AKUNTABEL
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

34
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By "Faculty Of Economics And Business, Mulawarman University"

2528-1135, 0216-7743

AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
pp. 17
Author(s):  
Aurelia Kristina Sari ◽  
Dwi Risma Deviyanti ◽  
Anisa Kusumawardani
Keyword(s):  

AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
pp. 55
Author(s):  
Surya Rahayuanti ◽  
Lewi Malisan ◽  
Anisa Kusumawardani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target pencapaian penerimaan pajak daerah dan persentase realisasi penerimaan pajak daerah di Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009-2016, terdiri dari pajak kendaraan bermotor, perubahan pajak kendaraan bermotor, bahan bakar kendaraan bermotor pajak, pajak air permukaan, dan pajak rokok. Jika realisasi penerimaan pajak daerah diharapkan pencapaian target, maka Badan Pangan Provinsi Kalimantan Timur dinilai memiliki efektif dan efisien dalam hal pemungutan pajak di Provinsi Kalimantan Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis komparatif deskriptif, yaitu dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi laporan pendapatan dalam beberapa periode dengan menunjukkan perbedaan kenaikan atau penurunan serta persentase penerimaan pajak daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak daerah di Badan Pendapatan Daerah Propinsi Kalimantan Timur meningkat pada tahun 2009-2014, dan menurun pada tahun 2015-2016 dengan tingkat pencapaian sebesar 109%. Sedangkan persentase realisasi dari masing-masing jenis penerimaan pajak daerah adalah: pajak kendaraan bermotor sebesar 105%; perubahan pajak kendaraan bermotor 104%; pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 110%; pajak air permukaan 105%; dan pajak rokok sebesar 96%. Dari keseluruhannya dapat disimpulkan bahwa penurunan realisasi penerimaan pajak daerah adalah karena kurangnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur harus mengoptimalkan sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya membayar pajak, terutama pajak daerah.


AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Yemimaria Yemimaria ◽  
Anis Rachma Utary ◽  
Muhammad Subhan

Metode Activity Based Costing adalah metode untuk menentukan biaya produksi untuk menyediakan informasi biaya secara tepat dan akurat. Sistem Activity Based Costing tidak hanya menawarkan informasi biaya produk secara akurat, tetapi juga menyajikan informasi biaya dan kinerja kegiatan dan sumber daya manusia; dan dapat dicari biaya untuk biaya objek di samping produk tepat. Rumah Sakit Pupuk Kaltim Siaga Ramania di Samarinda adalah objek, di mana ia menawarkan lima jenis kamar untuk layanan rawat inap, seperti VVIP, VIP, kelas I, II, dan III. Kami mengusulkan sistem Activity Based Costing di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Siaga Ramania di Samarinda untuk mengetahui bagaimana menentukan biaya rawat inap. Selanjutnya, kami mencoba membandingkan metode yang kami ajukan dengan biaya tradisional akuntansi. Hasil yang ditunjukkan metode, dibandingkan dengan metode umum menunjukkan bahwa sistem Activity Based Costing memiliki biaya lebih besar untuk kelas I Rp 385.856, kelas II Rp 337.458, dan kelas III Rp 331.559. Di sisi lain, sistem Activity Based Costing memberikan biaya lebih kecil sebesar Rp 760.540 dan Rp 591.171 untuk kelas VVIP dan kelas VIP. Hasil ini menjelaskan mengenai biaya aktivitas untuk setiap kamar secara akurat berdasarkan konsumsi aktivitas.


AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
pp. 12
Author(s):  
Muliyanti Muliyanti ◽  
Rande Samben ◽  
Abdul Gafur
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa penilaian, pencatatan, dan penyajian aset tetap pada laporan keuangan PT. Indo Jaya Mahakam telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 15 tentang aset tetap. Berdasarkan penelitian, hasil analisis menunjukkan bahwa perhitungan penyusutan untuk aset tetap yang diperoleh dipertengahan tahun keliru dihitung dan dicatat oleh perusahaan dengan menghitung selama satu tahun penuh, seharusnya perhitungan penyusutan aset tetap dihitung sesuai dengan banyaknya bulan penggunaan aset tetap tersebut pada tahun pembelian, dan perusahaan keliru dalam mencatat pengeluaran untuk perbaikan mesin truck, dimana pengeluaran sebesar Rp 4.479.000 yang seharusnya dicatat sebagai pendapatan modal (capital expenditure) atau dikapitalisasi kedalam nilai kendaraan karena menambah nilai dari aset tersebut, dicatat perusahaan sebagai beban tahun berjalan atau pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).


AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
pp. 39
Author(s):  
Rido Raiza Fahlevi ◽  
Set Asmapane ◽  
Bramantika Oktavianti

AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 17 ◽  
Author(s):  
Aurelia Kristina Sari ◽  
Dwi Risma Deviyanti ◽  
Anisa Kusumawardani
Keyword(s):  

AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Surya Rahayuanti ◽  
Lewi Malisan ◽  
Anisa Kusumawardani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target pencapaian penerimaan pajak daerah dan persentase realisasi penerimaan pajak daerah di Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009-2016, terdiri dari pajak kendaraan bermotor, perubahan pajak kendaraan bermotor, bahan bakar kendaraan bermotor pajak, pajak air permukaan, dan pajak rokok. Jika realisasi penerimaan pajak daerah diharapkan pencapaian target, maka Badan Pangan Provinsi Kalimantan Timur dinilai memiliki efektif dan efisien dalam hal pemungutan pajak di Provinsi Kalimantan Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis komparatif deskriptif, yaitu dilakukan dengan membandingkan target dan realisasi laporan pendapatan dalam beberapa periode dengan menunjukkan perbedaan kenaikan atau penurunan serta persentase penerimaan pajak daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak daerah di Badan Pendapatan Daerah Propinsi Kalimantan Timur meningkat pada tahun 2009-2014, dan menurun pada tahun 2015-2016 dengan tingkat pencapaian sebesar 109%. Sedangkan persentase realisasi dari masing-masing jenis penerimaan pajak daerah adalah: pajak kendaraan bermotor sebesar 105%; perubahan pajak kendaraan bermotor 104%; pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 110%; pajak air permukaan 105%; dan pajak rokok sebesar 96%. Dari keseluruhannya dapat disimpulkan bahwa penurunan realisasi penerimaan pajak daerah adalah karena kurangnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur harus mengoptimalkan sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya membayar pajak, terutama pajak daerah.


AKUNTABEL ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Muhammad Virgiawan Ridho Suryana ◽  
Siti Masyithoh ◽  
Ferry Diyanti

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document