Media Komunikasi Geografi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

80
(FIVE YEARS 55)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Pendidikan Ganesha

2580-0183, 0216-8138

2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 231
Author(s):  
Isham Jibran ◽  
Sola Tri Astuti ◽  
Fitria Nucifera
Keyword(s):  

Kawasan Perkotaan Yogyakarta mencakup seluruh wilayah Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Sleman serta Bantul. Setiap tahunnya penggunaan lahan mengalami perubahan terutama pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta, disertai dengan perubahan intensitas hujan. Penelitian ini berfokus pada hubungan perubahan penggunaan lahan dengan volume runoff. Perubahan penggunaan lahan diklasifikasikan menggunakan metode unsupervised berdasarkan citra Landsat 5 dan 8 dengan interval 5 tahunan (2008, 2013, dan 2018). Volume runoff maksimum dikalkulasi menggunakan metode SCS-CN. Hubungan kedua hasil tersebut dianalisis dengan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2008 – 2018 luas lahan terbangun meningkat sebanyak 19,5% dari 11.755,6 ha pada tahun 2008 menjadi 14.059,5 ha pada tahun 2018. Volume runoff mengalami peningkatan sebanyak 76,6% dari 7.268,68 m3 pada tahun 2008 menjadi 12.837,63 m3 pada tahun 2018.  Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya signifikansi hasil nilai korelasi dibawah 5% dengan t- hitung lebih besar dari t-tabel. Korelasi Y menunjukkan jika lahan terbangun bertambah 100 ha maka terdapat kenaikan volume runoff sebanyak 76.09 m3. Korelasi Y untuk lahan terbuka jika bertambah 100 ha maka terdapat kenaikan volume runoff sebanyak 59.27 m3. Pada lahan vegetasi, jika luas lahan vegetasi bertambah 100 ha, volume runoff akan bertambah 54 m3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas penggunaan lahan terbangun maka volume runoff juga semakin besar.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 208
Author(s):  
I Kadek Adiana Putra ◽  
I Gede Wardika

Bencana longsor terjadi pada Februari 2017 yang berdampak pada beberapa wilayah diantaranya Banjar Bantas Desa Songan A dan B, Banjar Yeh Mampeh Desa Batur Selatan, Banjar Awan Merta di Desa Awan, Banjar/Desa Sukawana, dan Banjar/Desa Subaya. Lokasi kejadian terparah berada pada Banjar Bantas Desa Songan A dan B serta di Banjar Yeh Mampeh, Dalam penelitian ini, akan dicoba untuk membuat studi analsis potensi bencana tanah longsor pada wlayah kaldera batur purba dengan metode pembobotan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor. Untuk mengetahui potensi longsor di daerah Kaldera Batur Purba, dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif korelatif dan deskriptif kompartif. Meskipun ketiga komponen lainnya memiliki kepekaan yang tinggi terhadap gerakan tanah, curah hujan tahunan yang kecil membuat daerah Kaldera Batur hanya berada pada kelompok sedang. Namun, ketika curah hujan harian atau bulanan mengalami peningkatan drastis, potensi terjadi bencana longsor akan meningkat menjadi sangat tinggi karena faktor penyebab longsor selain curah hujan semuanya termasuk sangat peka terhadap erosi. Oleh karena itu, bencana longsor patut diwaspadai ketika daerah kaldera Batur masuk ke dalam musim hujan. Kejadian ini biasa terjadi sekitar bulan Desember-April.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Bayu Prasetyo Pambudi ◽  
Mangapul Parlindungan Tambunan
Keyword(s):  

Berdasarkan regulasi Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sebuah wilayah perlu memiliki ruang terbuka hijau (RTH) dengan persentase minimal 30% dari total luas kota yang tersedia. Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah yang saat ini dalam upaya meningkatkan luas ruang terbuka hijau. berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Bekasi yang diproyeksikan untuk 2011-2031. Kota Bekasi perlu menyediakan ruang terbuka hijau seluas 6710 ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ruang terbuka hijau yang tersedia di kota Bekasi agar dapat memenuhi persyaratan penataan ruang yang mewajibkan setiap wilayah memiliki ruang terbuka hijau. Data yang digunakan adalah citra satelit Landsat 8, RDTR serta RTRW Kota Bekasi. metode analisis yang digunakan adalah indeks vegetasi dan overlay. hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat sebaran vegetasi di Kota Bekasi pada tahun 2021 mengalami penurunan untuk kategori tinggi dengan luas wilayah 6.889 ha khususnya di Bekasi bagian barat. Persentase RTH eksisting di Kota Bekasi juga mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga 2021 sebesar 8% atau 1.728 ha pada Januari 2021 dan luas RTH yang telah dioptimalkan peruntukannya untuk penataan ruang baru mencapai 2,42% atau seluas 525 ha dengan tipe RTH yang dominan yaitu RTH Kota dan RTH TPU. Persentase ini menunjukkan bahwa belum terjadi peningkatan luas ruang terbuka hijau yang signifikan sejak rancangan RTRW Kota Bekasi diterbitkan pada tahun 2011. overlay antara peta RDTR Kota Bekasi dan RTRW Kota Bekasi dapat membantu untuk mengetahui ruang terbuka hijau yang telah dibangun dengan rancangan awal penyusunan ruang terbuka hijau.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Armandha Redo Pratama ◽  
Sudrajat Sudrajat ◽  
Rika Harini ◽  
Purna Hindayani
Keyword(s):  

