Jurnal Geocivic
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

22
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Khairun

2722-3698, 2301-4334

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Kusrini Kusrini ◽  
Fahran Mustafa

Model problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang memberi pengertian lebih mendalam serta menekankan pada pengembangan penalaran dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi yang ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk mempergunakan analisis kritis dalam pemecahan masalah.  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VIII MTs Ar-Ridha Paisumbaos Halmahera Selatan dengan penerapan pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL). Desain penilitian adalah penilitian tindakan kelas dengan instrument yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi guru dan siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 20% (siklus I) meningkat menjadi 80% (siklus II). Selain itu, aktivitas belajar siswa meningkat yang ditunjukkan dengan perolehan rata-rata skor aktivitas siswa sebesar 70% (siklus I) meningkat menjadi 100% (siklus II). Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL), juga dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa, yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 8 siswa (58,33%) meningkat menjadi 25 siswa (95%) pada siklus II dari jumlah siswa 25 orang. Selain itu, aktivitas proses belajar mengajar guru meningkat yang ditunjukkan dengan perolehan rata-rata skor aktivitas proses belajar mengajar guru sebesar 70% (siklus I) meningkat menjadi 100% (siklus II). Kata Kunci:  Model pembelajaran PBL, hasil belajar, IPS geografi


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Eva Marthinu ◽  
Rusdin Nurdin

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 10 Kota Ternate. Pada pokok bahasan Dinamika Hidrosfer melalui penerapan model pembelajaran Example Non Example dengan menggunakan lembara kerja (kuisioner) adapun teknik analisis data yang di gunakan adalah Observasi, dan angket. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripti kualitatif  Dengan mengacu pada model pembelajaran Example Non Example. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 10 Kota Ternate. Ketuntasan hasil belajat siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada siklus I sebanyak 33 orang yang belum tuntas atau sebanyak 8%. Yang belum mencapai ketuntasan belajar atau belum mencapai kkm. Sedangkan pada siklus II sudah mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 32 orang yang tuntas atau sebanyak 89%  siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa dapat dikatakan telah berhasil atau mencapai KKM.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Rustam Hasyim

Tulisan ini menjelaskan kehidupan masyarakat Ternate dalam dimensi sejarah. Kesultanan Ternate berdiri pada tahun 1257 M dengan raja (kolano) pertama bernama Baab Mansur Malamo. Masyarakat Ternate mendiami daerah kepulauan Ternate secara turun temurun dan masih setia melaksanakan adat istiadat kesultanan Ternate yang telah diwariskan oleh leluhurnya. Masyarakat Ternate tumbuh dan berkembang dengan segala keragaman budayanya. Berdasarkan catatan di daerah Ternate terdapat 12 sub etnis (suku) dengan 13 bahasa lokal. Corak kehidupan sosial budaya masyarakat di Ternate  kental dengan budaya Islam yang dianut oleh Kesultanan Ternate. Marimoi Ngone Futuru Masidika Ngone Foruru adalah ajakan ke arah solidaritas dan persaudaraan antar etnis di Ternate. Potensi budaya ini merupakan modal pembangunan yang paling berharga untuk dikembangkan.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Nani I Rajaloa ◽  
Rustam Hasyim ◽  
M. Akbar Hajuan
Keyword(s):  

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi alam yang tidak mendukung seperti panasnya matahari, kemudian dengan fasilitas sarana prasarananya maka tenaga pendidik dan peserta didik selalu merasa bosan pada penerapan full day school di SMAN 4 Kota Ternate. Pemerintah daerah juga hanya menghimbau kepada sekolah-sekolah yang berada di Kota Ternate untuk menerapkan full day school akan tetapi belum ada kajian yang efektif untuk penerapannya sehingga terjadi kontrovesi di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang tanggapan-tanggapan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua tentang penerapan full day school di SMAN 4 Kota Ternate. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati, meliputi Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta didik, dan Orang Tua Wali. Subyek penelitian ini menggunakan teknik “Purpose Sampling”. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan full day school di SMA N 4 Kota Ternate belum terlaksana dengan baik atau tidak efektif. Hal ini dibuktikan dengan adanya kendala berupa prasarana yang belum mendukung, lingkungan sekolah serta aktivitas pembelajaran yang belum efektif, sehingga mempengaruhi potensi serta karakter peserta didik dan warga sekolah.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Nur Abdullatif

Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PENJASORKES) ditemukan beberapa masalah yang kompleks, khususnya pada pembelajaran senam lantai. Dalam kegiatan pembelajaran, banyak siswa yang mengalami kesulitan. Faktor tersebut menyebabkan minat dan motivasi belajar siswa berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dalam mengikuti pembelajaran senam lantai guling depan pada siswa kelas IV SDN 43 Kota Ternate melalui permainan tiga pos. Tipe penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri atas tahapan; (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) Pengamatan; dan (4) refleksi. Penelitian yang dilakukan mencakup 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran senam lantai guling depan melalui permainan tiga pos di kelas IV SDN 43  Kota Ternate berdampak positif, hal ini terlihat pada siklus I ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 32,5% sementara pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 93,33%. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II telah mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran senam lantai guling depan melalui permainan tiga pos dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan selisih 60,83%.Kata kunci: Hasil belajar, senam lantai, permainan tiga pos


