Monitoring thermal discharge from a nuclear plant through Landsat 8

2016 ◽  
Author(s):  
Difeng Wang ◽  
Delu Pan ◽  
Ji-An Wei ◽  
Fang Gong ◽  
Qiankun Zhu ◽  
...  
2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dewi Miska Indrawati ◽  
Suharyadi Suharyadi ◽  
Prima Widayani

Kota Mataram adalahpusat dan ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Barat yang tentunya menjadi pusat semua aktivitas masyarakat disekitar daerah tersebut sehingga menyebabkan peningkatan urbanisasi. Semakin meningkatnya peningkatan urbanisasi yan terjadi di perkotaan akan menyebabkan perubahan penutup lahan, dari awalnya daerah bervegetasi berubah menjadi lahan terbangun. Oleh karena itu, akan memicu peningkatan suhu dan menyebabkan adanya fenomena UHI dikota Mataram.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kerapatan vegetasi dengan kondisi suhu permukaan yang ada diwilayah penelitian dan memetakan fenomena UHI di Kota Mataram. Citra Landsat 8 OLI tahun 2018 yang digunakan terlebih dahulu dikoreksi radiometrik dan geometrik. Metode untuk memperoleh data kerapatan vegetasi menggunakan transformasi NDVI, LST menggunakan metode Split Window Algorithm (SWA) dan identifikasi fenomena urban heat island. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kerapatan vegetasi mempunyai korelasi dengan nilai LST. Hasil korelasi dari analisis pearson yang didapatkan antara kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai -0,744. Fenomena UHIterjadi di pusat Kota Mataram dapat dilihat dengan adanya nilai UHI yaitu 0-100C. Semakin besar nilai UHI, semakin tinggi perbedaan LSTnya.


Author(s):  
Tayeb Sitayeb ◽  
Ishak Belabbes

Abstract Landscape dynamics is the result of interactions between social systems and the environment, these systems evolving significantly over time. climatic conditions and biophysical phenomena are the main factors of landscape dynamics. Also, currently man is responsible for most changes affecting natural ecosystems. The objective of this work is to study the dynamics of a typical landscape of western Algeria in time and space, and to map the distribution of vegetation groups constitute the vegetation cover of this ecosystem. as well as using a method of monitoring the state of a fragile ecosystem by remote sensing to understand the processes of changes in this area. The steppe constitutes a large arid area, with little relief, covered with low and sparse vegetation. it lies between the annual isohyets of 100 to 400 mm, subjected to a very old human exploitation with an activity of extensive breeding of sheep, goats, and camels. Landsat satellite data were used to mapping vegetation groups in the Mecheria Steppe at a scale of 1: 300,000. Then, a comparison was made between the two maps obtained by a classification of Landsat-8 sensor Operational Land Imager (OLI) acquired on March 18, 2014, and Landsat-5 sensor Thematic Mapper (TM) acquired on April 25, 1987. The results obtained show the main changes affecting the natural distribution of steppe species, a strong change in land occupied by the Stipa tenacissima steppe with 65% of change, this steppe is replaced by Thymelaea microphylla, Salsola vermiculata, lygeum spartum and Peganum harmala steppe. an absence from the steppe Artemisia herba-alba that has also been replaced by the same previous steppes species. The groups with Quercus ilex and Juniperus phoenicea are characterized by a strong regression that was lost 60% of its global surface and transformed by steppe to stipa tenacissima and bare soil.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 521
Author(s):  
Mailendra Mailendra

Integrasi data penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis telah banyak dikembangkan, dan salah satunya dalam melihat perkembangan lahan terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perkembangan lahan terbangun dan kesesuaiannya dengan Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal. Kemudian metode yang digunakan yaitu metode supervised classification dengan memanfaatkan data citra landsat 5 TM dan landsat 8 OLI yang selanjutnya dihitung luas dari masing lahan terbangun berdasarkan data temporal tahun 1990, tahun 2015 dan tahun 2017. Setelah diketahui luas lahan terbangun selanjutnya dioverlay dengan peta rencana pola ruang Kabupaten Kendal untuk melihat sesuai atau tidaknya penempatan lahan terbangun tersebut. Adapun hasil penelitiannya yaitu setiap tahunnya lahan terbangun terus meningkat di Kabupaten Kendal, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam dua tahun terakhir yaitu tahun 2015 hingga tahun 2017. Selanjutnya diperkirakan 88 % lahan terbangun tersebut telah sesuai dengan RTRW karena sudah berada pada kawasan budidaya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document