ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk : mengevaluasi penggunaan kompos gulma siam di tanah ultisol dan menentuka dosis terbaik untuk pertumbuhan tanaman selada di tanah ultisol. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap. Perlakuan yang dicoba adalah jenis pupuk kompos (P1 danP2), kemudian dosis yang digunakan (D0, D1, D2, dan D3). Variabel yang diamati adalah : tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar akar, bobot kering akar, total panjang akar, luas daun, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tanaman. Dari hasil penelitian diambil kesimpulan bahwa : tanaman selada tumbuh baik di tanah ultisol dengan pupuk gulma siam, dosis D2 adalah dosis terbaik untuk pertumbuhan tanaman selada di tanah ultisol.Kata kunci: kompos gulma siam, selada, ultisol


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Wiwi Sepriani Moek ◽  
Liska Simamora

Buncis Perancis merupakan salah satu komoditas unggulan yang dibudidayakan kelompok tani Tranggulasi Desa Batur, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang karena memiliki manfaat bagi kesehatan sehingga buncis perancis memiliki permintaan yang tinggi di dalam negeri bahkan sudah menembus pasar ekspor. Permintaan pasar terhadap komoditas buncis perancis sebanyak 1,5 – 3 ton per hari, akan tetapi volume produksi buncis perancis di kelompok tani Tranggulasi hanya 1,5 - 3 ton per minggu. Namun, permintaan yang tinggi tersebut tidak mampu dipenuhi oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani Tranggulasi karena jumlah produksi lebih sedikit dibandingkan permintaan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor- faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk organik, tenaga kerja dan pestisida organik) yang mempengaruhi produktivitas komoditas buncis perancis dan mengetahui faktor produksi yang paling berpengaruh dalam peningkatan produktivitas buncis perancis di kelompok tani Tranggulasi, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Riset ini dilakukan bulan Agustus 2020. Sampel yang digunakan adalah anggota kelompok tani Tranggulasi sebanyak 30 orang yang ditetapkan secara purposive. Petani responden yang bergabung dengan kelompok tani Tranggulasi melakukan usahataninya dengan sistem pertanian organik. Data diperoleh dengan melaksanakan wawancara melalui daftar pertanyaan yang tertulis di dalam kuesioner. Analisis data dilakukan dengan pemodelan fungsi produksi regresi berganda dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor produksi luas lahan (X1), benih (X2), pupuk organik (X3), tenaga kerja (X4) dan pestisida organik (X5) secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi produktivitas buncis perancis di kelompok tani Tranggulasi. Namun secara parsial faktor produksi pupuk organik (X3) berpengaruh positif dan nyata dalam peningkatan produktivitas buncis perancis di kelompok tani Tranggulasi.Kata Kunci: Buncis Perancis, faktor produksi  dan produktivitas.


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Riza Yuli Rusdiana ◽  
Laily Ilman Widuri ◽  
Didik Pudji Restanto
Keyword(s):  

Luas daun merupakan salah satu parameter penting untuk menentukan produksi pakcoy (Brassica rapa L). Pengukuran luas daun secara non-destruktif salah satunya dapat dilakukan dengan pendekatan model persamaan matematika melalui regresi kuantil. Penelitian ini bertujuan untuk menduga model luas daun pakcoy dengan faktor alometrik dan pendekatan non-destruktif menggunakan regresi kuantil. Metode penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data sampel daun diperoleh dari tanaman pakcoy secara acak dari berbagai level kanopi tanaman pakcoy (lower, middle dan upper) dengan jumlah sampel sebanyak 163 daun. Variabel pengamatan dalam penelitian adalah lebar, panjang dan luas daun pakcoy. Metode pendugaan model luas daun dilakukan dengan pendekatan regresi OLS dan kuantil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi kuantil dapat direkomendasikan untuk menduga luas daun pakcoy secara non destruksi dan cepat dengan ketepatan akurasi tinggi. Model yang dapat direkomendasikan untuk menduga luas daun pakcoy secara non-destruksi, sederhana, dan akurat yakni LA0.5 = 0.393 +0.705LW.Kata kunci: kuantil, luas daun, non-destruksi, pakcoy, regresi