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Syahril Muhammad ◽  
Mhd. Asikin Kaimudin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku menyimpang sosial pada kalang remaja di Kelurahan Akehuda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian meliputi pimpinan kelurahan (Lurah), Tokoh Masyarakat, Ketua Pemuda, Guru, RT, Ibu/bapak pemilik rumah sewa (indekos). Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian direduksi, dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan sosial ialah bentuk tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai adat dan norma yang berlaku di masyarakat, seperti miras, tawuran, judi, dan narkoba. Adapun faktor penyebab terjadinya perilaku penyimpangan sosial yang di lakukan oleh para remaja di kelurahan Akehuda yaitu Faktor keluarga, pergaulan,  lingkungan, dan pendidikan. Perilaku menyimpang ini telah membawa dampak negatif pada keluarga dan diri sendiri, seperti orang tua di mata masyarakat sangat buruk dan terhina. Dampak dalam diri sendiri pun sangat besar seperti gangguan psikologi dan bahkan ada yang mengalami cacat fisik.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Sofyan M Nur

Pada saat peneliti mengadakan supervisi akademik, ada beberapa hal  yang peneliti temui, diantaranya guru belum mampu mengembangkan Indikator Pencapaian Keberhasilan pada silabus, jika indikator pencapaian keberhasilannya belum mampu dibuat oleh guru, maka akan berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Untuk meningkatkan pemahaman guru tentang pembuatan indikator pencapaian keberhasilan dengan benar, maka melalui pos pelatihan sederhana dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) menjadi salah satu alternatif dan bisa menjadi solusi untuk perbaikan-perbaikannya. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan yang dilakukan melalui empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil pada sikulus I rata-rata pemahaman guru tentang KKO dan penggunaannya dalam pengembangan indikator masih kurang (36%). Demikian juga rata-rata kemampuan guru kelas dalam pengembangan indikator masih kurang (38,50%). Penelitian dilanjutkan ke siklus II, hasilnya terlihat ada rata-rata peningkatan pemahaman mereka (guru) tentang KKO dan penggunaanya dalam pengembangan indikator tersebut, dari 36% menjadi 81%, dan pengembangan indikator dalam penyusunan silabus meningkat, yakni dari rata-rata  38,50% (Siklus I) menjadi 76%. Dan rata rata prosentase aktivitas guru dalam kegiatan pengembangan indikator juga meningkat dari 81,60% (siklus I) menjadi 94% (siklus II). Para guru menyambut baik program kegiatan pengembangan indikator ini dan menyatakan kepuasan dengan kegiatan di forum ini.Kata Kunci: Peningkatan kualitas Guru, indikator pencapaian keberhasilah, Kelompok Kerja Guru (KKG)


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Rusni Hi Ali

Pendidikan adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sumber daya manusia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sumberdaya manusia adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran dikelas dilaksanakan harus berdasarkan rencana yang telah disusun yang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dari guru harusnya diperiksa oleh kepala sekolah. Karena salah satu tugas kepala sekolah adalah Supervisi akademik yang merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu materi yang disupervisi adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrumen perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran. Hasil supervisi akademik terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP di SD Negeri 43 Kota Ternate. Ini terbukti dengan meningkatnya jumlah RPP guru yang baik dari dari siklus 1 ke siklus 2 , dengan peningkatan  31% menjadi 83% setelah supervisi akademik.Kata Kunci: Peningkatan kemampuan guru, supervisi akademik, RPP


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Jainudin Abdullah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Peran guru PPKn dalam membentuk karakter siswa SMAN I Kota Ternate, 2) Kendala yang dihadapi guru PPKn dalam membentuk karakter siswa SMAN I Kota Ternate. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research dimana peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan suatu proses yang terjadi di lapangan. Sedangkan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan Model Miles and Huberman, yang terdiri dari: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (conclusion drawing). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PKn berbasis karakter di SMA N 1 Kota Ternate perencanaan pembelajaran baik, hanya guru masih sedikit kesulitan dalam menetapkan nilai-nilai karakter dan pengembangan bahan ajar tetapi kondisi seperti ini masih bisa diatasi. Pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter sudah sesuai dengan tahap perkembangan kognitif dengan pembelajaran dibagi dalam tiga tahapan, eksplorasi, elaborasi dan Konfirmasi menurut pendapat guru, peserta didik, orang tua peserta didik dan stakeholders bahwa nilai karakter yang sudah membudaya adalah nilai religius dan nilai disiplin.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Irwan Djumat
Keyword(s):  

Demokrasi kini telah menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia. Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan aktifitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Terdapat dua alasan dijadikannya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara, Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarkan negara sebagai organisasi tertingginya. Dalam prakteknya di Indonesia masih terbelenggu oleh demokrasi Islam ataukah Barat. Namun demikian intin dari demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat, baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung arti; pertama, pemerintahan dari rakyat (goverment of the  people) mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate government); kedua, pemerintahan oleh rakyat (goverment by people), yakni suatu pemerintahan yang menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas dorongan dan keinginan sendiri; ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the people), mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document