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah perairannya lebih luas dibandingkan dengan daratannya. Kondisi ini mengakibatkan faktor distribusi menjadi hal prioritas untuk dapat mencapai ketahanan beras di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan distribusi beras di negara kepulauan memiliki tantangan tersendiri, sehingga diperlukan strategi khusus berdasarkan karakteristik wilayahnya untuk mencapai ketahanan beras. Berdasarkan analisis data dapat diklasifikasikan wilayah berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan beras, serta jarak tempuh pemenuhan berasnya. Berdasarkan analisis menggunakan metode transportasi linier programing dan SWOT dapat diperoleh hasil masing-masing kategori tersebut memiliki strategi yang berbeda, yaitu strategi distributif, defensif, protektif, revolutif, progresif dan variatif. Kajian ini diharapkan mampu menjadi salah satu kajian yang dapat menjadi rekomendasi dalam menentukan kebijakan ketahanan pangan beras dari aspek distribusi.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 247
Author(s):  
Ismi Nuari Puspitaningrum ◽  
Sudrajat Sudrajat ◽  
Andri Kurniawan
Keyword(s):  

Keberagaman potensi unggulan yang ada di kawasan pesisir selatan Kabupaten Purworejo merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan ekonomi. Namun kenyataannya keragaman potensi komoditas unggulan dari sektor pertanian dan non pertanian belum menjadi basis dalam pengelolaan wilayah pesisir, salah satunya tercermin dalam kebijakan pengelolaan pesisir yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di wialyah pesisir selatan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian difokuskan untuk memetakan berbagai jenis komoditas unggulan sebagai basis dalam pengelolaan wilayah pesisir selatan Kabupaten Purworejo berdasarkan kesesuaian lahan. Pada penelitian ini, data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui wawancara expert choice serta observasi lapangan, dan data sekunder yang diperoleh melalui survei institusional. Data-data tersebut diolah dengan metode analisis berupa analisis LQ, Shift share, dan overlay peta kesesuaian lahan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis komoditas unggulan sektor pertanian berupa padi ladang, padi sawah, jagung, ketela rambat, kelapa deres, tebu, jambu mete, kambing, domba, ayam, itik entog, kelinci serta perikanan tambak. Beberapa komoditas unggulan tidak memiliki kelas kesesuaian lahan yang sesuai, namun dengan mengatasi faktor pembatas, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Bachtiar W. Mutaqin ◽  
Mulyadi Alwi ◽  
Natasya Michelle Adalya

Pantai di Desa Parangtritis, Yogyakarta termasuk dalam prioritas pengembangan pariwisata daerah berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 1 tahun 2019 dengan jumlah wisatawan yang mencapai 2,8 juta orang pada tahun 2019. Di sisi lain, data dari BPBD Kabupaten Bantul dan SAR Satlinmas Wilayah III Parangtritis tahun 2009-2015 menunjukkan tingginya jumlah korban arus retas. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya identifikasi dan penyampaian informasi kepada wisatawan terkait dengan keberadaan arus retas di pantai-pantai yang ada di Desa Parangtritis. Identifikasi keberadaan arus retas dilakukan pada dua waktu yang berbeda, yaitu pada musim timur dan musim barat, dengan melakukan interpretasi visual melalui citra satelit dan memperhatikan keberadaan gisik tanduk maupun zona pecah gelombang yang terpotong. Hal tersebut dikarenakan morfologi pantai dapat berubah sebagai respon dari musim yang berdampak pada aktivitas gelombang, arus, dan pasang surut yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis morfologi, morfometri, dan morfoaransemen untuk menemukenali keberadaan, tipe, sirkulasi, dan bahaya arus retas di Pantai Parangtritis. Kemunculan 11 lokasi arus retas pada saat bulan Agustus/musim timur lebih tersebar secara merata di sepanjang pantai di Desa Parangtritis dibandingkan dengan 12 lokasi saat bulan April/musim barat. Arus retas di Desa Parangtritis sangat dinamis sehingga perlu adanya upaya diseminasi informasi bahaya arus retas pada wisatawan dan pelaku wisata sebagai salah satu tindakan mitigasi dan pengurangan risiko bencana di Desa Parangtritis.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 171
Author(s):  
Bela Hidayah ◽  
Choirul Amin
Keyword(s):  