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Triyono Triyono ◽  
Nur Rahmawati

Kabupaten Demak merupakan salah satu sentra pengahasil jambu air di Jawa Tengah.  Produksi jambu air di Kabupaten Demak mempunyai karakteristik mudah rusak dan berisiko jika terjadi panen raya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi  keputusan petani terhadap penanganan pasca panen jambu air. Sampel penelitian ini dimail sebanyak 72 petani dari tiga gapoktan yaitu Sekar Tani, Sido Maju, dan Tani Sentosa. Analisis data menggunakan metode analisis regresi logistik binomial.   Hasil analisi menunjukkan bahwa keputusan petani untuk melakukan penanganan pasca panen dipenagruhi oleh variabel umur, harga dan pekerjaan luar usahatani (off farm). Umur petani yang relatif sudah lanjut usia menyebabkan penurunan peluang keputusan untuk melakukan penanganan pasca panen. Harga dan akses jaringan kerjasama memungkinkan peningkatan peluang keputusan petani untuk melakukan penanganan pasca panen. Oleh karena itu penting dilakukan pelatihan bagi generasi muda untuk pengelolaan usahatani jambu air yang lebih baik terutama penanganan pasca panen.Kata kunci: jambu air, keputusan petani, pascapanen


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Nur Kholida Wulansari ◽  
Ratna Dwi Hirma Windriyati ◽  
Ari Kurniawati
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi nutrisi  AB-Mix, pupuk organik cair dan pupuk hayati pada sistem hidroponik tetes untuk tanaman tomat ceri. Penelitian dilakukan di screen house di Dusun Gunungmalang, Kecamatan Serang, Kabupaten Purbalingga pada ketinggian 1400 m dari permukaan laut pada bulan Agustus – September 2020. Perlakuan dicoba yaitu P1(100% dosis AB-Mix), P2 (75% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati), P3(50% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati), P4 (25% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati), dan P5 (0% dosis AB-Mix + POC + pupuk hayati). Rancangan perlakuan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah cabang. Hasil peneltian menunjukkan formulasi nutrisi 75% AB Mix + POC + Pupuk Hayati dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan nutrisi AB-mix pada budidaya tomat ceri sistem hidroponik tetes pada media cocopeat. Kata kunci: formulasi nutrisi, hidroponik tetes, tomat ceri


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
ARVITA NETTI SIHALOHO ◽  
Ringkop Situmeang

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis pupuk TSP yang sesuai untuk beberapa varietas sorgum dan mendapatkan varietas yang dapat berproduksi tinggi di tanah masam dataran tinggi Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019 sampai Desember 2019 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama Varietas yaitu Numbu, Kawali, UPCA. Faktor kedua adalah Dosis pupuk TSP (P) yaitu 80,90 dan 100 kg/ha. Variabel yang diamati antara lain tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (cm), panjang malai (cm), berat kering malai per plot (g) dan berat 1000 butir (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk fosfor sampai 100 kg/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang malai, bobot malai dan bobot 1000 butir untuk semua varietas yang digunakan. Aplikasi dosis pupuk fosfor 100kg/ha pada varietas Numbu mampu menghasilkan bobot malai 88,38 g per tanaman dan setara dengan 6 t/ha. Kata Kunci: hasil, pupuk fosfor, tanah masam, varietas sorgum


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 185
Author(s):  
Yudhi Harini Bertham ◽  
Abimanyu Dipo Nusantara ◽  
Bambang Gonggo Murcitro ◽  
Zainal Arifin