Perilaku belanja sebagian besar masyarakat terus meningkat. Kenyamanan dan kepraktisan mampu membuat masyarakat memilih minimarket sebagai tempat pusat perbelanjaan. Minimarket merupakan pasar swalayan dengan ukuran antara 300-500 m2 dengan jumlah item barang yang dijual cukup besar dan menerapkan system pengambilan barang sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola spasial lokasi minimarket dan menganalisis faktor yang mempengaruhi lokasi persebaran minimarket melalui variabel demografi dan jangkauan pelayanan minimarket di Kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga metode yakni observasi lapangan, observasi data sekunder dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis tetangga terdekat (ANN) dengan bantuan aplikasi Arc GIS 10,3. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola spasial sebaran lokasi minimarket di Kabupaten Klaten adalah mengelompok. Adapun faktor pemilihan lokasi dilihat dari segi demografis dan jangkauan pelayanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembangunan minimarket yang jaraknya berdekatan satu sama lain menyebabkan pola sebaran minimarket mengelompok (clustered). Faktor pemilihan lokasi minimarket dipengaruhi oleh variabel demografi dan jangkauan pelayanan. Faktor demografi yaitu semakin padat penduduknya maka peluang pembangunan minimarket semakin besar. Faktor jangkauan pelayanan belum mampu melayani daerah Kabupaten Klaten dengan radius 300 meter per unit minimarket.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Asdi Tambur ◽  
Iwan Alim Saputra
Keyword(s):  

Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan masyarakat nelayan di Kota Palu pasca bencana di khusukan pada masyarakat nelayan di Kelurahan Panau dan Kelurahan Lere. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 357 keluarga nelayan dengan jumlah sampel sebanyak 71 keluarga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling. teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara, untuk analisis data mengunakan deskriptif kuantitati dengan metode scoring. Tingkat ketahanan pangan masyarakat nelayan pasca bencana di Kelurahan Panau berada pada kondisi tahan pangan dengan persentase 66,67 %, dan kurang tahan pangan 33,33 % di Kelurahan Lere. Tingkat ketahanan masyarakat nelayan berada pada kondisi tahan pangan dengan persentase 63,16 % dan kurang tahan pangan dengan persentase 36,84%. Sehingga dapat disimpulkan ketahanan pangan masyarakat nelayan pasca bencana di Kota Palu termasuk dalam kategori rumah tangga tahan pangan.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Feris Adisca Nugraha ◽  
Westi Utami

Tanah sebagai aset krusial memerlukan pengelolaan yang transparan, berkelanjutan, dan terintegrasi. Untuk mendukung pengelolaan tersebut dibutuhkan sistem informasi agar memberikan kemudahan dalam mengelola basis data pertanahan. Penelitian ini bertujuan menyusun sistem informasi penggunaan tanah berbasis bidang sebagai salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan. Metode penelitian dilakukan secara spasial untuk memetakan bidang tanah dan penggunaan tanah, sementara research and development digunakan untuk membangun Sistem Informasi penggunaan tanah berbasis bidang. Data bidang tanah diperoleh melalui Geo-KKP dan data persil PBB, sementara data penggunaan tanah diperoleh melalui interpretasi citra Pleiades. Hasil penelitian menunjukkan citra Pleiades mampu memberikan kemudahan dalam menyajikan peta bidang tanah secara lengkap, menjadi basemap/kontrol dalam menyusun peta bidang tanah dan menyediakan informasi penggunaan tanah secara detail.  Hasil kajian juga menunjukkan sistem informasi yang dibangun mampu mempermudah penyajian data penggunaan tanah berbasis bidang serta informasi lain terkait obyek dan subyek tanah. Sistem informasi ini dapat dimanfaatakan sebagai dasar dalam menyusun kebijakan berbasis persil seperti penyusunan Zona Nilai Tanah berbasis bidang, penyusunan Rencana Detail Tata Ruang maupun penyusunan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 155
Author(s):  
Janati Prariyadiyani ◽  
Andri Kurniawan ◽  
M. Baiquni

Seiring pesatnya kemajuan teknologi transportasi yang terjadi sejak abad ke-20, jalan tol menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Di sisi lain, kebutuhan lahan untuk pembangunan jalur tol dan sarana pendukung lainnya, begitu pula perubahan pada jaringan jalan yang sudah ada, tidak dapat meniadakan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu dampak yang harus diperhitungkan akibat pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta di wilayah Kecamatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada hubungannya dengan potensi arkeologi yang dimiliki kecamatan ini.Sejumlah tinggalan arkeologi Periode Klasik berupa candi Hindu atau Buddha yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya (CB) belum menggambarkan keseluruhan potensi yang ada. Banyak data yang masih terkubur mengingat bahwa setiap candi pasti memiliki komponen pendukung di dalam lingkungan binaan masa lalu. Komponen tersebut dapat berupa sisa bangunan lain struktur, maupun temuan lepas yang terkubur oleh material hasil erupsi Gunung Merapi selama ratusan tahun. Artikel ini berusaha memprediksi dampak positif dan negatif pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta terhadap seluruh potensi arkeologi berdasarkan tiga kriteria, yakni: terdampak langsung (oleh pembangunan jalan tol dan fasilitas pendukung), terdampak tidak langsung (oleh perkembangan jalan lain), dan tidak terdampak. Melalui analisis keruangan masing-masing kriteria tersebut dipetakan sebagai hasil penelitian yang bersifat prediktif. Beberapa rekomendasi dirumuskan sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait yang bergerak di bidang penelitian, pelestarian warisan budaya, serta pemerintah daerah setempat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document