Pemanfaatan lahan kering pada kawasan pesisir untuk budidaya tanaman padi gogo mempunyai potensi besar untuk pemantapan swasembada pangan maupun untuk pembangunan pertanian kedepan. Keterbatasan kesuburan yang dimiliki lahan di kawasan pesisir dapat diatasi dengan menggunakan teknologi yang tepat seperti penggunaan varietas yang unggul dan pupuk hayati serta biokompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biologi dan kimia tanah serta pertumbuhan padi gogo di kawasan pesisir. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi dengan petak utama adalah 3 varietas padi gogo yang didapatkan dari BPTP Bengkulu yaitu varietas Inpago 10, Serantan, dan Lokal Bengkulu, dengan anak petak yaitu inokulan ganda mikroba pelarut P (pf) + mikroba pelarut K + mikroba pemfiksasi N, inokulan ganda mikroba pelarut P (fma) + mikroba pelarut K + mikroba pemfiksasi N, biokompos dengan dosis 10 ton ha-1, dan pupuk anorganik rekomendasi BPTP yaitu 200 kg Urea/ha, 100 kg SP36/ha, 100 kg KCl/ha, diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk hayati maupun biokompos yang ditanami padi gogo varietas Inpago 10 di area pesisir mampu meningkatkan karakter biologi dan kimia tanah. Padi gogo varietas Serantan dengan aplikasi inokulan ganda mikroba pelarut P + mikroba pelarut K + mikroba pemfiksasi N di area pesisir mampu menghasilkan jumlah anakan tinggi dengan tinggi tanaman rendahKata kunci: adaptabilitas, lahan pesisir, padi gogo, pertumbuhan, pupuk hayati.


Agrin ◽  
2021 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 125
Author(s):  
Delvy Diena Rahmadini ◽  
Noor Laili Aziza ◽  
Riza Adrianoor Saputra

Penyeleksian indukan guna mendapatkan batang atas jeruk siam banjar yang berkualitas di tanah gambut dapat dilakukan dengan cara penanaman benih yang memiliki sifat poliembrio. Tanah gambut memiliki beberapa kekurangan, sehingga media tanam ini diaplikasikan dengan beberapa jenis amelioran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perkecambahan dan pertumbuhan bibit dari benih jeruk siam banjar yang bersifat poliembrio pada media tanah gambut yang diaplikasi beberapa amelioran. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli sampai Bulan Agustus 2019, di Kebun Percobaan dan Laboratorium Produksi Agroekoteknologi Faperta Universitas Lambung Mangkurat dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial. Perlakuan yang digunakan yaitu jenis amelioran berupa abu janjang kelapa sawit (p1), abu sekam padi (p2), dan abu sabut kelapa (p3) yang dicampurkan pada media tanah gambut dengan perbandingan amelioran dan tanah gambut sebesar 1 : 14,69. Perlakuan diulang sebanyak enam kali dan setiap ulangan terdiri dari 10 unit, sehingga diperoleh 180 satuan percobaan. Hasil dari penelitian ini yaitu tanah gambut yang diaplikasikan amelioran abu janjang kelapa sawit dan amelioran abu sekam padi mampu digunakan untuk mendukung perkecambahan benih jeruk siam banjar dengan persentase perkecambahan benih masing-masing sebesar 78% dan 73%, serta persentase poliembrio masing-masing sebesar 64,2% dan 46,9%, sedangkan tanah gambut yang diaplikasikan amelioran abu sabut kelapa tidakmampu mendukung perkecambahan benih jeruk siam banjar. Begitupula dengan pertumbuhan bibit dari benih poliembrio, tanah gambut yang diaplikasikan amelioran abu janjang kelapa sawit dan amelioran abu sekam padi mampu digunakan untuk mendukung pertumbuhan tinggi tanaman jeruk siam banjar masing-masing setinggi 4,19 cm dan 3,90 cm, serta jumlah daun sebanyak 3 helai daun pada kedua perlakuan, sedangkan tanah gambut yang diaplikasikan amelioran abu sabut kelapa tidak mampu mendukung pertumbuhan jumlah daun tanaman jeruk siam banjar.Kata Kunci: amelioran, jeruk siam banjar, poliembrio 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document